1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sekolah sering dijadikan tumpuan utama masyarakat dalam menilai berhasil tidaknya pendidikan. Keberhasilan atau prestasi belajar siswa hanya sering dilihat
sebagai kesuksesan dan keunggulan pihak sekolah semata. Sebaliknya, kegagalan atau rendahnya kualitas siswa sering dilihat sebagai ketidakmampuan pihak
sekolah menyelenggarakan proses pendidikan. Dengan kata lain masyarakat banyak beranggapan bahwa sekolah adalah landasan dasar kualitas pendidikan.
Pernyataan legal formal tersebut menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya bertumpu dan menjadi tanggung jawab sekolah, yang sebagian besar
diselenggarakan oleh pemerintah. Peran serta aktif masyarakat dan keluarga sangat dibutuhkan dan menentukan keberhasilan pendidikan.
Setiap manusia mempunyai cita-cita untuk sukses didalam hidupnya. Salah satu cara untuk menggapai cita-citanya tersebut adalah dengan belajar di sekolah.
Untuk menggapai cita-cita dibutuhkan suatu dorongan atau keinginan yang kuat, dan daya dorong atau keinginan yang kuat yang ada di dalam diri manusia itulah
yang disebut dengan motivasi. Motivasi yang terdapat di dalam diri manusia menyebabkan ia berusaha dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan
yang ingin dicapai.
2
Para ahli mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya tetap sama, yakni sebagai suatu pendorong
yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Didalam buku Psikologi belajar menyatakan bahwa :
Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Oemar
Hamalik, 1992 : 173. Motivasi terkait dengan semua aktifitas manusia, misalnya motivasi bekerja,
motivasi untuk hidup dan motivasi belajar, dalam hal ini penulis ingin meneliti tentang motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan syarat mutlak untuk belajar,
memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar.
Motivasi belajar tidak hanya menjadi pendorong untuk mencapai hasil yang baik tetapi mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat
pemahaman dan pengembangan dari belajar. Dengan motivasi belajar, setiap pelajar memotivasi dirinya untuk belajar bukan hanya untuk mengetahui tetapi
lebih kepada untuk memahami hasil pembelajaran tersebut. Motivasi belajar di antaranya dipengaruhi oleh lingkungan tempat dimana
pelajar itu melakukan proses pembelajaran, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggalnya, dan lingkungan sekolah tempat pelajar menuntut ilmu. Dalam
hal ini penulis ingin melihat peran dari lingkungan yaitu lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa. Dalam kaitannya dengan lingkungan pembelajaran
3
disekolah, iklim kelas merupakan bagian dari sekolah yang dapat mempengaruhi besar kecilnya motivasi belajar siswa.
M.Busril 2004 pernah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kontribusi iklim kelas terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 68
Bogor Jawa Barat dan menunjukan bahwa iklim kelas tidak sepenuhnya mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMP
tersebut. Iklim kelas mengacu kepada berbagai dimensi psikologis dan sosial di dalam kelas, pada iklim kelas yang positif, siswa akan merasa nyaman ketika
memasuki ruang kelas, mereka mengetahui bahwa akan ada yang memperdulikan dan menghargai mereka, dan mereka percaya bahwa akan mempelajari sesuatu
yang berharga. Namun sebaliknya, pada iklim kelas negatif, siswa akan merasa takut apabila berada di dalam kelas dan ragu apakah mereka akan mendapat
pengalaman yang berharga. Kondisi dimensi iklim kelas pada tiap-tiap kelas dapat bervariasi dan
kemungkinan akan dapat mempengaruhi motivasi belajar setiap siswa. Melihat fenomena akhir-akhir ini sering kita jumpai banyaknya pelajar yang tidak masuk
sekolah, padahal dari rumah mereka berangkat dan berpamitan dengan orang tua mereka seringnya pelajar yang ada di warnet ataupun pusat perbelanjaan pada
jam-jam sekolah bisa saja menunjukan tidak adanya motivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.
Mengenai iklim kelas tersebut tentunya setiap siswa mempunyai pendapat yang berbeda-beda dalam konteks psikologis yang disebut dengan persepsi.
4
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Desiderato,1976 Dengan persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita,
khususnya dengan sesama manusia. Dalam kehidupan sosial di kelas pun tidak lepas dari interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru,
melalui persepsi inilah siswa dapat membentuk motivasi yang ada pada dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Persepsi yang positif dalam pengajaran di kelas akan membuat siswa merasakan kesenangan dalam belajar, mendorong mereka untuk mempelajari
materi lebih mendalam dan pada akhirnya dapat membuat siswa lebih terlibat dalam proses belajar mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai
jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran, serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas
Studi lapangan yang dilakukan peneliti pada tanggal 5,6 dan7 Juni menemukan seringnya beberapa siswa-siswi SMP dari beberapa sekolah di Depok
yang ketahuan berada di warnet dan pusat perbelanjaan di daerah Cinere dan Depok pada jam-jam pelajaran, peneliti mengetahui beberapa hal yang membuat
mereka tidak termotivasi untuk belajar adalah penilaian siswa yang kurang baik terhadap hubungan mereka dengan guru dan tidak adanya kontrol yang ketat dari
5
orang tua di rumah serta tidak adanya dukungan dari teman-teman yang lain dalam hal kegiatan belajar di kelas.
Dengan adanya fenomena diatas dalam penelitian ini penulis mengambil judul ”Hubungan persepsi tentang iklim kelas dengan motivasi belajar siswa SMP Islam
Yayasan Kesejahteraan Sosial YKS di Kecamatan Pancoran Mas Depok”.
1.2 Batasan dan Rumusan Masalah