Analisis Strategi Pemasaran Usaha Jasa Bersama Furniture Jalan Setia Budi Medan

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

USAHA JASA BERSAMA FURNITURE

JALAN SETIA BUDI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (SI)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

NATASYA MEYLANI SILITONGA

100907048

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : NATASYA MEYLANI SILITONGA

NIM : 100907048

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Analisis Strategi Pemasaran Pada Usaha Jasa Bersama Furniture

Medan, April 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Posma Lumbanraja, Msi Prof. Dr. Marlon Sihombing,MA NIP : NIP : 195908161986111001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Badaruddin, Msi NIP : 19680525199203100


(3)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA JASA BERSAMA FURNITURE

JALAN SETIA BUDI MEDAN

Natasya Meylani Silitonga 100907048

Drs Posma Lumbanraja, Msi

Skripsi ini berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Usaha Jasa Bersama Furniture”. Latar belakang dari penelitian ini adalah semakin berkembangnya usaha furniture saat ini yang didorong oleh faktor kebutuhan serta faktor konsumsi dari masyarakat. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya perumahan yang dibangun, sehingga merupakan peluang yang sangat besar bagi usaha furniture. Dengan semakin banyaknya pesaing, maka untuk dapat menarik banyak konsumen, suatu usaha furniture perlu menerapkan strategi pemasaran sehingga usaha furniture dapat bertahan dan berkembang dan dapat mencapai visi serta misi usahanya.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dimiliki Usaha Jasa Bersama Furniture dalam menentukan strategi apa yang dapat diusulkan untuk diterapkan dalam meningkatkan penjualan di usaha Jasa Bersama sebagai bahan masukan untuk memajukan usaha ini.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan serta wawancara dengan informan utama dan informan kunci. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari buku serta skripsi yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal serta eksternal usaha, setelah itu faktor-faktor tersebut disusun dengan menggunakan matriks SWOT. Hasil dari matriks dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi yaitu SO, WO, ST dan WT.

Berdasarkan dari hasil penelitian dengan menggunakan matriks SWOT dan diagram SWOT, dapat diketahui Usaha Jasa Bersama menepati kuadran SO, dimana usaha ini telah mampu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi yang mendukung kuadran SO


(4)

adalah Growth Oriented Strategy dimana usaha ini dapat meningkatkan penjualan produknya dengan meningkatkan promosi, yang selama ini Usaha Jasa Bersama masih kurang dalam memasarkan usahanya kepada masyarakat.


(5)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE STRATEGIC MARKETING USAHA JASA BERSAMA FURNITURE

JALAN SETIA BUDI MEDAN

Natasya Meylani Silitonga 100907048

Drs. Posma Lumbanraja. Msi

A thesis is called “Analysis of the strategy marketing Usaha Jasa Bersama Furniture.” Thebackground of this research is the development of business furniture currently, fueled by rising consumption needs as well as the from the community. And this is heightened by the increasing number of housing are constructed, so that is an opportunity that is very large in proportion to the business of furniture.With the increasing number of competitors, then many consumers, to be able to draw an undertaking of furniture need to apply marketing strategies that effort of furniture can survive and flourish and can reach vision and its mission.

In research aims to know and analyzing strenghts, weakness opportunities and threats owned business services together furniture in determining what strategy that can be proposed to apply in boost sales in business services together as material input to advance of this business

Form of research used in this thesis with a descriptive research methods with qualitative approaches. The Data used are the primary data and secondary data. Primary Data obtained through observation and interviews with key informants and key informants. While secondary data obtained through the study of literature by studying books and theses related to this research. Data analysis technique used is the SWOT analysis by identifying internal and external factors of business, after which those factors compiled using the SWOT matrix. The result of the matrix can produce four sets of possible alternative strategy that is SO, WO, ST and WT. Based on the results of research using the SWOT matrix and SWOT diagrams, Shared Services Business can be kept this quadrant SO, where this effort has been able to take advantage of all the power to take advantage of opportunities as big as possible. Strategies that support the quadrants SO is Growth Oriented Strategy where this effort could increase sales of their products by increasing the promotion, which during the Joint Service Effort is still lacking in marketing efforts to the society


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala cintakasih, pertolongan, serta berkatNya sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna menyelesaikan program studi Ilmu Administrasi Bisnis di Universitas Sumatera Utara Medanuntuk memperoleh gelar Administrasi Bisnis. Adapun judul dari skripsi ini adalah: “Analisis Strategi Pemasaran Pada Usaha Jasa Bersama Furniture Jalan Setia Budi Medan”

Selama penulisan skripsi ini penulis mendapat dukungan serta motivasi dan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih pada :

1. Prof. Dr. Badaruddin, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosil dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Marlon Sihombing, M.A selaku ketua Program Studi Imu Administrasi Bisnis USU dan kepada Bapak Arifin Nasution,S.Sos,M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Imu Admisnistrasi Bisnis

3. Dosen Pembimbing penulis Drs.Posma Lumbanraja,M.Si, yang bersedia membimbing penulis, memberikan waktu, tenaga, serta pikiran serta bersedia mengajar penulis dari proses awal penyusunan proposal hingga


(7)

skripsi ini terselesaikan. Terimakasih atas pengetahuan serta ilmu yang diberikan kepada penulis

4. Seluruh dosen-dosen dan staff pengajar di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis USU.

5. Ibu Nurati Zebua sebagai pemilik Usaha Jasa Bersama Furniture serta pegawai usaha yang telah memberikan informasi penulis selama penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

6. Kepada kedua orangtua penulis ayahanda Ir.S.Silitonga,MS dan R.Siallagan. Terimakasih atas dukungan moril serta materil yang diberikan dan terimakasih atas doa dan kesabaran yang diberikan kepada penulis. 7. Kepada adik-adik penulis : Joel Alexander Silitonga dan David Pardomuan

Silitonga yang mendukung serta menghambat selesainya skripsi ini.

8. Kepada saudara penulis yang selalu memotivasi dan mendoakan agar terselesaikannya skripsi ini : Opung, Tante, Om, Tulang, Inggrid Silitonga, Tika Tampubolon dan Zeiro Tampubolon

9. Kepada teman-teman seperjuangan, senasib dan seotak di Administrasi Bisnis : Christian Simanjuntak (Bob), Tedy Salomo (Janda), Diky Marbun, Hendarto Napitu terimakasih atas lecean, semangat, serta bantuan yang diberikan selama hampir 4 tahun, terutama kepada sahabat yang selalu ada membantu dan menyemangati penulis Helen Harefa (eyen), Mentari Silalahi (tarbot), Agustina Pasaribu dan Naomi Siallagan semoga kita sukses dan mencapai impian kita selama ini.


(8)

10. Kepada Ihwan, yang menjadi teman sharing dan memberikan motivasi serta yang katanya mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Kepada sahabat-sahabat yang selalu mendukung Veby, Anggie, Sally,

Koko, Inin, Gege. Terimakasih atas motivasinya kepada penulis.

12. Kepada teman-teman Administrasi Bisnis 2010 khususnya kelas B, terimakasih atas kebersamaan yang hampir 4 tahun dan semoga kelak kita menjadi orang yang berhasil.

13. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta wawasan yang penulis dapatkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran yang membangun dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.

Medan, Juni 2014


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Teori ... 9

2.2 Strategi Pemasaran ... 9

2.2.1 Defenisi Pemasaran ... 9

2.2.2 Unsur Utama Pemasaran ... 10

2.2.3 Strategi Pemasaran ... 11

2.2.4 Jenis- Jenis StrategiPemasaran ... 13

2.2.5 Strategi Peasaran ... 12

2.2.6 KonsepPemasaran ... 14

2.3 Pengertian Lingkungan Usaha ... 15

2.3.1 Lingkungan Eksternal Usaha ... 15

2.3.2 Lingkungan Internal Usaha ... 17

2.3.3 Keunggulan Bersaing ... 18

2.4 Defenisi Strategi ... 20

2.4.1 Tipe-Tipe Strategi ... 20

2.5 Strenght,Weakness,Oppurtunity,Threats ... 21

2.5.1 Sistematika Penulisan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Defenisi Konsep ... 25

3.4 Pengumpulan Data ... 26


(10)

3.5 Analisis Data ... 28

3.5.1 Analisis Deskriptif ... 28

3.5.2 Analisis SWOT ... 29

3.5.3 IFAS dan EFAS ... 29

BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Perusahaan ... 35

4.1.1 Gambaran Umum Usaha ... 35

4.1.2 Visi dan Misi Usaha ... 37

4.1.3 Struktur Organisasi Usaha ... 37

4.1.4 Pengumpulan Data ... 41

4.2 Analisis dan Pembahasan ... 50

4.2.1 Pemasaran yang Diterapkan ... 50

4.2.2 Analisis SWOT ... 53

4.2.3 IFAS ... 59

4.2.4 EFAS ... 63

4.3 Analisis Diagram SWOT ... 65

4.4 Matriks SWOT ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Matriks SWOT ... 21

Tabel 3.2 Internal Factor AnalysisSummary (IFAS) ... 28

Tabel 3.3 Eksternal Factor AnalysisSummary (EFAS) ... 29

Tabel 3.4 Matriks SWOT ... 34

Tabel 4.1 Data Penjulan Usaha Jasa Bersama Furniture ... 33

Tabel 4.2 Harga Produk Usaha Jasa Bersama Furniture ... 36

Tabel 4.3 IFAS ... 55

Tabel 4.4 EFAS ... 58

Tabel 4.5 Analisis SWOT Usaha Jasa Bersama Furniture ... 61

Gambar 4.1 Diagram Struktur Organisasi ... 35


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Struktur Organisasi ... 35 Gambar 4.2 Diagram SWOT Usaha Jasa Bersama ... 60


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE STRATEGIC MARKETING USAHA JASA BERSAMA FURNITURE

JALAN SETIA BUDI MEDAN

Natasya Meylani Silitonga 100907048

Drs. Posma Lumbanraja. Msi

A thesis is called “Analysis of the strategy marketing Usaha Jasa Bersama Furniture.” Thebackground of this research is the development of business furniture currently, fueled by rising consumption needs as well as the from the community. And this is heightened by the increasing number of housing are constructed, so that is an opportunity that is very large in proportion to the business of furniture.With the increasing number of competitors, then many consumers, to be able to draw an undertaking of furniture need to apply marketing strategies that effort of furniture can survive and flourish and can reach vision and its mission.

