25
BAB II PENGATURAN DAN PROSES PEMBERIAN JAMINAN HUTANG DENGAN
HAK TANGGUNGAN ATAS HAK MILIK SATUAN RUMAH SUSUN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG
RUMAH SUSUN A. Ruang Lingkup Rumah Susun dan Satuan Rumah Susun
1. Sejarah Perkembangan Rumah Susun
Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata, sebagai salah satu usaha untuk
mengisi cita-cita perjuangan bangsa Indonesia bagi terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Adapun salah satu
unsur pokok kesejahteraan rakyat adalah terpenuhinya kebutuhan akan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga Negara Indonesia dan
keluarganya sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
40
Pembangunan perumahan merupakan salah satu unsur yang penting dalam strategi pengembangan wilayah yang menyangkut aspek-aspek yang luas dibidang
kependudukan, dan berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan kehidupan sosial dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional. Hal tersebut dikarenakan
perumahan adalah masalah nasional yang bersinggungan langsung dengan seluruh wilayah tanah air terutama wilayah perkotaan yang berkembang pesat.
41
40
Herman Hermit, Komentar atas Undang-undang Rumah Susun UU No. 16 Tahun 1985 Dalam Perspektif Isu-isu Strategis Periode 2007-2011,
Cetakan ke-I, Bandung: Mandar Maju, 2009, hal. 4.
41
Ibid.
25
Universitas Sumatera Utara
26
Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bagian menimbang point c, bahwa:
“Pemerintah perlu lebih berperan dalam menyediakan dan memberikan kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan permukiman bagi
masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang berbasis kawasan serta keswadayaan masyarakat sehingga merupakan
satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup
sejalan dengan semangat demokrasi, otonomi daerah, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.”
Pemerintah dalam melakukan berbagai upaya guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan, terutama di daerah-daerah yang berpenduduk padat dan
tersedianya tanah
sangat terbatas
tersebut, kemudian
dapat melaksanakan
pembangunan perumahan dengan menggunakan sistem rumah susun yang merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan permukiman
karena pembangunan rumah susun dapat mengurangi penggunaan tanah, membuat ruang terbuka dalam perkotaan dan mengurangin daerah kumuh.
Sistem pembangunan rumah susun dapat dikatakan bukan merupakan sesuatu yang baru lahir, hal ini dikarenakan pembangunan rumah susun sudah ada bahkan
sejak ribuan tahun sebelum masehi, terutama pada masa-masa dimana telah mulai dikenal adanya hak milik pribadi, hak milik bersama dan pada saat masyarakat mulai
mengenal perpaduan antara kedua hak milik tersebut.
42
Suatu bukti bahwa sistem rumah susun sudah dikenal sejak dahulu yaitu terlihat pada bangsa Dravida yang berwilayah di daerah dataran tinggi Dekhan dan
42
A. Ridwan Halim, Hukum Kondominium dalam Tanya Jawab, Cetakan ke-1, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988, hal. 22.
Universitas Sumatera Utara
27
sekitarnya. Bangsa Dravida sudah menerapkan sistem rumah susun tersebut, yaitu mereka membangun dua buah kota yakni Mohenjo daro dan Harapa dilembah sungai
Lindus, jauh sebelum masuknya bangsa Aria yang mengembara dari asal mereka di Persia dan datang ke Hindustan pada sekitar tahun 1500 sebelum masehi ke daerah
Dekhan tersebut.
43
Berbagai reruntuhan kota serta fosil-fosil yang kemudian diketemukan membuat para ahli sejarah dan budayawan berpendapat bahwa bangsa Dravida ini
sudah memiliki tingkat peradaban hidup yang tinggi pada zamannya dan kebudayaan mereka juga sudah sangat maju pada saat itu. Prasasti-prasasti yang bertuliskan
piktograf juga memperlihatkan bahwa salah satu cabang kebudayaan mereka yang
paling pesat pada saat itu adalah kebudayaan dalam hal pembangunan.
