Memberikan Tunjangan Kesehatan Analisis Hasil Penelitian

Chairunnisa Damayanti : Analisis Penerapan Tax Planning Atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara IVPersero Medan, 2010. Ditanggung Pemberi Kerja 13.175.000 13.885.000 15.905.917 2.020.917 Diberikan dalam Bentuk Tunjangan Pajak 12.732.271 15.655.917 15.905.917 250.000 Di Gross Up 13.175.000 16.246.222 16.496.222 250.000 Sumber: Data yang diolah penulis, 2009 Berdasarkan ikhtisar alternatif-alternatif di atas, maka alternatif yang paling baik dipilih oleh perusahaan adalah Alternatif 4 yaitu PPh Pasal 21 karyawan di gross up. Sebab dari sudut pandang karyawan gaji yang dibawa pulang take home pay merupakan yang terbesar yaitu Rp 13.175.000, dan di pihak lain perusahaan akan menanggung selisih antara biaya komersial dengan biaya fiskal yang tidak berbeda dengan alternatif lainnya yaitu Rp 250.000. Dengan menggunakan metode gross up maka perusahaan dapat membebankan biaya tunjangan pajak sebagai deductible expense sehingga dapat mengurangi PPh Badan perusahaan. Tetapi hal ini harus didukung dengan adanya penjurnalan biaya tunjangan pajak di dalam pembukuan Wajib Pajak serta tunjangan tersebut harus tercantum dalam slip gaji karyawan.

2. Memberikan Tunjangan Kesehatan

PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan mendirikan klinik sendiri yang didirikan di dalam lokasi perusahaan dan bekerja sama dengan pihak rumah sakit tertentu.. Klinik ini menyediakan dokter umum dan memberikan obat-obatan secara cuma-cuma kepada karyawan. Fasilitas yang diterima oleh karyawan tidak dalam bentuk uang tunai seperti penyediaan dokter dan pemberian obat-obatan tersebut bagi karyawan yang bersangkutan bukan merupakan penghasilan. Dengan sendirinya, pembayaran kenikmatan tersebut oleh perusahaan tidak dapat dikurangkan sebagai biaya, seperti terlihat pada perhitungan di bawah ini. Chairunnisa Damayanti : Analisis Penerapan Tax Planning Atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara IVPersero Medan, 2010. Tabel 4.7 Fasilitas Dokter dan Obat Fasilitas Dokter dan Obat Pendapatan 3.317.235.468.234 Harga Pokok Penjualan 1.728.417.271.930 Laba Kotor 1.588.818.196.304 Biaya Usaha: Biaya Penjualan 74.019.833.854 Biaya AdministrasiUmum 557.207.106.328 Dokter dan Obat 70.796.281.355 Jumlah Biaya Usaha 631.226.940.182 Laba Usaha 957.591.256.122 Pendapatan Biaya Lain-lain 82.875.779.976 Laba sebelum Pajak 874.715.476.146 PPh Terutang 262.397.142.844 Laba setelah Pajak 612.318.333.302 Jumlah Hutang Pajak 262.397.142.844 Sumber: Data yang diolah penulis, 2009 Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk fasilitas dokter dan obat sebesar Rp 70.796.281.355 tidak dapat dikurangkan ke dalam pendapatan perusahaan, sehingga dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp 70.796.281.355 yang menyebabkan adanya tambahan pajak sebesar 30 x Rp 70.796.281.355 = Rp 21.238.884.407. Tetapi apabila penyediaan dokter dan pemberian obat-obatan tersebut diubah menjadi tunjangan kesehatan, maka berdasarkan UU PPh pasal 4 ayat 1 huruf a tunjangan kesehatan yang diberikan dalam bentuk uang tersebut merupakan penghasilan yang akan dipajaki taxable, dan di lain pihak berdasarkan UU PPh pasal 6 ayat 1 huruf a biaya tunjangan kesehatan tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan deductible, seperti terlihat pada perhitungan di bawah ini. Chairunnisa Damayanti : Analisis Penerapan Tax Planning Atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara IVPersero Medan, 2010. Tabel 4.8 Tunjangan Kesehatan Tunjangan Kesehatan Pendapatan 3.317.235.468.234 Harga Pokok Penjualan 1.728.417.271.930 Laba Kotor 1.588.818.196.304 Biaya Usaha: Biaya Penjualan 74.019.833.854 Biaya AdministrasiUmum 557.207.106.328 Tunjangan Kesehatan 70.796.281.355 Jumlah Biaya Usaha 702.023.221.537 Laba Usaha 886.794.974.767 Pendapatan Biaya Lain-lain 82.875.779.976 Laba sebelum Pajak 803.919.194.791 PPh Terutang 241.158.258.437 Laba setelah Pajak 562.760.936.354 Jumlah Hutang Pajak 241.158.258.437 Sumber: Data yang diolah penulis, 2009 Tunjangan pengobatan diberikan sebesar jumlah biaya yang dipakai untuk keperluan pengobatan tersebut. Untuk mengetahui jumlah ini, klinik atau rumah sakit harus membuat catatan besarnya biaya pengobatan masing-masing karyawan tiap bulan. Perusahaan kemudian memotong kembali tunjangan pengobatan dari penghasilan karyawan yang telah dikenakan pajak pada tiap akhir bulan. Dengan melakukan tax planning maka PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan dapat melakukan penghematan pajak sebesar Rp 21.238.884.407 Rp 262.397.142.844 – Rp 241.158.258.437 atau sama dengan 30 x Rp 70.796.281.355. Sedangkan di sisi karyawan, pemberian tunjangan kesehatan akan menambah penghasilan kena pajak mereka. Pertambahan penghasilan kena pajak ini akan menyebabkan PPh Pasal 21 karyawan menjadi lebih besar. Chairunnisa Damayanti : Analisis Penerapan Tax Planning Atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara IVPersero Medan, 2010.

3. Pembayaran Premi Asuransi untuk Karyawan