6
3 The degree speaker and associated with the required expenditure of
goods or services adalah skala peringkat tindak tutur atau sering pula disebut dengan rank rating didasarkan atas kedudukan relatif tindak
tutur yang satu dengan tindak tutur lainya Rahardi, 2005: 68 dan 69. Berdasarkan teori di atas setiap penggunaan bahasa memiliki aturan tata
bahasanya agar mudah dipelajari, dipahami, dan diikuti. Dengan demikian hubungan komunikasi dapat terjalin dengan baik sesuai dengan maksud dan tujaun yang akan
di sampaikan terhadap penutur. Terutaman terhadap masyarakat penutur selanjutnya agar tetap menjaga kelestarian bahasanya.
1.2 Rumusan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan agar pembahasan dapat lebih terarah dan fokus terhadap masalah yang dikaji. Adapun batasan masalah
tersebut sebagai berikut: 1.
Bagaimana ciri-ciri sintaksis kalimat tanya bahasa Melayu dialek Langkat ?
2. Bagaimana struktur kalimat tanya dalam bahasa Melayu dialek langakat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui ciri – ciri kalimat tanya dalam bahasa Melayu dialek Langkat.
2. Untuk mengetahui struktur kalimat tanya dalam bahasa Melayu dialek
Langkat.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk menanbah khanzanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang
sintaksis.
2. Agar bahasa Melayu dialek Secanggang dapat terus dipertahankan.
3. Menunjang pelaksanaan program pemerintah dalam upaya pelestarian
bahasa daerah sebagai salah satu sumber pengembangan kosa kata bahasa Indonesia.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kepustakaan yang Relevan
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dan jurnal. Hasil suatu karya ilmiah bukanlah pekerjaan yang mudah dipertanggung
jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya dengan yang diteliti.
Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini antara lain: Batu 1998 dalam skripsi berjudul “Jenis-Jenis Kalimat dalam bahasa
Melayu Tamiang di Kecamatan Karang Baru” memaparkan bahwa kalimat
dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya yaitu:
1 Dari segi jumlah dan jenis klausa.
Kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 2
Dari segi internal Kalimat sempurna dan tak sempurna.
3 Kalimat dari segi respon yang diharapkan 4 Kalimat dipandang dari segi aktor dan aksi.
5 Kalimat dari segi ada atau tidaknya unsur negativ pada frase verbal. 6 Kalimat dipandang dari segi kesederhanaan dan kelengkapan dasar.
7 Kalimat dipandang dari segi posisi dan percakapan.
9
Selanjutnya Pangi 2014 dalam skripsi yang berjudul ”Kalimat Tanya Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Loloda Suatu Analisis Kontrastif ” menjelaskan
mengenai persamaan dan perbedaan dari kedua bahasa tersebut: Persamaan kedua bahasa ini yaitu:
a. Keduanya memiliki bentuk kalimat tanya ya atau tidak
b. Kalimat tanya dari kedua bahasa memiliki fungsi yang sama.
Perbedaanya yaitu: a.
Pada penempatan kata tanya.
b. Kalimat tanya bahasa Inggris memiliki kalimat tanya dengan akhiran kata.
c. Bentuk kalimat tanya.
d. Penggunaan kata tanya “who”.
Tandy 2011 dalam skripsi yang berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin” menjelaskan tentang persamaan dan
perbedaan dalam kedua bahasa tersebut yaitu: terdapat empat persamaan dan tiga perbedaan bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Persamaanya adalah kedua bahasa
tersebut memiliki lima macam kalimat tanya dan kesemuanya mempunyai makna yang sama dengan membutuhkan jawaban yang sama. Kemudian perbedaan yang
ditemukan adalah penggunaan kata bantu kalimat tanya dalam bahasa Inggris tergantung tenses, dalam bahasa Mandarin tidak. Akan tetapi perbedaan yang
ditemukan di dalam kalimat bahasa Inggris bahwa penggunaan kata kerja bantu diletakkan sebelum subjek. Sementara di dalam bahasa Mandarin kata bantu
diletakkan setelah subjek.
10
Lubis 2002 dalam tesis yang berjudul “Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandailing: Analisis Sintaksis”. Penelitian tersebut menjelaskan tentang ciri-ciri
kalimat tanya dan struktur kalimat tanya dalam bahasa Mandailing. Adapun penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Penulis mengkaji
kalimat tanya dalam bahasa Melayu dialek Langkat. Penelitian ini difokuskan pada ciri-ciri kalimat tanya dan struktur kalimat tanya bahasa Melayu dialek Langkat.
Kalimat tanya bahasa Melayu dialek Langkat desa Secanggang ini ditandai dengan penggunaan dialek “e”. Sejauh ini, penulis menemukan kurangnya penelitian tentang
kajian tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas kajian ini agar dialek tersebut dapat diketahui oleh masyarakat luas dan dapat dilestarikan sebagai
wujud keanekaragaman dialek bahasa di Indonesia.
2.2 Landasan Teori