In research aims to know and analyzing strenghts, weakness opportunities and threats owned business services together furniture in determining what strategy that can be proposed to apply in boost sales in business services together as material input to advance of this business

Form of research used in this thesis with a descriptive research methods with qualitative approaches. The Data used are the primary data and secondary data. Primary Data obtained through observation and interviews with key informants and key informants. While secondary data obtained through the study of literature by studying books and theses related to this research. Data analysis technique used is the SWOT analysis by identifying internal and external factors of business, after which those factors compiled using the SWOT matrix. The result of the matrix can produce four sets of possible alternative strategy that is SO, WO, ST and WT. Based on the results of research using the SWOT matrix and SWOT diagrams, Shared Services Business can be kept this quadrant SO, where this effort has been able to take advantage of all the power to take advantage of opportunities as big as possible. Strategies that support the quadrants SO is Growth Oriented Strategy where this effort could increase sales of their products by increasing the promotion, which during the Joint Service Effort is still lacking in marketing efforts to the society


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini, seorang pebisnis dapat melakukan transaksi bisnis tanpa harus dibatasi oleh wilayah. Hal ini memicu terjadinya persaingan yang ketat. Untuk dapat bertahan, pebisnis dituntut mampu menciptakan ide-ide yang kreatif serta inovatif sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang memajukan usahanya.

Kemajuan teknologi informasi mengakibatkan seiringnya perubahan yang cepat dalam pemasaran. Segala sesuatunya dapat berubah, termasuk perilaku pasar. Oleh karena itu pihak manajemen harus mengantisipasi perubahan tersebut. Kegagalan dalam mengantisipasi perubahan oleh manajemen perusahaan akan menimbulkan banyak kerugian dan masalah, dan tidak mustahil akan membawa dampak yang fatal yang mengakibatkan kalahnya dalam persaingan sehingga produk yang ditawarkan tidak dapat diterima pasar. Dalam pemasaran seorang pengambil keputusan perlu menyusun perencanaan yang tepat dalam memasarkan produknya. Hal ini dilakukan dengan menyusun suatu program berupa strategi usaha.

Strategi usaha merupakan pedoman dalam penentuan langkah yang harus diterapkan dalam pengembangan usaha yang akan mempengaruhi roda usaha selanjutnya. Sesuai dengan kenyataan, banyak perusahaan tidak dapat bertahan


(15)

lama dalam menjalankan bisnis karena tidak tepatnya strategi yang diterapkan. Oleh karena itu, pelaku bisnis dituntut untuk menjalankan usahanya menggunakan strategi yang tepat untuk keberlangsungan usaha dari tahun ke tahun.

Untuk mendukung pengambilan keputusan dalam strategi pemasaran, perlu dilakukan analisis faktor internal serta faktor eksternal perusahaan. Dengan begitu, suatu perusahaan mengetahui berbagai masalah internal, apa yang menjadi kekuatan serta kelemahannya dan masalah ekternal yaitu adanya peluang serta ancaman yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Usaha furniture merupakan suatu usaha yang berkembang sekarang ini. Hal ini dipengaruhi dengan pertumbuhan ekonomi, faktor kebutuhan (utillitas) dan faktor konsumsi dari masyarakat. Furniture merupakan prasarana pendukung dalam menambah nilai estetika dari suatu ruangan, terlebih untuk meningkatkan prestise tersendiri bagi pemiliknya. Beragam macam style dan mode tersendiri, suatu produk furniture ditawarkan yang dapat dipilih oleh konsumen. Karena setiap individu dan kelompok memiliki perbedaan selera dalam memilih suatu hal. Ditambah lagi yaitu dengan semakin banyaknya perumahan yang dibangun serta kebutuhan dari kegiatan perkantoran yang merupakan peluang yang besar bagi usaha furniture.

Jasa Bersama Furniture adalah salah satu toko furniture yang berada di kota Medan. Berlokasi di Jalan Setia Budi No 347, toko ini telah beroperasi sejak tahun 2004. Dari sisi geografisnya, usaha ini memiliki lokasi yang strategis karena Jalan Setia Budi merupakan jalan perlintasan dan disekitar usaha terdapat


(16)

pemukiman penduduk serta wilayah perkantoranan. Toko ini menjual berbagai produk seperti berbagai jenis lemari, meja, springbed, sofa, kitchen set dan sebagainya. Dalam pemasarannya, usaha ini menjual secara langsung (cash/tunai), selain itu juga menyediakan layanan kredit bagi pelanggannya paling lama setahun dalam tiga kali pembayaran.

Saat ini Jasa Bersama Furniture mengalami penurunan dalam penjualan produknya. Hal ini terjadi karena banyaknya bermunculan usaha meubel serta furniture yang tidak jauh dengan lokasi usaha toko ini dan menawarkan produk yang sama, sarana dan prasarana yang lebih mendukung, dan persaingan harga antar toko.

Sehingga dengan itu permasalahan ini menarik untuk dianalisa secara mendalam agar usaha ini mampu meningkatkan penjualannya serta dapat menguasai pasar. Jasa Bersama Furniture ini membutuhkan strategi pemasaran untuk menghadapi pesaing-pesaingnya yang bermunculan pada sekarang ini. Untuk bisa bertahan dan tetap diminati usaha ini perlu menganalisis strategi apa yang akan diterapkannya dan menganalisis strategi yang telah diterapkan oleh pesaingnya. Adapun dapat dilakukan dengan SWOT, yaitu menganalisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta analisis lingkungan eksternal (ancaman dan peluang) Dengan menggunakan analisis SWOT dapat diketahui strategi pemasaran yang cocok diterapkan di usaha furniture ini.


(17)

Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan, ada beberapa peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti oleh penulis diantaranya adalah :

1. Satria Mirsya Affandy Nasution (2011) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Daya Saing Melalui Analisis SWOT PT AXA Financial Cabang Medan Sudirman”

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT AXA Financial Cabang Medan Sudirman belum memanfaatkan peluang-peluang yang ada secara maksimal . Tidak hanya menggunakan strategi promosi dan

personal prospect saja, tetapi juga melalui strategi lain seperti lebih inovatif dalam menciptakan produk agar dapat memuaskan nasabah dan juga menambah kerja sama dengan pihak perbankan dengan beberapa bank terkemuka lain ke depan agar dapat memperoleh rasa kepercayaan (Trust) yang lebih pada nasabah.Kelemahan-kelemahan nilai tertinggi adalah Agent yang tidak fokus dan kurang maksimal dalam bekerja sehingga kurang mengetahui Product Knowledge.

2. Syamsuri (2010) dengan judul “ Analisis Penerapan Strategi Pemasaran Pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang”

Hasil penelitian menyatakan bahwa berdasarkan SWOT analisis lingkungan eksternal posisi Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang dapat mengantisipasi ancaman yang muncul dari


(18)

lingkungan sekitarnya. Disamping itu, analisis lingkungan internal menunjukkan bahwa Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang sudah dapat memanfaatkan kekuatan dan sudah mampu mengatasi kelemahan internal.Kendala yang dihadapi rumah makan ini seperti kurang memadainya tempat parkir, tempat yang sederhana sehingga kurang memadai untuk pelayanan, dan pengaturan sarana/prasarana penjualan sehingga menjadi ancaman bagi rumah makan ini.

3. Reni Maulida Rahmat (2012) dengan judul “ Analisis Strategi Pemasaran Pada PT Koko Jaya Prima Makassar ”

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan bahwa PT Koko Jaya Prima memiliki bebrapa kekuatan dan kelemahan terkait dengan keberlangsungan usahanya. Hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan menjelaskan bahwa PT Koko Jaya Prima memiliki beberapa peluang dan ancaman.Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa PT Koko Prima Jaya memiliki 6 kekuatan, 5 kelemahan, 4 peluang dan 3 ancaman bagi usahanya. PT Koko Jaya Prima dapat mengembangkan dealer dan bengkelnya dengan cara mengembangkan kemampuan tenaga pekerja serta memanfaatkan promosi yang lebih baik.


