2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bio-ekologi Rusa Timor
Rusa timor merupakan salah satu dari empat spesies rusa asli Indonesia, yakni rusa sambar, rusa bawean, dan muncak. Rusa timor di Indonesia memiliki
delapan sub spesies dengan pola penyebaran seperti terlihat pada Tabel 1. Menurut Schroder 1976 yang dikutip oleh Semiadi dan Nugraha 2004
serta Garsetiasih dan Takandjandji 2006, rusa timor termasuk termasuk spesies Cervus timorensis. Namun dalam IUCN 2008 dikatakan, nama ilmiah rusa
timor adalah Rusa timorensis Blainville, 1822. Sedangkan nama yang umum dikenal adalah rusa jawa atau rusa timor dengan nama ilmiah Cervus timorensis.
Morfologi rusa timor menurut Schroder 1976; Reyes 2002; Semiadi dan Nugraha 2004, mempunyai ukuran tubuh yang kecil, tungkai pendek, ekor
panjang, dahi cekung, gigi seri relatif besar, dan bulu atau rambut berwarna coklat kekuning-kuningan. Rusa jantan memiliki ranggah yang relatif besar, ramping,
panjang dan bercabang. Cabang yang pertama mengarah ke depan, cabang belakang kedua terletak pada satu garis dengan cabang belakang pertama, cabang
belakang kedua lebih panjang dari cabang depan kedua, cabang belakang kedua kiri dan kanan terlihat sejajar. Berat badan rusa timor dapat mencapai 100 kg; 60
kg; 31,5–70,0 kg pada rusa jantan; 152 kg pada jantan dan betina 74 kg; 40–120 kg; dan 120 kg Thohari et al. 1991, Jacoeb dan Wiryosuhanto 1994,
Takandjandji dan Garsetiasih 2002, Reyes 2002, Semiadi dan Nugraha 2004 serta Illawara 2006.
Penyebaran rusa timor hampir meliputi seluruh Indonesia, kecuali Sumatera, Kalimantan, Papua dan beberapa pulau di Maluku. Menurut Semiadi dan
Nugraha 2004; Semiadi 2006 dan Grubb 2007, pada zaman Belanda sekitar tahun 1928-an banyak rusa timor yang dibawa ke luar habitat aslinya termasuk ke
Papua. Rusa timor yang dibawa ke Papua merupakan sub spesies dari rusa timor yang berasal dari Maluku Rusa timorensis moluccenssis Muller 1836. Pada
habitat yang baru, rusa timor berkembangbiak dengan pesat bahkan menjadi hama bagi penduduk di sekitarnya. Rusa timor di Kalimantan, berasal dari anak jenis
8 rusa timor di Nusa Tenggara Timur yang dibawa oleh tentara dari Timor Timur
pada tahun 1980-an Semiadi 2006. Spesies dan sub spesies rusa yang menyebar di seluruh Indonesia, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Spesies dan subspesies rusa di Indonesia
Jenis Rusa Nama
Daerah Daerah
Penyebaran
Genus: Cervus; Rusa Spesies: CervusRusa unicolor Kerr, 1792
Dua subspesies yang terdapat di Indonesia: CR. u. equinus Cuvier, 1823
CR. u. brookei Hose, 1893 Rusa Sambar
Rusa Payau Rusa Payau
Sumatera Kalimantan
Spesies: CervusRusa timorensis Blainville 1822 Delapan subspesies yang terdapat di Indonesia:
CR. t. russa Muller and Schlegel, 1844 CR. t. floresiensis Heude, 1896
CR. t. timorensis Blainville, 1822 CR. t. djonga Bemmel, 1949
CR. t. moluccenssis Q G, 1830Muller, 1836 CR. t. renschi Sody, 1933
CR. t. laronesiotes Bemmel, 1949 CR. t. macassaricus Heude, 1896
Rusa Timor Rusa Jawa
Rusa Timor Rusa Timor
Rusa Jonga Rusa Maluku
Rusa Timor Rusa Jawa
Rusa Makassar Jawa, Kal. Selatan
Nusa Tenggara Pulau Timor
Kep di SulTeng Kepulauan Maluku
Pulau Bali Ujung Kulon
Sulawesi
Genus: Axis Spesies: Axis kuhlii Muller, 1840 ; ;
Rusa Bawean Pulau Bawean
Spesies : Muntiacus muntjak M.m. montana
M.m. pleitharicus M.m. bancanus
M.m. rubidus M.m. nainggolani
Spesies : Muntiacus atherodes Muncak
Pulau Jawa Pulau Sumatera
Kalimantan Selatan Pulau
Bangka, Belitung
Kalimantan Utara Pulau
Bali dan
Lombok Kalimantan Timur
Sumber: Schroder 1976; Semiadi dan Nugraha 2004; Semiadi 2006; IUCN 2008.
