Indikator Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional

` 3. Orang yang memiliki kecakapan dalam kewaspadaan, antara lain: a. Memenuhi komitmen dan mematuhi janji b. Bertanggung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan mereka c. Terorganisasi dan cermat dalam bekerja 4. Orang yang memiliki kecakapan Adaptabilitas, antara lain ; a. Terampil menangani beragamnya kebutuhan, bergesernya prioritas dan pesatnya perubahan b. Siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan diri dengan keadaan c. Luwes dalam memandang situasi. 45 c. Memotivasi diri sendiri Memotivasi diri adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. Sementara itu untuk unsur yang berkaitan dengan motivasi dalam kecakapa emosi melahirkan kecakapan yang meliputi dorongan berprestasi, komitmen dan optimisme. Akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Orang yang memiliki kecakapan dorongan untuk berprestasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Berorientasi kepada hasil, dengan semangat juang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar b. Menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan c. Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidak pastian dan mencari cara yang lebih baik 45 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, cet ke-3, hal.88 ` d. Terus belajar untuk meningkatkan kinerja mereka. 2. Orang yang memiliki kecakapan dalam Komitmen, mempunyai karakter sebagai berikut: a. Siap berkorban demi pemenuhan sasaran perusahaan yang lebih penting b. Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar c. Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan dan penjabaran pilihan-pilihan d. Aktif mencari peluang guna memenuhi misi kelompok. 3. Optimisme, adalah mereka yang mempunyai keterampilan berikut: a. Tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan dan kegagalan b. Bekerja dengan harapan untuk sukses, bukannya takut gagal c. Memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan pribadi. 46 d. Empati Empati berarti merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. 47 Menurut teori Titchner, dalam Hamzah B. Uno empati berasal dari semacam peniruan secara fisik atas beban orang lain, yang kemudian menimbulkan perasaan yang serupa dalam diri seseorang. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. 48 46 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, cet ke-3, hal.89 47 Ibid., hal:85 48 Ibid., hal:74 ` Berkaitan dengan unsur empati dalam kecerdasan emosi, yang meliputi: memahami orang lain, pengembangan orang lain, dan mengatasi keragaman. Goleman menjelaskan pula dengan rinci. 1. Dalam memahami orang lain, mereka memiliki keterampilan sebagai berikut: a Memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkannya dengan baik b Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain c Membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain 2. Orang yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan orang lain adalah orang yang: a. Mengakui dan menghargai kekuatan, keberhasilan dan perkembangan orang lain b. Menawarkan umpan balik yang bermanfaat dan mengidentifikasi kebutuhan orang lain untuk berkembang c. Menjadi mentor, memberikan pelatihan pada waktu yang tepat, dan penugasan yang menantang serta memaksakan dikerahkannya keterampilan seseorang 3. Orang yang memiliki kecakapan mendayagunakan keragaman adalah mereka yang: a. Hormat dan mau bergaul dengaan orang-orang dari berbagai latar belakang b. Memahami beragamnya pandangan dan peka terhadap perbedaan antar kelompok c. Memandang keragaman sebagai peluang, menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua orang sama-sama maju kendati berbeda-beda ` d. Berani menentang sikap membeda-bedakan dan intoleransi 49 e. Keterampilan Sosial Keterampilan sosial yaitu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan- keterampilan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan dan mampu untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. 