(19)

4. Melinda Agustien (2013) dengan judul “ Analisis Strategi Pemasaran Pada Perusahaan Melalui Analisis SWOT Pada Distro Tauko Medan Jl Sei Batang Serangan”

Hasil penelitian ini menunjukkan strategi yang dilakukan berdasarkan

marketing mix dimana lebih difokuskan pada faktor produk dan promosi. Strategi produk dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan menambah segmen produk sehingga pasar sasaran menjadi luas. Ancaman datang dari pesaing yang banyak meniru konsep Tauko Medan dan memanfaatkan kelemahan Tauko Medan untuk mengembangkan usaha dan menarik konsumen.

5. Putri Ardhanareshwari (2010) dengan judul “ Analisis Strategi Pemasaran Usaha Jasa Pembuatan dan Perbaikan Furniture UD.Suryani Furniture”

Hasil penelitian ini menunjukkan strategi pemasaran yang dilakukan usaha ini telah berjalan dengan baik.Usaha ini mampu memanfaatkan peluang yang ada dan memiliki kekuatan yang tidak dimiliki pesaing, Namun yang menjadi kendala adalah kelemahan internal perusahaan dimana sarana dan prasarana masih terbatas, sistem keuangan yang masih sangat sederhana, dan kurangnya pendidikan SDM yang dimiliki.


(20)

Maka berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Pada Usaha Jasa Bersama Furniture”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, dietapkan yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana strategi pemasaran yang tepat diaplikasikan dalam Usaha Jasa Bersama Furniture?”

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini.Adapun yang menjadi batasan masalah yang diteliti adalah :

1. Penelitian ini membahas tentang pemasaran yang selama ini telah dilakukan Jasa Bersama dalam peningkatan penjualan produknya 2. Penelitian ini membahas perencanaan strategi yang dapat diterapkan

usaha Jasa Bersama

3. Dalam melakukan penelitian ini, analisis yang dilakukan melalui SWOT yaitu dengan menganalisis kekuatan (strenght), kelemahan


(21)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dilakuakan untuk mengetahui hal-hal yang ingin dicapai penulis. Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis aspek eksternal serta internal usaha Jasa Bersama untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi oleh usaha Jasa Bersama Furniture

2. Untuk mengetahui strategi yang dapat diusulkan untuk diterapkan dalam meningkatkan penjualan di usaha Jasa Bersama sebagai bahan masukam untuk memajukan usaha ini.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara Akademis,penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Bisnis.

2. Secara Praktis,penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan serta pertimbangan mengenai penerapan strategi yang sesuai digunakan di usaha Jasa Bersama sehingga dapat mengetahui hal-hal yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan konsumen. 3. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pengetahuan peneliti lain yang tertarik dalam bidang Ilmu Administrasi Bisnis khususnya penelitian tentang penerapan analisis strategi bisnis.


(22)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian,seorang peneliti harus menyusun suatu kerangka teori.Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti.

2.2 Strategi Pemasaran 2.2.1 Defenisi Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2009:48)

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2005:9) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana organisasi memperoleh yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.

Perumusan analisis pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat dapat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi


(23)

perubahaan faktor eksternal juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaaan tersebut.

2.2.2 Unsur-unsur utama pemasaran

Unsur-unsur utama pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu :

a. Unsur Strategi Persaingan, dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu : 1. Segmentasi Pasar

Segmentasi Pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Maing-masing segmen konsumen memiliki karakteristik, kebutuhan konsumen, dan bauran pemasaran sendiri.

2. Targeting

Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.

3. Positioning

Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.

b. Unsur Taktik Pemasaran

Terdapat dua unsur taktik pemasaran,yaitu :

1) Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan


(24)

membangun strategi pemasaran inilah yang akan membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain

2) Bauran pemasaran yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai produk, harga, promosi dan tempat.

c. Unsur Nilai pemasaran Dikelompokan menjadi 3 yaitu :

1. Merek atau brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan.

2. Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayanan pada konsumen ini perlu terus-menerus diitingkatkan.

3. Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk mrmbuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.2.3 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah penuntun agar aktivitas pemasaran konsisten bukan hanya terhadap strategi utama yang telah ditentukan,melainkan juga terhadap strategi berbagai bidang fungsional lainnya (Umar, 2005:321)


(25)

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2010:20) startegi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran didasarkan analisis manajer perusahaan akan lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal.

Ada terdapat 3 elemen pokok menurut Fandy Tjiptono (2006:40) dalam strategi pemasaran, yaitu :

a. Konsumen

Pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berakhir dengan kepuasan loyalitas pelanggan. Pemasar wajib memahami siapa saja pelanggannya, preferensi, karakteristik, kebutuhan, gaya hidup serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola konsumsi mereka.

b. Pesaing

Memenuhi kepuasan konsumen belum cukup apabila ada pesaing yang sanggup memuaskan pelanggan dengan lebih baik,maka pelanggan akan beralih kepesaing. Oleh sebab itu, setiap organisasi harus memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor tersebut meliputi siapa saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi diri, serta relasi mereka.

c. Perusahaan

Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan. Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih fokus pada spek relasi. Untuk itu dibutuhkan strategi, kinerja, kompetensi diri sumber daya (manusia, alam, finansial, teknologi, informasi dan waktu)


(26)

2.2.4 Jenis-Jenis Strategi Pemasaran

Terdapat 3 jenis pemasaran yang dapat ditempuh perusahaan (Assauri,2008:25) yaitu :

a. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar (Undifferiented marketing)

Dengan strategi ini, perusahaan menganggap pasar sebagai suatu keseluruhan,sehingga perusahaan hanya memperhatikan kebutuhan konsumen secara umum. Strategi ini bertujuan untuk melakukan penjualan secara massal, sehingga menurunkan biaya. Salah satu keuntungan strategi ini adalah kemampuan perusahaan untuk menekan biaya sehingga lebih ekonomis. Sebaliknya, kelamahannya adalah apabila banyak perusahaan lain menjalankan strategi yang sama, maka akan terjadi persaingan yang tajam untuk menguasai pasar tersebut (hyper competition), dan mengabaikan segmen pasar yang kecil lainnya. Akibatnya, strategi ini dapat menyebabkan kurang menguntungkannya usaha-usaha pemasaran perusahaan, karena banyak dan tajamnya persaingan.

b. Strategi yang membeda-bedakan pasar (Differentied marketing)

Strategi ini perusahaan hanya melayani kebutuhan beberapa kelompok konsumen tertentu dengan jenis produk tertentu pula. Jadi perusahaan atau produsen menghasilkan dan memasarkan produk yang berbeda-beda untuk tiap segmen pasar. Perusahaan yang menggunakan strategi ini bertujuan untuk mempertebal kepercayaan konsumen tertentu terhadap produk yang dihasilkan dan dipasarkan, sehingga pembeliannya dilakukan berulang kali. Kelemahan


(27)

strategi ini adalah terdapat kecenderungan biaya akan lebih tinggi karena kenaikan biaya produksi untuk modifikasi produk, biaya administrasi, biaya promosi dan biaya investasi.

c. Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentred Marketing)

Dengan strategi ini, perusahaan mengkhusukan pemasaran produknya dalam beberapa segmen pasar, dengan pertimbangan keterbatasan sumberdaya perusahaan. Keuntungan penggunaan strategi ini, perusahaan diharapkan akan memperoleh kedudukan atau posisi yang kuat dalam segmen pasar tertentu yang dipilih. Kelemahan strategi pemasaran ini adalah perusahaan akan menghadapi risiko yang besar apabila hanya tergantung pada satua atau beberapa segmen pasar saja.

2.2.5 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran bersandar kepada 4 pilar yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas. Konsep pemasaran lebih kepada memenuhi kebutuhan pelanggan, dan menggabungkan semua kegiatan yang mempengaruhi pelanggan untuk menghasilkan laba demi pemuasan pelanggan.Konsep pemasaran berdasarkan pada kebutuhan (needs), keinginan (wants), permintaan, produk, nilai, biaya dan pemasaran (Kotler,2005:8)


(28)

2.3 Pengertian Lingkungan Usaha

Suatu perusahaan harus mampu menganalisa lingkungan eksternal maupun lingkungan internal perusahaan. Dengan mempelajari proses analisis lingkungan perusahaan,maka perusahaan dapat beradaptasi dengan lingkungan yang selalu dinamis sehingga tetap dapat bertahan walaupun memiliki banyak pesaing. Berikut ini adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi strategi pemasaran (Kotler,2005:178)

2.3.1 Lingkungan Eksternal Usaha

Lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui peluang serta ancaman melalui proses yang dilakukan oleh perencanaan strategis. Kekuatan eksternal dibagi menjadi dua yaitu : lingkungan makro dan lingkungan industri. Menurut Hari Purnomo,1999:30) lingkungan eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar yaitu lingkungan yang sifatnya umum dan lingkungan industri.

1. Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut diluar dan terlepas dari operasi perusahaan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi/demografi, sosial, politik, teknologi, konsumen, supplier. a. Faktor ekonomi/demografi


(29)

Lingkungan faktor demografi meliputi pembelajaran tentang populasi manusia, ras, gender, umur,dan statistik lainnya. Perusahaan harus dapat memperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut faktor demografi diantaranya adalah ukuran populasi, distribusi geografi (lokasi/jalur distribusi sampai agen), pencampuran etnis serta distribusi pendapatan.

b. Faktor sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari pelanggan dimana perusahaan beroperasi. Jika faktor sosial berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas akan mengalami perubahan.

c. Faktor politik

Lingkungan politik terdiri dari hukum, peraturan yang berlaku, agen pemerintah, kebijakan, dan pemerintah. Faktor politik merupakan parameter yang dapat membatasi operasi perusahaan.Untuk itu, suatu perusahaan harus mampu meramalkan perubahan politik yang akan berdampak pada bisnis

d. Faktor teknologi

Kemajuan teknologi dapat menciptakann pasar baru, perkembangan produk, serta dapat merubah relative competitive cost. Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan perbedaan biaya antar perusahaan, menciptakan proses produksi yang lebih singkat serta meningkatkan inovasi.


(30)

e. Konsumen

Dengan mengetahui profil konsumen dan calon pelanggan dapat digunakan untuk merencanakan operasi strategi, dan mengantisipasi adanya perubahan pasar.

f. Supplier

Supplier memberikan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Harus terjalin kerjasama yang baik antara

supplier dengan perusahaan dan perusahaan harus mampu melihat supply yang tersedia dan biaya.

2. Lingkungan Industri

Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana perusahaan berada. Faktor- faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk kondisi persaingan industri tersebut meliputi pendatang baru, produk pengganti, pembeli, pemasok dan pesaing.

2.3.2 Lingkungan Internal Usaha

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada didalam organisasi tersebut dan memiliki implikasi secara langsung pada perusahaan.

a. Sumber daya

Sumber daya sering diartikan sebagai input yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi. Secara sederhana sumberdaya


(31)

perusahaan dapat dikelompokkan menjadi sumber daya yang nilainya terlihat

(tangible), sumber daya yang tidak terlihat (intangible) dan sumber daya manusia. b. Kapabilitas

Kapabilitas menganalisis menganalisis secara rinci dan bagaimana suatu perusahaan menjalankan aktivitasnya, bagaimana setiap aktivitas dalam perusahaan dapat berinteraksi dan apa kepentingan dari aktivitas tersebut.

c. Kompetensi Inti

Merupakan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat tertentu bagi pelanggannya.Seperti menyediakan barang yang langka dan tidak dapat ditiru pesaing.

2.3.3 Keunggulan Bersaing

Porter menyatakan 3 strategi yang dapat diterapkan suatu perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu Strategi Diferensiasi, Strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh dan Strategi Fokus (Umar, 2005 : 34)

a. Strategi Diferensiasi.

Dalam strategi ini perusahaan harus mampu menciptakan sesuatu hal yang baru yang tidak dimiliki oleh pesaing yang lain sehingga diharapkan calon konsumen mau membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan tersebut. Perusahaan yang dapat mencapai dan mempertahankan strategi diferensiasi akan menjadi perusahaan yang berkinerja tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan


(32)

diharuskan untuk selalu mencari hal yang baru yang membedakannya dengan pesaing yang lain yang mungkin akan mengikuti atribut yang dimillikinya.

b. Strategi Kepimpinan Biaya Menyeluruh.

Srategi ini lebih menekankan bahwa suatu usaha harus mampu menghasilkan serta mengirim produk ke pasar dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing yang lain. Suatu usaha harus lebih memperhitungkan harga jual produk yang murah,sehingga biaya produksi, promosi dan biaya lainnya dapat ditekan walaupun produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari usaha yang lain.Untuk mencapai posisi biaya rendah (low cost posisition) maka perusahaan harus memiliki keunggulan diatas keunggulan pesaing,seperti pangsa pasar yang tinggi,mudah mendapatkan bahan baku,teknologi yang lebih baik, dan senbagainya ( Parentahen,92 : 2000)

c. Strategi Fokus.

Strategi ini berbeda dengan strategi yang lainnya.Perusahaan memilih strategi ini dikarenakan adanya kemampuan yang lebih besar untuk melayani segmen pasar tertentu yang lebih sempit dibandingkan degan segmen pasar yang lain. Dengan menjual produk di segmen pasar tertentu suatu usaha dapat memusatkan perhatian secara lebih khusus disertai dengan alokasi sumberdaya yang tepat. Sebelum merumuskan perumusan strategis, maka data diklasifikasikan berdasarkan lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal perusahaan.


(33)

2.4 Defenisi Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Porter, Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Rangkuti,2009:4) Senada dengan itu,Steiner and Miner juga berpendapat bahwa strategi merupakan respon yang terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal perusahaan serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang akan mempengaruhi perusahaan (Rangkuti,2009:4)

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat nmenentukann suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah :

a. Distinctive Competence yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.

b. Competitive Advantage yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan pesaingnya.

2.4.1 Tipe – tipe Strategi

Pada prinsipnya strategi dapat dikeompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu (Rangkuti,2009:6)

a. Strategi Manajeman

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya


(34)

strategi pengembangan produk,strategi penetapan harga,strategi akuisisi,strategi pengembangan pasar,strategi keuangan,dan sebagainya

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.Misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali, dan sebaginya.

c. Strategi Bisnis

Strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi organisasi dan strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.5 Strenght, Weakness, Oppurtunity, Threats (SWOT)

Menurut Rangkuti (2009:19) analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) Dari hasil analisis SWOT ini, akan membantu perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan dapat menjadi acuan untuk menentukan strategi apa yang tepat untuk diaplikasikan untuk mengembangkan usaha tersebut.


(35)

Matriks SWOT dapat digunakan untuk menyusun faktor-faktor internal serta eksternal perusahaan serta menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiki, sehingga analisis ini dapat digunakan untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang sekaligus meminimalisir kelemahan dan ancaman yang dapat menganggu posisi dari objek yang dianalisis. Hasil dari matriks ini menghasilkan 4 set alternatif strategi yaitu : strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT.

Tabel 3.1 Matriks SWOT

STRENGH (S) Mentukan faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESS (W) Mentukan faktor-faktor kelemahan internal OPPURTUNIES (O) Mentukan faktor peluang eksternal STRATEGI SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS (T) Menentukan faktor ancaman eksternal STRATEGI ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI WT Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : (Rangkuti,2009 : 31)


(36)

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan dari usaha untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Strategi ini dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahan untuk mengatasi ancaman yang ada.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang untuk meminimalisir kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.5.2 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisikan tentang latar belakang,rumusan masalah,batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

Bab II : Kerangka Teori


(37)

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang bentuk penelitian,waktu dan lokasi penelitian,teknik pengumpulan data,dan teknik analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian

Bab ini memuat deskripsi lokasi penelitian, penyajian data, hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan yang dianalisis beserta pembahasaannya.

Bab V : Penutup

Bab ini merumuskan beberapa kesimpulan serta saran dari hasilpenelitian bagi tempat penelitian


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan penggunaan wawancara serta observasi ( Hamidi, 2004:14)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan secara langsung di usaha furniture Jasa Bersama Jl. Setia Budi No.347 Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga berakhirnya penelitian.

3.3 Defenisi Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang diguankan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian yang pada umumnya dinyatakan dalam satu istilah atau rangkaian kata.

Strategi merupakan respon yang terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal perusahaan serta kekuatan dan kelamahan internal perusahaan yang akan mempengaruhi perusahaan.

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi,dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.


(39)

Untuk mendapatkan masalah yang jelas dari setiap konsep maka peneliti mengemukakan defenisi konsep penelitian yaitu melalui kajian teori dan penelitian dengan analisa lingkungan yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha Jasa Bersama Furniture.Lingkungan Internal dapat dilihat dari kekuatan dan kelemahan pada usaha Jasa Bersama Furniture, sedangkan lingkungan eksternal akan dilihat dari peluang dan ancaman. Setelah kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang diketahui maka akan dianalisa dengan metode analisis SWOT. Hasil dari metode SWOT dapat menjadi bahan evaluasi Jasa Bersama Furniture dalam menerapkan strategi pemasaran yang akan meningkatkan penjualan dan mampu bertahan di pasar kompetitif.

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian merupakan cara untuk mengumpulkan data-data yang relevan bagi penelitian. ( Juliandi, 2013:66)

Data dapat dibedakan berdasarkan sifat, sumber serta skala antara lain : 1. Data menurut sifatnya, dikelompokkan dalam 2 bentuk yakni

a. Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan kategorisasi (pengelompokkan) yang sifatnya menunjukkan kualitas bukan nilai kuantitatif.

b. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka tertentu yang dapat dioperasikan secara matematis.

2. Data menurut sumber pengelohannya, dikelompookan dalam 2 bagian yaitu


(40)

a. Data primer yaitu data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri dari sumber utama yang berguna untuk kepentingan penelitian, dan data tersebut sebelumnya tidakada. Data ini dikumpulkan memlalui wawancara, observasi/pengamatan serta angket/kuesioner.

b. Data sekunder adalah data yang telah tersedia yang dikutip oleh peneliti, seperti data yang dikumpulkan melalui studi dokumentasi. 3. Data yang ditinjau dari skala pengukuran. Dikelompokkan menjadi 4

bentuk antara lain : Data Nominal, Data Ordinal, Data Interval dan Rasio.

