Winda Meta Sari : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Prinsip Antropometri Pada Bagian Pengepakan Di PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
2.6.3.1. Proses Produksi Fatty Acid
Dalam proses produksi fatty acid terbagi atas tiga bagian yaitu :
1. Proses Hidrolisa Splitting PKO menjadi PKO-FA
Pada bagian ini PKO sebagai raw material dimasukkan ke 400 untuk dihidrolisa. Pada proses hidrolisa ini maka akan terjadi pemecahan trigliserida
menjadi asam lemak PKO-FA dan gliserin. Proses ini terjadi pada tekanan 48 - 53 bar dan temperatur 250 - 268
°C. Setelah trigleserida mengalami hidrolisa maka gliserol yang dihasilkan akan masuk ke 700 untuk diproses menjadi gliserin,
sedangkan asam lemak yang dihasilkan akan masuk ke 500 untuk difraksinasi. Fraksinasi merupakan suatu proses mengubah fatty acid menjadi zat
tunggal berdasarkan ketentuan persen berat. Proses ini bertujuan untuk memisahkan suatu campuran bahan guna memperoleh zat asalnya, dimana fraksi-
fraksinya berdasarkan pada perbedaan titik didihnya berat atom. Di dalam kolom fraksinasi terdapat structure packing yang berfungsi untuk melewatkan
Winda Meta Sari : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Prinsip Antropometri Pada Bagian Pengepakan Di PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
atom karbon yang lebih rendah dan lebih tinggi dimana dengan adanya pendinginan kondensor di bagian atas kolom, maka atom yang rendah akan keluar
dari kolom fraksinasi I ke fraksinasi II, demikian juga untuk karbon yang tinggi. Proses fraksinasi ini dilakukan secara terus menerus sampai diperoleh zat tunggal
dengan konsentrasi 99 , sedangkan fraksi II untuk karbon yang rendah dan karbon yang tinggi dengan konsentrasi sebesar 99 dan sisanya adalah residu.
2. Proses Hidrogenasi Spitting RBDPS pada 100 menjadi PSO-FA
Pada proses ini RBDPS dimasukkan sebagai raw material ke 100 hidrolisa. Selanjutnya dilakukan proses hidrogenasi. Proses hidrogenasi
merupakan proses penambahan gas hidrogen pada fatty acid yang tidak jenuh ataupun pada ikatan rangkap fatty acid dengan menggunakan nikel sebagai
katalisatornya. Pemutusan ikatan rangkap pada proses hidrogenasi ini bersifat eksotermik yaitu melepaskan kalor sebesar 121 Kjmol.
PSO-FA yang terhidrogenasi ini akan terdestilasi untuk memperbaiki warna fatty acid, menghilangkan bau tengik dan mengurangi kadar air. Dalam
proses ini ditambahkan BHT Butylated Hydrokside Toluene sebagai zat aditif yang berguna untuk menstabilkan warna fatty acid.
Prinsip destilasi ini adalah penguapan sebab memakai termal oil sebagai media pemanas.pada destilasi I digunakan tekanan vakum 5 - 15 ton, sedangkan
destilasi II digunakan 5 - 7 ton. Fatty acid yang belum murni dimurnikan dengan
Winda Meta Sari : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Prinsip Antropometri Pada Bagian Pengepakan Di PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
cara destilasi yaitu menguapkan zat-zat pengotor dengan cara pemanasan fatty acid sampai temperatur 214 - 245
°C dengan menggunakan termal oil sebagai media pemanas. Fatty acid dari tangki ini dipompakan melalui alat penukar panas
melalui pemanas awal lalu diteruskan ke destilasi I. Pada proses ini terjadi penguapan sebagian zat pengotor pada tempetaur kolom bawah 213 - 220
°C dan tekanan vakum 5 - 15 ton.
Setelah melaui proses destilasi I fatty acid diteruskan ke proses destilasi II, dimana pada proses tersebut terjadi penguapan lagi pada temperatur 230 -
245 °C dan tekanan vakum 5 - 7 ton. Hasil dari penguapan ini diperoleh hasil
tengah yang ditampung product receiver melalui preheater dan dipompakan lalu didinginkan lagi melalui cooler untuk selanjutnya disebut sebagai hasil destilasi.
Hasil dari proses penguapan diperoleh hasil bawah yang ditampung kedalam heavy end. Adapun sisa fatty acid yang tidak teruapkan disebut dengan residu.
3. Proses Splitting campuran antara RBPDO dan RBDPS