50 Keterampilan sosial atau yang disebut dengan hubungan antar sesama manusia, bahwa persaudaraan antar sesama manusia itu terletak pada upaya yang sungguh-sungguh dan terus menerus dalam membina kekuatan dalam prinsip-prinsip akhlak, prinsip kebenaran, kejujuran, ketaqwaan, saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi dan lain- lain. Dengan mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar secara terus menerus merupakan upaya pokok dalam membina hubungan antar sesama manusia yang sesuai dengan sunnah dan petunjuk Allah serta rasulNya Muhammad SAW. 51 Dalam firman Allah surat Al- Hujurat ayat 10 di sebutkan :             “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” QS. Al-Hujurat : 10 52 Hubungan antara manusia dengan manusia adalah persaudaraan karena Allah karena ingin menjadikan diri sebagai Rahmatan Lil ‘Alamiin. Rasa persaudaraan atau hubungan sesama manusia di jalan 49 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, cet ke-3, hal.90 50 Ibid., hal:85 51 Zuardin Azzaino, Asas-asas Sosiologi Ilahiah, Jakarta : Pustaka Al-Hidayah, 1990, cet ke-1, hal. 36 52 Ibid., hal. 33 ` Allah adalah kekuatan pengikat kelompok yang paling kuat dan abadi. Persaudaraan itu berarti saling membantu dan membebani seseorang hanya sekedar sesuai dengan kemampuannya yakni saling menghormati, menghargai, dan menyayangi. 53 Dan pada pembahasan terakhir yang berkaitan dengan unsur keterampilan sosial dalam kecerdasan emosional adalah komunikasi dan pengaruh, kepemimpinan dan katalisator perubahan, pengikat jaringan dan kemampuan tim. Goleman juga menjelaskan secara lebih luas yaitu : 1. Komunikasi, orang yang memiliki kecakapan komunikasi adalah mereka yang memiliki kemampuan berikut: a. Efektif dalam memberi dan menerima, menyertakan isyarat emosi dalam pesan-pesan mereka. b. Menghadapi masalah-masalah sulit tanpa ditunda c. Mendengarkan dengan baik, berusaha saling memahami, dan bersedia berbagi informasi secara utuh d. Menggalakkan komunikasi terbuka dan tetap bersedia menerima kabar buruk sebagaimana kabar baik. 2. Pengaruh, orang yang memiliki kecakapan pengaruh adalah mereka yang: a. Terampil dan persuasi b. Menyesuaikan presentasi untuk menarik hati pendengar c. Menggunakan strategi yang rumit seperti memberi pengaruh tidak langsung untuk membangun konsensus dan dukungan d. Memadukan dan menyelaraskan peristiwa-peristiwa dramatis agar menghasilkan sesuatu secara efektif. 3. Kepemimpinan, adalah mereka yang: 53 Ibid., hal. 37 ` a. Mengartikan dan membangkitkan semangat untuk meraih visi serta misi bersama b. Melangkah di depan untuk memimpin apabila diperlukan, tidak peduli sedang di mana c. Memandu kinerja orang lain namun tetap memberikan tanggung jawab kepada mereka d. Memimpin melalui teladan. 3. Orang yang memiliki katalisator perubahan, adalah mereka yang mempunyai kecakapan berikut: a. Menyadari perlunya perubahan dan dihilangkannya hambatan b. Menantang status quo untuk menyatakan perlunya perubahan c. Menjadi pelopor perubahan dan mengajak orang lain ke dalam perjuangan itu d. Membuat model perubahan seperti yang diharapkan oleh orang lain. 4. Pengikat jaringan, adalah mereka yang memiliki kkemampuan berikut: a. Menumbuhkan dan memelihara jaringan tidak formal yang meluas b. Mencari hubungan yang saling menguntungkan c. Membangun hubungan saling percaya dan memelihara keutuhan anggota d. Membangun dan memelihara persahabatan pribadi di antara sesama mitra kerja. 5. Orang yang memiliki kecakapan dalam kemampuan tim adalah mereka yang: a. Menjadi teladan dalam kualitas tim seperti respek, kesediaan membantu orang lain dan kooperasi ` b. Mendorong setiap anggota tim agar berpartisipasi secara aktif dan penuh antusiasme c. Membangun identitas tim, semangat kebersamaan, dan komitmen. 54 Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator kecerdasan emosional memiliki keterampilan seseorang dalam mengelola emosi dalam perasaan sendiri maupun orang lain dan memiliki memotivasi dalam dirinya, sehingga dapat melahirkan pengaruh dalam memahami dan kemampuan merasakan serta menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Dari indikator kecerdasan emosional tersebut penulis menggunakannya untuk mengembangkan instrumen penelitian.