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan peneliti adalah teknik pengumpulan data yang dibagi berdasarkan jenis datanya, yaitu :

1. Pengumpulan Data Primer

Yaitu peneliti turun langsung ke lapangan (data diambil oleh peneliti sendiri) untuk mendapatkan informasi serta fakta yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Data primer, merupakan data yang dikumpulkan melalui :

a. Wawancara merupakan dialog yang dilakukan antara peneliti dengan responden dimana peneliti memberikan pertanyaan yang telah disiapkan untuk dijawab responden. Wawancara dapat dilakukan kepada pemilik usaha sebagai informan utama serta imforman kunci yaitu pelanggan untuk mendapatkan informasi seputar usaha Jasa Bersama.


(41)

b. Pengamatan/Observasi merupakan suatu kegiatan melihat kondisi secara langsung terhadap objek yang diteliti. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di usaha Jasa Bersama untuk mendapatkan informasi tetntang permasalahan yang akan diteliti.

2. Pengumpulan Data Sekunder yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari pihak lain.Data sekunder,antara lain :

a. Dokumentasi,dengan menyelidiki rekaman-rekaman data yang telah berlalu, seperti arsip –arsip usaha Jasa Bersama.

b. Penelitian kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari karya ilmiah, jurnal, buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

3.5 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara serta observasi yang dibahas dalam bentuk verbal dan kualifikasinya bersifat teoritis

3.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis data deskriptif berarti menganalisis data untuk permasalahan variabel-variabel mandiri dan bukan menganalisis hubungan atau keterkaitan antarvariabel. Analisis ini merumuskan atau menggambarkan situasi atau kejadian yang dinyatakan dalam bentuk verbal secara teoritis dan tidak diperoleh melalui prosedur statistik


(42)

3.5.2 Analisis SWOT

Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis SWOT, yaitu dengan mengidentifikasi serta membandingkan faktor internal dan eksternal perusahaan untuk mengetahui peluang, ancaman, kelemahan dan kekuatan yang kemudian akan dianalisis untuk mengetahui strategi apa yang cocok diterapkan di suatu usaha (Rangkuti, 2009 : 19)

3.5.3 Internal Strategic FactorAnalysis Summary (IFAS) dan Eksternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS)

Dalam teknik analisis data dengan menggunakan SWOT, setelah pengklasifikasian faktor internal dan eksternal diidentifikasi, maka selanjutnya dilakukan tahap penyusunan Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS).

Berikut ini adalah tahap-tahap penentuan Faktor Strategis Internal (IFAS): 1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahaan dalam kolom 1

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 tidak penting,berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan.(Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1


(43)

(poor) ,berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori peluang) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika ancaman perusahaan besar sekali,maka nilainya adalah 1,sedangkan jika ancamannya dibawah rata-rata maka nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot kolom 2 dengan rating pada kolom, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0

(outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)

Tabel 3.2 Tabel Internal Strategic Factor Analisys Summary (IFAS)

Faktor-faktor strategis internal

Bobot Rating Bobot X Rating

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

Total Sumber: Rangkuti, 2009 (data diolah)


(44)

Rating pada matrik IFAS: 1= merupakan kelemahan utama

2 = merupakan kelemahan kelemahan yang kecil 3 = merupakan kekuatan yang kecil

4 = merupakan kekuatan utama

Jadi : rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada.

Tahap-tahap penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) :

1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman) 2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2,mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).Faktor-faktor tersebut kemungkinan dampak terhadap faktor strategis.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor denganmemberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1

(poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terghadap kondisi perusahan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1) Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor


(45)

pembobotan untuk masing-masing faktor-faktor yang nilainya bervariasi mulai dari dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)

Tabel 3.3 Tabel External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor-faktor strategis eksternal

Bobot Rating Bobot X Rating

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)

Total Sumber: Rangkuti, 2009 (data diolah)

Rating pada matrik EFAS:

1 = memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar 2 = memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar

3 = memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil

4 = memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil

3.5.4 Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk mengukur faktor-faktor strategi perusahaan dengan menggambarkan peluang dan ancaman eksternal perusahaan dan disesuaikan dengan kekuatan serta peluang yang dimiliki perusahaan.


(46)

Tabel 3.4 Matriks SWOT

STRENGH (S)

Mentukan faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESS (W) Mentukan faktor-faktor kelemahan internal OPPURTUNIES (O) Mentukan faktor peluang

eksternal STRATEGI SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS (T) Menentukan faktor ancaman eksternal STRATEGI ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI WT Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : (Rangkuti, 2009 : 31)

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan dari usaha untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.


(47)

b. Strategi ST

Strategi ini dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahan untuk mengatasi ancaman yang ada.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang untuk meminimalisir kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(48)

BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Usaha

4.1.1 Gambaran Umum Usaha A. Sejarah Usaha

Usaha Jasa Bersama merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di dalam bisnis furniture. Usaha Jasa Bersama mengawali kiprah berbisnis yang didirikan oleh Ibu Nurati Zebua pada tahun 2004. Pada awalnya Ibu Nurati menyewa sebuah toko sederhana tempat untuk ia menjual produk-produk furniturenya. Ibu Nurati memulai usaha furniture ini dikarenakan banyaknya kenalan Ibu Nurati yang menjadi supplier furniture serta tuntutan ekonomi yang pada saat itu mendesak ia untuk mendapatkan tambahan pendapatan.

Pada awal kegiatan operasional, usaha ini banyak menarik konsumen. Hal ini dikarenakan saat itu banyaknya pertumbuhan penduduk yang berdampak pada semakin banyaknya pemukiman yang dibangun yang mendukung furniture sebagai pelengkap serta kebutuhan dari masyarakat. Terbukti pada tahun-tahun pertama Ibu Nurati mendapatkan keuntungan dari Usaha Jasa Bersama sehingga toko yang tadinya hanya disewa, telah mampu dibeli oleh Ibu Nurati dan memperluas usahanya menjadi tiga toko dan dapat pula mempekerjakan pegawai sebanyak 10 orang.

Aktivitas yang dilakukan dimulai dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB setiap harinya, kecuali pada hari Minggu toko ini tidak beroperasi.


(49)

Toko yang terletak di antara Jalan Pasar 1 dan Pasar 2 Setia Budi ini, didalam toko memajang berbagai macam, jenis, style serta gaya dari beragam jenis furniture dengan merek-merek yang telah dikenal masyarakat memiliki kualitas yang terbaik. Produk yang dijual di toko ini, didapat dari supplier (distributor) dari perusahaan furniture di Indonesia yang telah menjalin hubungan kerja sama dengan usaha ini selama 10 tahun.

Seiring dengan berjalannya waktu, pada saat ini Usaha Jasa Bersama mengalami penurunan penjualan. Beberapa penyebab karena munculnya pesaing yang melihat peluang ini sehingga mendirikan usaha furniture yang tidak jauh dari lokasi usaha serta tidak adanya strategi pemasaran yang dilakukan Usaha Jasa Bersama untuk mempertahankan dan menarik minat konsumen. Hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan dan berimbas pada pengurangan jumlah pegawai yang tadinya 10 orang hanya menjadi 4 orang. Berikut data penjualan Usaha Jasa Bersama yang mengalami penurunan

Tabel 4.1

Data Penjualan Usaha Jasa Bersama Furniture

TAHUN UNIT

2004 203 UNIT

2006 188 UNIT

2010 161 UNIT

2013 135 UNIT


(50)

4.1.2 VISI, MISI USAHA VISI

Visi menggambarkan keinginan yang ingin dicapai oleh suatu usaha kepada kebehasilan usaha untuk tetap berkembang dan mendapat keuntungan yang maksimum. Visi merupakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Usaha Jasa Bersama Furniture memiliki visi yaitu menjadi usaha yang mampu bersaing dan bertahan dengan menyediakan produk furniture yang berkualitas sehingga menjadi kepercayaan pelanggan.

MISI

Misi merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh usaha untuk mewujudkan visi. Adapun misi dari Usaha Jasa Bersama Furniture adalah :

a. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas.

b. Memberi pelayanan kepada konsumen dengan mengedepankan kualitas produk furniture

c. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan keterbatasan pendidikan dan menyediakan lapangan pekerjaan yang berazaskan kekeluargaan

d. Membangun kemitraan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan pemasok dan pihak-pihak lainnya.

4.1.3 STRUKTUR ORGANISASI

Suatu organisasi perusahaan terdiri dari struktur, kebijakan, dan budaya yang terdapat dalam lingkungan perusahaan dan sifatnya dapat berubah sesuai


(51)

dengan ke organisasi daya man dikomunik yang lainn suatu peru Str sederhana pemilik y dalam me digambark

Sumber : U

Peg

(

 

S

eadaan ling i dimana se nusia didal kasikan. St nya yang be usahaan. ruktur organ a. Susunan yang memb elaksanakan kan sebagai Usaha Jasa

gawai

 

Sari)

gkungan pe eorang man lam pemba truktur orga erguna untu nisasi Usah organisasi y awahi bebe n tugasnya. berikut : Diagra Bersama Fu

Pe

(

erusahaan. S najer (pemi agian kerja anisasi mem uk memban

ha Jasa Bers yang ada d erapa 4 ora

Struktur o

Gambar am Struktu urniture

Pem

(Ibu

Z

egawai

 

(Eni)

Struktur or impin usah a untuk da

miliki hubu ntu berjalann

sama Furnit diawali oleh ang pekerja organisasi U

r 4.1

ur Organisa

ilik

 

Usaha

 

u

 

Nurati

 

Zebua)

P

ganisasi me a) mengalo apat dikoor ungan anata nya proses ture memili h Ibu Nurat a yang ber Usaha Jasa

asi

egawai

 

(Dani)

merupakan d okasikan su rdinasikan ara satu de

operasiona

iki struktur ti Zebua se rtanggung j a Bersama desain umber serta engan al dari yang ebagai jawab dapat

Pegawai

(Hasan)


(52)

Keterangan : Berdasarkan struktur organisasi dari Usaha Jasa Bersama Furniture dapat disimpulkan bahwa Ibu Nurati Zebua sebagai pemilik bertanggungjawab dalam segala kegiatan operasional usaha ini. Ibu Nurati membawahi 4 orang pegawainya yang memiliki tugas membantu Ibu Nurati dalam melayani konsumen, menaikan barang ke mobil angkutan serta mengantar barang ke tempat tujuan konsumen.

