Melaksanakan parate executie Melaksanakan Penjualan Melalui Pelelangan Umum Berdasarkan Titel

105 Pemegang Hak Tanggungan yang pertama tidak perlu meminta persetujuan terlebih dahulu dari pemberi Hak Tanggungan dan atau tidak perlu pula meminta penetapan Ketua Pengadilan Negeri setempat untuk melakukan eksekusi tersebut. Pemegang Hak Tanggungan yang pertama cukup mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Lelang Negara setempat untuk melakukan pelelangan umum terhadap eksekusi tersebut.

E. Proses Eksekusi Hak Tanggungan atas Satuan Rumah Susun

Suatu eksekusi jaminan terhadap Hak Tanggungan, pada umumnya merupakan eksekusi yang diakhiri dengan pembayaran sejumlah uang yang mana bersumber dari suatu perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok atau dikarenakan debitur yang cidera janji sehingga diharuskan membayar ganti kerugian atau bahkan dapat juga dikarenakan perbuatan melawan hukum. Kesemuanya pada dasarnya disebabkan oleh adanya suatu kewajiban untuk melakukan pelunasan utang. Berdasarkan Pasal 20 UUHT terdapat dua kemungkinan yang dapat dilakukan kreditur terhadap objek Hak Tanggungan apabila seorang debitur cidera janji yaitu:

1. Melaksanakan parate executie

Pengertian parate executie yaitu merupakan suatu pelaksanaan eksekusi tanpa melalui bantuan pengadilan, yang mana apabila debitur cidera janji maka kreditur berhak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui Universitas Sumatera Utara 106 pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang- undangan untuk pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. 114 Proses pelaksanaan melalui parate executie yaitu berdasarkan ketentuan Pasal 224 HIR dan Pasal 6 UUHT didahului dengan meminta fiat eksekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri yang mana berdasarkan permintaan tersebut Ketua Pengadilan Negeri kemudian melaksanakan penjualan lelang.

2. Melaksanakan Penjualan Melalui Pelelangan Umum Berdasarkan Titel

Eksekutorial Yang Terdapat Didalam Sertifikat Hak Tanggungan Pelelangan umum disini diharapkan dapat menjadikan harga yang paling tinggi untuk satuan rumah susun sebagai objek Hak Tanggungan, yang dari hasil penjualan tersebut, kreditur berhak mengambil pelunasan piutangnya. Apabila hasil penjualan itu lebih besar dibandingkan piutang tersebut, maka sisanya akan menjadi milik pemberi Hak Tanggungan. Hal ini adalah merupakan perwujudan dari kemudahan yang telah disediakan oleh UUHT bagi para krediturnya sebagai pemegang Hak Tanggungan atas hak milik satuan rumah susun sebelum diadakannya eksekusi terhadap satuan rumah susun tersebut. Adapun apabila dalam APHT diperjanjikan bahwa pemegang Hak Tanggungan berhak menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri, maka penjualan lelang dapat dilakukan tanpa campur tangan pengadilan, yang mana 114 Rachmadi Usman, Op. Cit, hal. 130. Universitas Sumatera Utara 107 pemegang Hak Tanggungan dapat langsung meminta pelaksanaan penjualan kepada kantor lelang atau pejabat lelang. Pada penjualan melalui pelelangan umum diperkirakan tidak akan menghasilkan harga yang tertinggi, maka terhadap hal tersebut dimungkinkan melakukan eksekusi melalui penjualan secara bawah tangan. Penjualan bawah tangan adalah dimaksudkan untuk mempercepat penjualan objek Hak Tanggungan dengan harga penjualan tertinggi yang menguntungkan semua pihak. Hambatan apabila melalui Kantor Lelang Negara kadang terjadi akibat ketidakberwenangan mengosongkan objek Hak Tanggungan pada waktu eksekusi Hak Tanggungan tersebut, kecuali apabila dalam APHT telah diperjanjikan bahwa pemberi Hak Tanggungan akan mengosongkan objek Hak Tanggungan pada waktu eksekusi dilaksanakan.

3. Penjualan di Bawah Tangan oleh Pemegang Hak Tanggungan