Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Aldiani Sulani A. : Faktor – Faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang mendasarkan pada UU Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 25 tahun 1999 setelah berjalan selama 8 tahun, yaitu sejak 1 Januari 2001 hingga saat sekarang ini telah banyak mengalami berbagai kemajuan dan permasalahan. Tuntutan untuk dilakukannya evaluasi dan revisi Undang – Undang otonomi daerah muncul karena adanya kecenderungan penyimpangan pelaksanaan otonomi didaerah. Penyimpangan pelaksanaan otonomi daerah misalnya adanya kecenderungan legislatif yang terlalu besar kekuasaanya terhadap ekskutif sehingga menyebabkan legislatif terlalu mencampuri urusan ekskutif. Pelaksanaan otonomi daerah merupakan proses yang memerlukan keterlibatan segenap unsur dan lapisan masyarakat, serta memberikan kekuasaan bagi Pemerintah Daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah sehingga peran Pemerintah adalah sebagai katalisator dan fasilitator karena pihak Pemerintalah yang lebih mengetahui sasaran dan tujuan pembangunan yang akan dicapai. Sebagai katalisator dan fasilitator tentunya membutuhkan berbagai sarana, komitmen yang kuat dan fasilitas pendukung dalam rangka terlaksananya pembangunan secara berkesinambungan. Aldiani Sulani A. : Faktor – Faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. Transparansi dan akuntabilitas publik pada era otonomi daerah telah menjadi tujuan terpenting dari reformasi sektor publik di Indonesia. Pada dasarnya, transparansi dan akuntabilitas publik tersebut tidak hanya menjadi masalah negara berkembang seperti Indonesia saja, namun negara yang sudah maju sekalipun terus berusaha memperbaiki praktek akuntabilitas lembaga sektor publiknya. Disamping itu, program – program pembangunan yang dianjurkan oleh World Bank dan United Nations Development Programme UNDP saat ini juga menekankan pada peningkatan transparansi dan akuntabilitas sektor publik. Dalam hal ini Pemerintah diminta untuk bersikap lebih transparan dalam pertanggungjawaban publiknya. Pada tahun 2005, Indonesia memasuki era baru transparansi dan akuntabilitas di bidang keuangan negara. Dengan memasuki era baru ini, perbandingan dan pengukuran antar pelaporan keuangan dapat dilakukan, sehingga praktek KKN korupsi, kolusi dan nepotisme dalam sistem pengelolaan keuangan negara dan keuangan daerah. Sesuai amanat UU Nomor 22 tahun 1999 yang sekarang direvisi menjadi UU Nomor 33 tahun 2004, kemudian PP Nomor 105 tahun 2000 dan UU Nomor 17 tahun 2003, penyusunan penyajian laporan keuangan pusat dan daerah didasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan. Jadi, Standar Akuntansi Pemerintah dapat disimpulkan sebagai alat untuk memfasilitasi pelaporan yang semakin transparan dan akuntabel. Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan keandalan dalam pengelolaan keuangan Pemerintah melalui penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah, termasuk mendukung pelaksanaan penerapan Aldiani Sulani A. : Faktor – Faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. standar tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 yang selanjutnya disebut dengan PP No.24 yang merupakan suatu langkah yang sangat dinantikan, bahwa isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBNAPBD haruslah disusun dan disajikan sesuai dengan SAP. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, Pemerintah Daerah diharuskan melakukan pembenahan diri baik dalam hal sumber daya manusia maupun perangkat pendukungnya yang berkaitan dengan PP No.24 serta komitmen yang kuat demi terwujudnya keberhasilan penerapan PP No.24. Berdasarkan kebutuhan tersebut, diharapkan agar setiap Pemda memiliki sumber daya manusia yang menguasai akuntansi pemerintahan. Tetapi, dalam implementasi penerapan PP No.24 ini, Pemerintah masih mengalami kendala – kendala ataupun masalah – masalah yang menyebabkan penerapan PP No.24 ini tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Salah satu kendala tersebut disebabkan karena tidak sejalannya dunia pendidikan yang dimiliki sumber daya manusia yang ada dengan dunia praktis pemerintahan. Oleh karena itu, keterbatasan kemampuan sumber daya manusia yang ada mengalami kesulitan untuk mampu mengikuti metode pencatatan yang ditetapkan Pemerintah, yang awalnya adalah single entry menjadi double entry dan juga disebabkan oleh keterbatasan jumlah ataupun kualitas dari perangkat pendukung yang tersedia untuk digunakan. Dalam dunia yang semakin kecil oleh kemajuan teknologi serta persaingan ekonomi global yang semakin terbuka, setiap negara dituntut untuk meningkatkan efisiensi, antara lain melalui peningkatan MSDM yang profesional. Kemampuan Aldiani Sulani A. : Faktor – Faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. daya saing suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat produktivitas suatu bangsa. Sedangkan tingkat produktivitas akan berkaitan dengan MSDM. Pilihan Pemerintah pada konsep SDM nampaknya bukan tanpa maksud. Secara manusiawi, SDM dianggap lebih menempatkan warga negara sesuai hakikatnya sebagai manusia. Hal ini sangat cocok dengan tujuan pembangunan manusia seutuhnya sebagaimana diamanatkan dalam GBHN. Untuk itu, Pemda harus memiliki sumber daya manusia yang mampu menyusun laporan keuangan daerah sesuai dengan PP No.24 dan memilki perangkat pendukung yang dapat membantu dalam menyusun laporan keuangan daerah serta komitmen yang tinggi yang diterapkan Pemda tersebut untuk melakukan perubahan tersebut. Berdasarkan penelitian awal, rata – rata Pemda belum dapat menerapkan PP No.24 sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena adanya indikasi rendahnya SDM yang dimiliki Pemda dalam mengimplementasikan peraturan tersebut dan kurang didukungnya perangkat pendukung yang dimiliki Pemerintah serta masih rendahnya komitmen mereka dalam rangka penerapan SAP tersebut. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh dari sumber daya manusia, perangkat pendukungnya, serta bagaimana komitmen Pemerintah terhadap keberhasilan penerapan PP No.24 Tahun 2005 dalam sebuah skripsi yang berjudul “Faktor – Faktor Pendukung Keberhasilan Penetapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 di Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu” Aldiani Sulani A. : Faktor – Faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010.

B. Perumusan Masalah