D. Produk dan Pasar Sasaran Produk

Usaha Jasa Bersama Furniture merupakan salah satu UKM yang menjual berbagai macam jenis produk furniture. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh usaha ini harus tepat, dan sesuai dengan segmen pasar yang akan dituju. Adapun jenis serta harga furniture yang dipasarkan oleh usaha ini berdasarkan model serta mereknya, adalah :

Tabel 4.2 Harga Produk Furniture Usaha Jasa Bersama

Produk Harga dalam Rupiah

Sofa Rp 3.000.000 – Rp 12.000.000

Meja Hias Rp 700.000 – Rp 5.000.000

Meja Makan Rp 2.500.000 – Rp 7.000.000

Meja Komputer Rp 500.000 – Rp 2.000.000 Lemari Pakaian Rp 2.500.000 – Rp 9.000.000

Lemari tv Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000

Lemari Hias Rp 800.000 – Rp 6.000.000

Tempat tidur (spring bed) Rp 1.500.000 – Rp 5.000.000


(53)

Pasar Sasaran

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu usaha didasarkan pada strategi pemasaran yang diterapkan untuk mencapai sasaran pasar yang dituju sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Oleh karena itu, suatu usaha sebaiknya menetapkan sasaran pasar yang akan dituju sehingga konsumen yang sudah ada dapat dipertahankan dan menjangkau konsumen potensial yang lainnya. Usaha Jasa Bersama menawarkan produk yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti warna, model, serta ukuran yang disesuaikan dengan perbedaaan selera konsumen. Segmen pasar yang menjadi pasar sasaran dari usaha ini adalah:

a. Masyarakat Umum

Sasaran utama dari usaha ini adalah masyarakat sekitar. Hal ini berdasarkan lokasi usaha yang dengan mudah dijangkau oleh masyarakat umum, serta lokasi ini dekat dengan pemukiman penduduk dan perumahan baru yang bergaya minimalis.

b. Instansi Perusahaan

Instansi perusahaan menjadi sasaran pasar usaha ini karena Usaha Jasa Bersama juga menawarkan berbagai furniture yang dapat menjadi sarana pendukung dalam suatu perusahaan, seperti sofa atau meja komputer, meskipun dengan kuantitas yang lebih kecil.


(54)

4.1.4 Pengumpulan Data

Faktor Internal dan Faktor Eksternal Berdasarkan Wawancara

Untuk mengetahui faktor internal serta faktor eksternal yang terdapat pada Usaha Jasa Bersama Furniture, maka peneliti melakukan wawancara. Berikut hasil observasinya :

A.Informan Kunci

Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang menjadi informan kunci dari penelitian ini adalah pemilik serta yang bertanggung jawab dalam proses operasional di usaha ini yaitu Ibu Nurati Zebua.

Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta amcaman yang dihadapi oleh usaha ini, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan aspek internal usaha yang diringkas sebagai berikut :

Peneliti mengajukan pertanyaan seputar bagaimana mendapatkan sumber daya fisik dalam usaha ini?

“kalau sumber barang-barang furniture ini kami peroleh dari pemasok kami yang telah berkerjasama dengan kami hampir 10 tahun ini. Barang-barang yang masuk diambil dari supplier-supplier perusahaan yang mengantar langsung barangnya kesini. Seperti misalnya buat barang Olympic, kantor perwakilan mereka ada di Letda Sujono, nah nanti kita hubungin aja kalau kita mau mesan barang, langsung diantar kesini tapi ada kesepakatan dulu sebelumnya. Begitu juga kalau ada barang mereka yang udah laku, kita hubungin, entar mereka


(55)

datang kesini buat pengecekan. Intinya semua yaitu komunikasi. Kalau komunikasi udah baik maka kedepan semuanya juga bakal berjalan baik, ya bisa diliat la sampe bertahun-tahun sampai sekarang belum ada masalah yang timbul dengan pihak pemasok.” (Ibu Nurati Zebua. Pemilik Usaha. Medan 2 April 2014 Pukul 13.00)

Peneliti mengajukan pertanyaan seputar hal apa saja yang telah dilakukan selama ini untuk mempromosikan usaha ini kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui tentang keberadaan dari usaha ini?

“bicara soal promosi, kami masih kurang dalam memperkenalkan usaha kami ini. Untuk memperkenalkan usaha ini kepada masyarakat kami hanya mengandalkan papan nama besar yang tertera diluar toko ini sehingga masyarakat yang lewat dapat melihat papan nama tersebut. Paling umtuk promosi kami juga mengandalkan kekuatan mulut ke mulut dari pelanggan kami. Banyak pelanggan setia kami yang tidak hanya sekali membeli produk disini, dan menyampaikannya ke teman atau kerabat mereka tentang toko ini. Selain itu promosi yang kami lakukan yaitu memberikan potongan harga pada saat menjelang hari besar. Kalau untuk promosi, usaha kami belum melakukan promosi yang besar-besaran, dan kalau dibilang usaha ini masih kalah dalam melakukan promosi daripada pesaing lainnya. Untuk itu mungkin kedepannya kami akan melakukan promosi seperti menyebarkan selebaran atau memuat iklan di surat kabar , dengan cara yang seperti itu kami beharap semakin banyak


(56)

konsumen yang tertarik kesini dan membeli di toko kami ini.” (Ibu Nurati Zebua. Pemilik Usaha. Medan 02 April 2014 Pukul 13.00)

Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan bagaimana kebijakan pemilik dalam penetapan harga yang dilakukan di Usaha Jasa Bersama Furniture?

“untuk penetapan harga disini disesuaikan dengan kebijakan oleh pihak supplier. Kita juga nggak mungkin memasang harga tinggi karena pasti akan berdampak dengan citra merek dari produk tersebut. Yang pasti harga yang kami jual disini dapat terjangkau oleh masyarakat. Seperti untuk meja makan disini kami jual harganya dari Rp 2.500.000 hingga Rp 8.000.000. Mungkin yang susah pada saat kenaikan bahan-bahan baku yang tentu akan mempengaruhi harga furniture juga jadi ya pintar-pintar kita untuk mendapatkan keuntungan tanpa memberatkan konsumen nantinya. Lagipula disini kami menyediakan fasilitas kredit jadi konsumen tetap dapat membeli produk yang mereka butuhkan tanpa harus langsung segera mengeluarkan uang yang mungkin cukup besar, selain itu juga kami melakukan program diskon pada saat menjelang hari besar, karena pada saat-saat tersebut peningkatan penjualan terhadap furniture meningkat.”

(Ibu Nurati Zebua. Pemilik Usaha. Medan, 02 April 2014. Pukul 13.00)

Dalam melakukan suatu strategi, diperlukannya langkah-langkah untuk mencapai suatu meningkatkan laba maksimum dan keberlangsungan suatu usaha. Berikut hasil wawancara peneliti dengan informan kunci yang diringkas sebagai berikut:


(57)

“ untuk strategi, tidak ada strategi khusus yang kami terapkan. Sampai saat ini, kami menjalin hubungan yang baik dengan pemasok furniture dan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Menurut saya pelayanan itu merupakan hal yang penting untuk membuat konsumen nyaman dan kembali berkunjung ke toko ini. Kalau soal harga mungkin harga yang kami tawarkan tidak jauh berbeda dengan toko furniture lain, tapi kami bisa menjamin pelayanan yang kami berikan selalu mengusahakan kenyamanan konsumen. Kalau konsumen senang maka mereka akan datang lagi kesini dan menyampaikan kesan mereka yang baik kepada orang lain. Strategi itu yang saya terapkan dari dulu hingga sekarang.” (Ibu Nurati Zebua,. Pemilik Usaha. Medan, 02 April 2014. Pukul 13.00)

Selain dinilai dari faktor internal usaha, untuk mendapatkan strategi pemasaran yang baik melalui pendekatan SWOT maka dinilai juga dari faktor eksternal usaha. Untuk itu peneliti melakukan wawancara kepada informan kunci dan memberikan pertanyaan seputar faktor eksternal yang mempengaruhi usaha Jasa Bersama Furniture ini.

Peneliti mengajukan pertanyaan siapa saja pihak eksternal yang menghambat serta mempengaruhi usaha ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap keberlangsungan usaha?