Riney 1982 mendeskripsikan habitat terbagi atas komponen pakan, perlindungan, dan faktor-faktor lingkungan air, iklim, topografi, hidrologi, tanah
atau dapat dikatakan bahwa komponen habitat meliputi pakan, pelindung, air, dan ruang. Pakan merupakan komponen habitat yang paling nyata karena
perkembangan populasi di alam maupun di penangkaran akan berhubungan erat dengan pakan yang berkualitas.
Ketersediaan pakan berhubungan erat dengan perubahan musim, terutama pada daerah semi arid dimana pada musim hujan pakan berlimpah dan pada
musim kemarau terjadi kekurangan pakan. Oleh karena itu pakan merupakan faktor pembatas apabila terjadi kekurangan pakan dan rendahnya kualitas pakan.
9 Daya dukung habitat merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam
pengadaan pakan. Daya dukung adalah jumlah individu satwa dengan kualitas tertentu yang dapat didukung oleh habitat tanpa menimbulkan kerusakan terhadap
sumberdaya habitat Bailey 1984. Habitat yang disukai rusa timor adalah hutan yang terbuka, padang rumput,
savana, semak, bahkan sering dijumpai juga pada aliran sungai sumber air dan daerah yang berawa Garsetiasih 1996. Apabila berada di padang rumput rusa
termasuk grasser sedangkan pada areal semak dan hutan, rusa merupakan browser Hoogerwerf 1970; Semiadi dan Nugraha 2004 serta IUCN 2008. Sebagai satwa
herbivora, rusa timor mengkonsumsi berbagai jenis rumput, herba dan buah- buahan yang jatuh di permukaan tanah. Rusa timor di SM Pulau Menipo di NTT,
memanfaatkan tegakan lontar dan hutan bakau sebagai tempat beristirahat Sutrisno 1993.
Cover merupakan komponen habitat yang mampu memberikan perlindungan dari cuaca, predator atau kondisi yang lebih baik dan menguntungkan. Vegetasi
merupakan cover penting dalam kehidupan satwa, karena bukan hanya pakan saja yang termasuk didalamnya tetapi perlindungan terhadap cuaca dan predator juga
merupakan bagian dari fungsi vegetasi. Sedangkan air dibutuhkan oleh satwa untuk proses metabolisme dalam tubuh. Kebutuhan satwa akan air bervariasi
tergantung kondisi habitat. Sedangkan ruang digunakan untuk mendapatkan pakan, pelindung, air dan tempat berkembangbiak. Luas ruangan dalam habitat
tergantung pada besarnya jenis satwa. Pengetahuan tentang perilaku satwa sangat diperlukan untuk menentukan
tindakan dalam pengelolaan populasi dan habitat. Suratmo 1979 dan Sukriyadi 2006 mendefinisikan perilaku sebagai reaksi atau ekspresi yang disebabkan oleh
adanya rangsangan atau stimulus yang mempengaruhinya, antara lain rangsangan dari dalam tubuh satwa faktor fisiologis seperti sekresi hormon dan faktor
motivasi dorongan atau insentif sebagai akibat aktivitas perangsang mekanisme syaraf, rangsangan dari luar seperti suara, pandangan, tenaga mekanis dan
rangsangan kimia.
10 Rusa timor lebih aktif pada waktu siang hari diurnal daripada malam hari
Thohari et al. 1991. Walaupun rusa timor bukan merupakan satwa yang aktif pada malam hari nocturnal, namun rusa timor dapat berubah sifat menjadi
nocturnal apabila kondisinya terganggu atau diperlukan untuk adaptasi. Oleh karena itu, rusa timor merupakan salah satu jenis rusa yang mudah bereproduksi
karena mudah beradaptasi dengan lingkungan di luar habitat. Perilaku makan pada rusa timor merupakan rangkaian dari gerakan yang
dilakukan dalam hal mencari, memilih, mengambil dan memasukkan ke dalam mulut, mengunyah, menelan, serta pengunyahan dan penelanan kembali
ruminasi. Perilaku makan satwa dibagi dalam tiga bagian yaitu menjelajah exploring, istirahat dan ruminasi Sukriyadi 2006. Sedangkan menurut Semiadi
2006, aktivitas mencari makan pada satwa dikategorikan ke dalam tiga bagian yakni merumput grazing, ruminasi ruminating, dan istirahat resting.
