Chairunnisa Damayanti : Analisis Penerapan Tax Planning Atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara IVPersero Medan, 2010.
6. Transportasi untuk Karyawan
Perusahaan memberikan fasilitas kendaraan dinas untuk karyawan pada jabatan atau posisi tertentu seperti direktur, manager, komisaris dan jabatan
tertentu lainnya. Sedangkan untuk karyawan lainnya perusahaan memberikan tunjangan transportasi. Pengeluaran dalam bentuk natura atau kenikmatan
termasuk kenikmatan pemakaian kendaraan bermotor perusahaan, tidak boleh dibebankan sebagai biaya, dan pihak yang menerima atau menikmati yaitu
karyawan bukan merupakan penghasilan. Namun berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-220PJ2002 biaya yang berkaitan dengan kendaraan dinas
yang digunakan untuk karyawan tertentu karena pekerjaan atau jabatannya hanya
boleh diakui sebesar 50, seperti terlihat pada perhitungan berikut ini. Tabel 4.15
Fasilitas Kendaraan Dinas Fasilitas Kendaraan Dinas
Pendapatan 3.317.235.468.234
Harga Pokok Penjualan 1.728.417.271.930
Laba Kotor 1.588.818.196.304
Biaya Usaha:
Biaya Penjualan 74.019.833.854
Biaya AdministrasiUmum 623.961.099.781
Kendaraan Dinas 50 4.042.287.903
Jumlah Biaya Usaha 697.980.933.635
Laba Usaha 890.837.262.670
Pendapatan Biaya Lain-lain 82.875.779.976
Laba sebelum Pajak 807.961.482.694
PPh Terutang 242.370.944.808
Laba setelah Pajak 565.590.537.885
Jumlah Hutang Pajak 242.370.944.808
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Chairunnisa Damayanti : Analisis Penerapan Tax Planning Atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara IVPersero Medan, 2010.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk fasilitas kendaraan dinas sebesar Rp 8.084.575.805, tetapi
yang dapat dikurangkan ke dalam pendapatan perusahaan hanya 50 sehingga dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp 4.042.287.903 yang menyebabkan adanya
tambahan pajak sebesar 30 x Rp 4.042.287.903 = Rp 1.212.686.371. Agar perusahaan dapat mengurangkan seluruh biaya tersebut sebagai biaya pengurang
penghasilan perusahaan maka kepada karyawan harus diberikan tunjangan transportasi. Bagi pemberi kerja pembayaran tersebut boleh dibebankan sebagai
biaya deductible dan bagi karyawan yang bersangkutan merupakan penghasilan yang merupakan objek pajak taxable, seperti terlihat pada perhitungan berikut
ini.
Tabel 4.16 Tunjangan Transportasi
Tunjangan Transportasi
Pendapatan 3.317.235.468.234
Harga Pokok Penjualan 1.728.417.271.930
Laba Kotor 1.588.818.196.304
Biaya Usaha:
Biaya Penjualan 74.019.833.854
Biaya AdministrasiUmum 619.918.811.878
Tunjangan Transportasi 8.084.575.805
Jumlah Biaya Usaha 702.023.221.537
Laba Usaha 886.794.974.767
Pendapatan Biaya Lain-lain 82.875.779.976
Laba sebelum Pajak 803.919.194.791
PPh Terutang 241.158.258.437
Laba setelah Pajak 562.760.936.354
Jumlah Hutang Pajak 241.158.258.437
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Chairunnisa Damayanti : Analisis Penerapan Tax Planning Atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara IVPersero Medan, 2010.
Dengan melakukan tax planning maka PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan dapat melakukan penghematan pajak sebesar Rp 1.212.686.371 Rp
242.370.944.808 – Rp 241.158.258.437 atau sama dengan 30 x Rp
4.042.287.903. Pertambahan penghasilan sebagai akibat pemberian tunjangan transportasi ini akan menambah beban Pajak Penghasilan karyawan yang
bersangkutan.
7. Pakaian Kerja Karyawan