“ kalau untuk pihak eksternal yang mempengaruhi usaha ini adalah pemasok serta yang pastinya pesaing juga. Sampai saat ini tidak ada masalah dengan pemasok, semuanya kami kerjakan sesuai dengan prosedur yang telah


(58)

disepakati sebelumnya. Paling kendalanya kalau terjadi kerusakaan pada barang saat pendistribusian, tapi itu pun bisa dibicarakan dengan baik. Karena supplier ini merupakan peran yang sangat penting bagi berjalannya usaha ini. Selain itu pesaing juga mempengaruhi keberlangsungan suatu usaha. Apalagi sekarang makin berjamurnya toko furniture yang menawarkan harga yang bersaing. Ini memicu kami untuk memberikan pelayanan yang terbaik agar tetap mendapat tempat di hati masyarakat.” ((Ibu Nurati Zebua. Pemilik Usaha. Medan, 02 April 2014. Pukul 13.00)

Dalam suatu usaha tentu memiliki kendala yang dihadapi. Kendala tersebut dapat menjadi positif atau negatif, tergantung bagaimana usaha tersebut beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itu peneliti menanyakan apa saja yang menjadi hambatan dari usaha Jasa Bersama dilihat dari aspek eksternal dan internal usaha?

“ menurut saya hambatan yang dihadapi dari usaha ini kalau dilihat dari internalnya mungkin terletak pada kurangnya modal ya. Karena tidak bisa dipungkiri penjualan yang semakin menurun berpengaruh besar pada modal yang kami butuhkan. Mungkin selanjutnya kami akan berencana untuk meminjam kredit demi keberlangsungan usaha kami ini. Kalau hambatan dari eksternal saya kira belum ada ya, dalam menaggapi konsumen kami selalu bertindak cepat dengan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen jadi sampai sekarang kami belum ada mendengar tentang keluhan yang mengenai pelayanan


(59)

atau kualitas produk yang dijual di toko ini.” (Ibu Nurati Zebua. Pemilik Usaha. Medan, 02 April 2014. Pukul 13.00)

B. Informan Utama

Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Maka dari itu, informan utama dari penelitian ini merupakan konsumen dari Usaha Jasa Bersama Furniture. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 orang informan utama untuk mengetahui pendapat mereka tentang usaha ini, dan mendapat gambaran dari keterangan atau data-data yang diberikan untuk membantu permasalahan yang dihadapi. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan informan utama.

Peneliti mengajukan berbagai pertanyaan mengenai pengalaman mereka tentang Usaha Jasa Bersama Furniture. Adapun pertanyaan yang diajukan mengenai Bagaimana pemasaran yang dilakukan usaha Jasa Bersama Furniture? Bagaimana kualitas serta pelayanan yang diberikan oleh usaha ini? Apakah pernah membeli dari toko furniture lain, dan apa yang membedakannya dinilai dari harga, pelayanan serta promosi?

Konsumen menjelaskan :

1. Sari Ginting (46 tahun)

“sudah banyak furniture dirumah saya yang saya beli ditoko ini, jadi bisa dibilang saya pelanggan disini. Untuk soal kualitas, toko ini menjual


(60)

produk yang bagus makanya saya tidak jera kesini. Selain itu disini juga bisa kredit, beda sama toko yang lainnya jadi saya sebagai ibu rumah tangga bisa lebih berhemat dengan adanya kredit ini. Untuk pelayanan saya rasa baguslah, pas datang langsung disambut dengan baik dan dibantu dalam pemilihan barang yang saya mau. Sebelumnya saya juga pernah membeli di toko lain, seperti di KL Furniture yang disimpang pasar 1. Kalau disana, masih ada biaya tambahan untuk pengiriman barang ke rumah, berbeda dengan di Jasa Bersama yang pengiriman barangnya tidak dikenakan biaya. Kalau untuk promosi, saya tidak terlalu tahu promosi ap asaja yang telah dilakukan usaha ini. Saya tahu usaha ini juga dari teman dekat saya yang mengatakan kalau disini bisa kredit makanya saya tertarik kesini” ( Sari Ginting, Konsumen. Medan, 2 April 2014. Pukul 14.30)

Berdasarkan jawaban dari responden, dapat diketahui bahwa salah satu alasan konsumen berkunjung kembali ke usaha ini karena pelayanan serta kualitas yang diberikan baik, dan menyediakan layanan kredit yang membedakannya dengan usaha lain. Namun, untuk promosi usaha ini masih terbilang kurang, karena belum banyaknya kegiatan promosi yang dilakukan untuk menarik banyak konsumen.

2. Santi (38 tahun)

“saya bertempat tinggal tidak jauh dari toko ini dan saya juga baru menempati rumah baru makanya saya kesini sedang melihat-lihat dan


(61)

tertarik untuk membeli salah satu spring bed yang dijual disini. Menurut saya lokasi usaha ini termasuk yang strategis ya karena berada di pinggir jalan dimana banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Untuk kualitas produk yang dijual disini saya kira semuanya bagus, selain itu harga yang ditawarkan juga sebanding dengan kualitas yang akan saya dapat. Apalagi saya baru tahu kalau disini bisa kredit, jadi pelayanan yang diberikan cukup memuaskan. Tapi kalau promosi saya rasa disini masih kurang ya. Karena tadi waktu saya tanyak pemililk, diskon yang diberikan hanya pada saat menjelang hari besar saja. Padahal kalau menurut saya tidak harus menunggu hari besar untuk melakukan pemotongan harga. Kalau dibandingkan dengan usaha furniture lain yang saya tahu, mereka melakukan diskon tidak untuk hari besar saja, hari-hari lain juga sering saya liat ada pemotongan harga. Mungkin itu kebijakan dari usahanya ya. Tapi saya puas kok dengan produk disini, banyak model yang tersedia jadi saya bisa memiih sesuai dengan selera saya. Mungkin tata letaknya harus lebih rapi jadi tidak menyulitkan pengunjung untuk memilih. Tapi kalau secara keseluruhan baguslah, mungkin lain kali saya akan membeli perabotan rumah saya lagi disini.” ( Santi, 38 tahun. Konsumen. Medan 7 April 2014 Pukul 11.30)

Dari penjelasan responden dapat diketahui, adanya peluang usaha ini untuk dapat menarik banyak konsumen karena semakin banyaknya perumahan yang dibangun yang tidak jauh dari lokasi usaha sehingga masyarakat akan


(62)

membutuhkan banyak produk furniture dan memilih Usaha Jasa Bersama apabila usaha ini dapat menerapkan strategi pemasaran yang baik.

3. Rosida (47 tahun)

“menurut pengalaman saya, kualitas barang yang dijual di toko ini sangat bagus. Kalau ngomongin soal kualitas, toko ini menjual perabot seperti barang berkualitas eksport. Selain itu juga untuk harga yang ditawarkan juga masih terjangkau bagi saya dan pelayananan yang saya dapat disini sangat bagus. Kalau ada pepatah yang bilang pembeli adalah raja, mungkin itu tepat saya gambarkan di toko ini. Pas kita datang langsung disambut dan dibantu dalam pemilihan barang yang kita butuhkan. Disini juga harganya bisa ditawar. Kalau untuk lokasi, jelas disini lokasinya strategis. Banyak dijangkau alat transportasi dan lokasinya berada di tengah kota. Awalnya saya membeli di toko ini karena dulu belum banyak usaha furniture seperti sekarang ini, jadi saya sudah lama berlangganan disini dan menurut pengalaman saya, jika saya bandingkan dengan toko-toko yang sejenis sangat jauh kalau dibidang pelayanan. Dengan alasan tersebut makanya saya selalu kesini untuk membeli perabotan rumah. Namun kalau promosi mungkin masih kurang ya untuk menjangkau konsumen lainnya. Seharusnya toko ini lebih gencar memperkenalkan diri, apalagi sekarang makin banyak toko-toko seperti ini yang


(63)

mempromosikan lewat billboard, selebaran atau di koran misalnya. Toko ini maunya juga mengikuti cara-cara seperti itu demi kemajuan usahnya. Karena menurut saya sayang sekali kalau misalkan saja toko ini harus gulung tikar. Padahal dengan pengalaman saya ini, saya tidak ragu untuk merekomendasikan toko ini ke keluarga saya karena memang saya tidak kecewa akan harga, barang serta pelayanannya.” (Rosida, 47 tahun. Konsumen. Medan, 10 April 2014 Pukul 17.00)

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, menyatakan bahwa kualitas, harga serta pelayanan di usaha ini sangat bagus karena berbeda dengan usaha furniture lainnya. Namun konsumen ini juga beranggapan bahwa promosi yang dilakukan usaha Jasa Bersama masih kurang dibandingkan usaha yang lain, Promosi yang ada hanya mengandalkan kekuatan word of mouth (mulut ke mulut)

untuk memperkenalkan eksistensi dari usaha ini.

4.2 Analisis dan Pembahasan

4.2.1 Pemasaran yang diterapkan

Pemasaran merupakan acuan serta tanggapan perusahaan dalam menghadapi keadaan dan didasarkan atas analisis lingkungan dan internal usaha melalui analisis keunggulan dan kelemahan, serta menganalisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi suatu usaha dari lingkungannya. Strategi juga merupakan suatu kunci penting untuk mencapai tujuan utama dari visi serta misi suatu usaha. Berdasarkan dari hasil wawancara serta analisis usaha, pemasaran yang dilakukan


(64)

oleh Usaha Jasa Bersama selama ini sesuai dengan teori yang ada. Namun Ibu Nurati tidak tmenyadari bahwa pemasaran yang selama ini telah dilakukan oleh Usaha Jasa Bersama telah mendekati dengan teori strategi pemasaran. Sehingga Ibu Nurati belum memaksimalkan kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk dapat menarik potensi pasar yang lebih luas.