44
Kota Mohenjo Daro dan Harapa merupakan suatu bukti konkrit yang memperkuat kesimpulan mengenai eksistensi rumah susun. Kedua kota ini benar-
benar dibangun sebagai kota-kota yang baik dengan sistem pembangunan yang teratur yakni adanya jalan yang lurus, pemukiman yang tertata dengan baik, bahkan
dilengkapi dengan tempat hiburan dan pemandian umum yang dibangun dengan sangat indah di taman Mohenjo Daro. Adapun salah satu wujud tertatanya sistem
permukiman itu adalah terdapat pembangunan gedung-gedung bertingkat yang
43
Ibid , hal. 183.
44
Ibid , hal. 23.
Universitas Sumatera Utara
28
menjadi tempat tinggal, meskipun jumlah tingkat bangunan pada gedung tersebut masih sedikit dan sangat sederhana.
45
Penemuan arsitektur yang menggambarkan munculnya pembangunan dengan sistem rumah susun kemudian di jumpai di Romawi Timur, yaitu mulai zaman
kejayaan Bizantium sampai dengan jatuhnya Kota Istanbul ke tangan Bangsa Turki pada tahun 1453. Bangsa Turki sendiri dalam sejarah kebudayaannya ternyata banyak
juga meresepsi pola-pola kebudayaan yang universal dari Negara Romawi yang berhasil ditundukannya itu, yaitu antara lain dalam hal kebudayaan mendirikan
bangunan.
46
Sejarah juga kemudian membuktikan bahwa Hukum Rumah Susun terus- menerus berkembang seiring dengan majunya pembangunan gedung-gedung
bertingkat pada kelima benua di dunia, terutama Eropa dan Amerika yang sudah mengalaminya sejak awal dan lebih dahulu dari pada ketiga benua lainnya yang baru
kemudian menyusul pula, dan secara implisit termasuk Negara kita yaitu Indonesia.
47
Pertumbuhan dan perkembangan rumah susun yang terjadi diberbagai Negara tersebut pada dasarnya dikarenakan melihat bahwa terbatasnya ketersediaan tanah
sebagai tempat mendirikan bangunan, sementara jumlah manusia yang mendiami dan mempergunakan tanah tersebut semakin bertambah. Adapun dalam kata lain bahwa
terbatasnya benda pemenuh kebutuhan hidup manusia dibandingkan dengan jumlah kebutuhan yang terus berkembang.
45
Ibid .
46
Ibid , hal. 184.
47
Ibid , hal. 186.
Universitas Sumatera Utara
29
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menanggulanginya maka harus dengan cara dan metode tertentu. Seperti di Negara Australia misalnya, disamping
dikenal cara pembagian tanah secara vertikal, di Negara tersebut juga menggunakan cara lain untuk membagi tanah yaitu secara horizontal. Adapun Undang-undang
Anglo-Australia membagi secara horizontal yang mana ruang udara diatas tanah yang
sebenarnya dibagi menjadi strata-horizontal, yaitu tingkat keatas dari suatu bangunan dan ruang udara didalamnya dapat dipisahkan dari tanah dimana bangunan itu berdiri
dan dianggap sebagai real property.
48
Perkembangan mengenai pembangunan rumah susun juga terlihat di Inggris yaitu lahirnya istilah strata title dalam Undang-undang Inggris yang ada sejak
pertengahan pertama abad ke-17.
49
Adapun berdasarkan hal tersebut dan dengan berbagai perkembangan yang terjadi, akan semakin terlihat adanya eksistensi rumah
susun ditengah-tengah kehidupan dan dengan mengenal pembangunan dengan sistem rumah susun tersebut berbagai manfaat kemudian dapat diambil baik bagi individu
maupun kelompok masyarakat diberbagai Negara.
2. Undang-Undang Tentang Rumah Susun