3. Pengembangan Kecerdasan Emosional

Kajian tentang perkembangan emosional dalam bidang psikologi masih relatif baru. Apakah emosional dipelajari atau ditentukan sebelumnya secara biologis, atau apakah anak dapat melakukan manajemen terhadap pengalaman dan perilaku emosionalnya. Dalam perspektif Islam, segala macam emosi dan ekspresinya, diciptakan oleh Allah untuk membentuk manusia yang lebih sempurna. Dalam Al- Qur’an dinyatakan :           Artinya : “Dan bahwasannya Dialah yang menjadikan manusia tertawa dan menangis, dan bahwasannya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.” QS. Al-Najm : 43-44 Al- Qur’an dan Hadis banyak membahas tentang ekspresi emosi manusia. Berbagai ekspresi emosi dasar manusia, mulai dari kesedihan, kemarahan, ketakutan, dan lain-lain diungkapkan dengan bahasa yang indah 54 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, cet ke-3, hal.91 ` dalam Al- Qur’an dan Hadis. Emosi lain yang lebih kompleks, seperti malu, sombong, bangga, iri hati, dengki, penyesalan, dan lain-lain juga terangkaikan dalam berbagai kalimat. Demikian juga tentang cinta dan benci. 55 Kemampuan mengontrol emosional diperolehnya melalui peniruan dan latihan pembiasaan. Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana emosinya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat. Sebaliknya, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang terkontrol seperti : marah-marah, mudah mengeluh, kecewa dan pesimis dalam menghadapi masalah, maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil atau kurang sehat. 56 Ada beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan emosional EQ yang dirumuskan oleh John Gottman, yaitu : Langkah Pertama : Menyadari emosional anak, dalam menyadari emosional anak ini agar orang tua merasakan apa yang dirasakan oleh anaknya. Oleh karena itu orang tua dapat sadar secara emosional dan dengan demikian siap menjadi pelatih emosi bagi anak-anaknya. Kesadaran emosional hanyalah berarti kita mengenali kapan kita merasakan suatu emosi, dapat mengidentifikasi perasaan kita, dan peka terhadap hadirnya emosi dalam diri orang lain. Langkah Kedua : Mengakui emosi sebagai kesempatan, maksudnya dalam meraih kesempatan entah kesempatan itu berwujud dari sebuah nilai matematika yang buruk, atau pengkhianatan seoarang teman, pengalaman- pengalaman negatif semacam itulah dapat berguna sebagai peluang yang baik sekali untuk berempati, untuk membangun kedekatan dengan orang lain, dan untuk membantu cara-cara menangani perasaan mereka itu. 55 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008, cet ke-2, hal. 161 56 Syamsu Yusuf, Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Rajawali Pers, 2011, cet ke-1, hal.63-64 ` Langkah Ketiga : Mendengarkan dengan empati, yaitu menggunakan mata mereka untuk mengamati petunjuk fisik emosi-emosi seseorang. mereka menggunakan imajinasi mereka untuk melihat situasi tersebut dari titik pandang seseorang itu. Tetapi yang paling penting mereka menggunakan hati mereka untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh seseorang. Langkah Keempat : Membantu menemukan solusi, ada beberapa tahap dalam proses memecahkan masalah yaitu; menentukan batas-batas sasaran, memiliki pemecahan masalah yang mungkin, mengevaluasi pemecahan masalah yang disarankan, dan memilih satu pemecahan masalah. Kita dapat membantu seseorang melalui tahap tersebut. Tetapi terkadang seseorang dapat memecahkan masalah dengan pengalaman Langkah Kelima : Menjadi teladan, adalah tindakan ampuh dan efektif yang dapat dilakukan oleh seorang pengembang atau pelatih emosi. Keteladanan dapat mempengaruhi perilaku dan tindakan tanpa banyak kata-kata.secara umum seseorang lebih senang melihat teladan daripada banyak diceramahi panjang lebar. 57 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan kecerdasan emosional dapat dilakukan dengan menyadari emosionalnya sendiri, dapat melihat dari apa yang dirasakan oleh orang lain, dapat menemukan solusi atau memecahkan masalah serta dapat menjadi contoh bagi orang lain, itu semua dilakukan agar dapat mengembangkan emosional yang ada pada dirinya sendiri.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Di bawah ini merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional secara umum terdiri dari dua macam, yaitu : 58 57 Agus Nggermanto, Quantum Quotient Cara Praktis Melejitkan IQ, EQ, SQ yang harmonis, Bandung: Nuansa, 2001, hal. 102 58 Ardi Djaja, Artikel diakses pada hari rabu tanggal 12 Maret 2014 dari http:ard- cerdasnet.blogspot.com201301faktor-faktor-dan-aspek-yang mempengaruhi kecerdasan emosional.html `

a. Faktor Keturunan

Orang tua merupakan orang yang pertama kali berperan dalam pembentukan pribadi anak, manakala orang tua memiliki latar belakang dan pribadi yang baik, maka langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada pribadi anak begitupun sebaliknya.

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional terdiri dari 3 macam, yaitu : 1 Lingkungan keluarga, Adapun lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang diantaranya adalah : nilai-nilai dalam keluarga, cara orang tua mendidik anak, teladan yang diberikan orang tua kepada anak, dan keharmonisan keluarga. 2 Lingkungan sekolah, Adapun lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang diantaranya adalah : suri tauladan yang diberikan oleh guru, materi pendidikan yang diberikan, teman sekolah, peraturan atau tata tertib sekolah. 3 Lingkungan masyarakat, Adapun lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang diantaranya adalah : budaya atau adat istiadat setempat, dan teman sepermainan Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

5. Pengukuran Kecerdasan Emosional

Adapun cara-cara yang digunakan untuk menghitung EQ yaitu : a. Diantara teknik yang digunakan untuk menghitung EQ adalah EQ-I Emotional Quotient Inventory. Teknik ini ditemukan oleh Dr. Reuven Baron sejak seabad lalu. Ini adalah ujian yang dilakukan sendiri oleh si peserta ujian. Caranya, seseorang menjawab sendiri daftar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: Studi Penelitian di Kelas XI SMA PGRI 109 Tangerang

2 10 112

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Hubungan kecerdasan emosional dengan akhlakul karimah siswa di MTS. Al-Hidayah Bekasi

0 10 98

Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Smp Muhammadiyah 17 Ciputat

1 48 98

Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Berasrama Dengan Nonasrama Di Smp Kharisma Bangsa Tangerang Selatan

6 45 123

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PAI (Penelitian Korelasional pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Arco Bojongsari Depok)

0 8 97

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 METROTAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 76

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

1 2 20

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Ngemplak Boyolali.

0 0 16

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode074

0 0 3