Menurut Wodzicka-Tomaszewka et al. 1991, perilaku makan dalam hubungannya dengan penggunaan waktu tergantung pada spesies, status fisiologis,
iklim, tipe pakan dan persediaannya. Perilaku seksual dilakukan untuk meningkatkan populasi, dan dimulai dari
awal sebelum perkawinan sampai perkawinan berakhir. Sebelum perkawinan aktual terjadi, rusa jantan melakukan penciuman pada betina yang sedang estrus,
terutama pada urine yang dikeluarkan dan bagian vulva. Apabila terjadi respon dari betina, barulah terjadi kopulasi. Perkawinan pada rusa timor di penangkaran
NTT berlangsung cepat, yakni ± 5 detik Takandjandji dan Sinaga 1995. Rusa termasuk satwa yang hidup berkelompok antara 5-10 ekor sampai 20
ekor, namun apabila berada di padang penggembalaan kelompok rusa dapat mencapai 75-100 ekor atau lebih dalam setiap aktivitas. Kelompok rusa terdiri
dari induk jantan dan betina deasa, anak rusa dan remaja. Perilaku sosial dilakukan dengan cara saling berinteraksi antar kelompok. Hubungan sosial lebih
sering terlihat pada induk dan anak terutama pada saat anak baru dilahirkan. Tingkat kedekatan induk pada anak mulai berkurang sejalan dengan pertambahan
umur anak.
11 Reproduksi merupakan kunci utama dalam penangkaran karena
berhubungan erat dengan perkembangan populasi. Apabila reproduksi baik, populasi dan produksi dapat ditingkatkan dan pengaturan perkawinan dapat
dilakukan dengan tepat sehingga populasi serta produktivitas menjadi lebih baik. Rusa timor merupakan satwa yang perkawinannya bersifat poligamus yakni
seekor pejantan dapat mengawini beberapa ekor betina dalam satu siklus perkawinan. Sub spesies ini mempunyai tingkat reproduksi tinggi dimana dengan
pemeliharaan yang baik, persentase kelahiran anak yang dihasilkan berkisar antara 85-96,07 Takandjandji dan Sinaga 1995; Semiadi dan Nugraha 2004.
Penangkaran rusa akan berhasil apabila pakan yang diberikan mempunyai kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang baik. Hal ini karena pakan berhubungan
erat dengan perkembangbiakan rusa. Sebagai hewan ruminansia, rusa secara umum mengkonsumsi pakan yang terdiri dari rumput-rumputan, pucuk daun,
tumbuhan muda dan konsentrat. Kualitas dan kuantitas pakan yang dibutuhkan bervariasi sesuai dengan jenis kelamin, umur, status fisiologis, dan musim.
Menurut Takandjandji dan Garsetiasih 2002, pakan yang diberikan pada rusa timor di penangkaran di NTT terdiri dari rumput, legum dan makanan
penguat berupa dedak padi. Jenis pakan tersebut adalah rumput gajah Pennisetum purpureum, king grass Pennisetum purpuphoides, turi Sesbania
grandiflora , lamtoro Leucaena leucocephalla, beringin Ficus benjamina,
kabesak Acacia leucophloea, name Pipturus argenteus, dan busi Melochia umbellata. Pemberian pakan didasarkan pada berat badan rusa, yakni 10 x
berat badan x 2. Maksud dikalikan dua adalah memperhitungkan jumlah hijauan yang tidak dimakan karena pakan telah tua, tidak palatable, kotor dan terinjak-
injak, serta telah bercampur dengan faeces kotoran atau urine air kencing. Sebagai perangsang nafsu makan dan untuk memenuhi kebutuhan mineral,
pemberian pakan rusa di penangkaran selalu disertai dengan pemberian garam. Pakan rusa selain rumput-rumputan dan hijauan, diberikan juga pakan tambahan
lain berupa konsentrat, sayur-mayur, umbi-umbian, limbah pertanian, dan limbah restoran Semiadi dan Nugraha 2004.
12
2.2 Penangkaran Rusa Timor