Berikut adalah pemasaran yang telah diterapkan oleh Usaha Jasa Bersama Furniture:

a. Produk

Usaha Jasa Bersama menawarkan berbagai macam produk furniture yang memiliki karakteristik yang berbeda dan memiliki kualitas serta mutu yang baik. Produk furniture yang ditawarkan di usaha ini memiliki banyak pilihan yang ada

(choices), gaya/model yang berbeda (styles), penampilan (features) yang sesuai dengan mode saat ini, dan menawarkan merek (brand names) dari produk-produk furniture yang telah dikenal baik oleh masyarakat. Sesuai dengan teori manajemen pemasaran, strategi yang dilakukan di usaha ini merupakan strategy product variety marketing, yaitu suatu strategi yang dilakukan suatu usaha dengan menjual berbagai macam jenis produk sehingga konsumen dapat memilih produk yang diinginkannya.

Dengan mengutamakan mutu serta kualitas yang baik, serta menawarkan produk yang sesuai dengan perkembangan mode saat ini, diharapkan Usaha Jasa Bersama Furniture menjadi pilihan masyarakat sehingga usaha ini tetap dapat bertahan dan berkembang.


(65)

b. Harga

Harga yang ditawarkan oleh usaha Jasa Bersama disesuaikan dengan jenis produk dan tetap dapat dijangkau oleh masyarakat. Harga yang ditawarkan di toko ini juga dapat bersaing dengan usaha furniture lainnya. Karena semakin tajamnya persaingan, usaha ini memberikan suatu alternatif bagi konsumennya yaitu dengan menyediakan layanan kredit sehingga membedakan dengan usaha lainnya. Selain itu usaha Jasa Bersama juga melakukan discount (potongan harga) pada produk-produk tertentu di hari tertentu. Misalkan saja pada hari raya seperti Lebaran, Natal, Imlek, atau Tahun Baru dimana pada hari-hari menjelang hari raya tingkat penjualan furniture meningkat. Hal ini dinamakan dengan strategi penetapan harga. Dengan menerapkan strategi penetapan harga dapat mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh suatu usaha lebih luas.

Usaha Jasa Bersama juga melakukan discount (potongan harga) pada produk-produk tertentu di hari tertentu. Misalkan saja pada hari raya seperti Lebaran, Natal, Imlek, atau Tahun Baru dimana pada hari-hari menjelang hari raya tingkat penjualan furniture meningkat.

c. Layanan antar barang

Dalam pembelian produk furniture, usaha Jasa Bersama menyediakan layanan antar barang (delivery) ke tempat tujuan konsumen. Hal ini merupakan pelayanan (servive) yang diberikan Usaha Jasa Bersama Furniture untuk mempermudah


(66)

mobilitas konsumen. Ini sesuai dengan strategi distribusi dimana Usaha Jasa Bersama merupakan pihak distributor untuk dipakai oleh konsumen terakhir.

4.2.2 Analisis SWOT (Kekuatan (strength), Kelemahan (weakness), Peluang (opportunitties), dan Ancaman (threats))

Usaha Jasa Bersama Furniture untuk dapat meningkatkan penjualannya harus mampu memanfaatkan kondisi internal serta eksternal perusahaan. Dengan mampu menganalisa keadaan, dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (oppurtunities) dan bersamaaan meminimalkan kelemahan (weakness)

dan ancaman (threats). Berikut ini rincian mengenai kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dimiliki Usaha Jasa Bersama Furniture :

a. Kekuatan (strenght) yang dimiliki Usaha Jasa Bersama Furniture :

Merupakan faktor-faktor positif yang dimiliki suatu perusahaan yang berperan terhadap suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Adapun faktor-faktor kekuatan yang dimiliki Usaha Jasa Bersama Furniture adalah :

1. Lokasi usaha yang strategis

Lokasi memegang peranan yang penting dalam meningkatkan penjualan suatu usaha Adapun target dari usaha ini adalah konsumen yang kebanyakan bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi usaha. Jasa Bersama Furniture memiliki lokasi yang strategis, terletak di pinggir jalan dan terhindar dari macet sehingga dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat.


(67)

2. Menjual berbagai produk furniture yang beraneka ragam dari merek-merek ternama.

Suatu merek memiliki image tersendiri di mata konsumen. Semakin besar nama merek suatu produk maka akan semakin menjadi pilihan masyarakat. Jasa Bersama Furniture menyediakan produk-produk dari berbagai merek yang telah dikenal luas oleh masyarakat, seperti Olympic, Spring Air, Proscena, dan sebagainya.

3. Melayani kredit maksimal 3 kali dalam pembayaran

Tingkat daya beli masyarakat yang semakin rendah mendorong usaha ini untuk melakukan suatu inovasi, yaitu dengan menyediakan layanan kredit bagi konsumen. Layanan kredit yang diberikan paling lama tiga kali dimana konsumen dapat menyetor langsung cicilan kredit kepada pemilik yaitu Ibu Nurati Zebua

4. Produk yang ditawarkan berkualitas sehingga mampu bersaing dengan usaha sejenis.

Salah satu keunggulan yang dimiliki Usaha Jasa Bersama Furniture adalah dengan menyediakan berbagai produk berkualitas dan bermutu baik. Ini menjadikan usaha ini memiliki pelanggan yang setia karena mempercayai produk yang dijual di usaha ini. Dengan kualitas serta mutu yang terjamin, Usaha Jasa Bersama Furniture tetap mampu bersaing dalam pasar furniture yang terus berkembang.


(68)

5. Melayani layanan antar barang (delivery) furniture yang dibeli konsumen ke tempat tujuan dan memberikan garansi dalam kurung waktu setahun

Dalam hal pendistribusian, Jasa Bersama Furniture menyediakan layanan antar barang dengan mengandalkan mobil bak terbuka (pick up), sehingga jika ada barang yang siap diantar dapat dilakukan pengiriman pada saat itu juga.

Selain itu adanya jaminan garansi yang diberikan usaha ini dalam kurun watahun apabila terjadi kerusakaan atau cacat barang.

b. Kelemahan (weakness) yang dimiliki oleh Usaha Jasa Bersama Furniture :

Merupakan faktor-faktor internal yang menghambat suatu usaha dalam mencapai tujuannya. Adapun faktor-faktor kelemahan dari usaha ini adalah :

1. Sistem penjualan yang hanya menunggu pesanan dari konsumen

Sistem pemasaran yang cenderung bersifat pasif dan kurangnya jaringan pemasaran langsung kepada konsumen yang hanya menunggu konsumen datang atau pesanan dari pelanggan menjadi kendala/hambatan usaha ini dalam meningkatkan penjualan.

2. Kurangnya kemampuan SDM yang dimiliki

Pada umumnya karyawan yang dimiliki masih memiliki pengalaman kerja yang sedikit menjadikan kurangnya kemampuan karyawan bersosialisasi


(69)

dengan konsumen. Sehingga pada saat terjadinya kesepakatan transaksi jual beli masih harus ditangani oleh pemilik secara langsung.

3. Tata letak ruangan yang tidak beraturan

Tata letak ruangan yang tidak tersusun rapi sehingga menyulitkan konsumen dalam memilih produk furniture. Selain itu, akses jalan menjadi terhalang karena tidak beraturannya posisi furniture yang diletakan.

4. Sarana serta prasarana yang masih terbatas

Sarana serta prasarana yang tersedia di usaha ini masih terbatas. Misalkan saja pada saat pembayaran cash dengan kartu kredit atau debit, usaha ini tidak menyediakan fasilitas alat pembayaran menggunakan kartu ( magstripe reader), selain itu belum adanya pemanfaatan teknologi yang digunakan seperti tidak menggunakan komputerisasi untuk pengecekan keluar masuknya barang

5. Sistem keuangan yang masih sangat sederhana

Sistem keuangan yang digunakan pada usaha ini masih tergolong sederhana. Semua dilakukan oleh pemilik secara manual. Pencatatan pembukuan juga hanya menggunakan buku bergaris dan pendapatan yang diterima usaha ini disetor langsung oleh pemilik ke bank

c. Ancaman (threats) yang dimiliki Usaha Jasa Bersama Furniture :

Merupakan faktor-faktor eksternal negatif yang mampu menghambat Usaha Jasa Bersama Furniture dalam mencapai tujuannnya :


(70)

Munculnya pesaing-pesaing baru yang tidak jauh dengan lokasi usaha Jasa Bersama dan me menawarkan produk yang sejenis menyebabkan usaha ini untuk berhati-hati dalam menerapkan strategi agar tetap dipilih oleh konsumen.

2. Adanya pesaing dari barang furniture subtitusi, seperti furniture rotan, furniture jati, dan furniture dengan bahan baku enceng gondok.

Ancaman tidak hanya datang dari pesaing yang menawarkan produk furniture sejenis, pesaing juga datang dari pelaku bisnis barang-barang subtitusi seperti furniture rotan, furniture jati dan furniture dari bahan enceng gondok yang dapat menarik minat dari konsumen.

3.Kondisi ekonomi yang tidak stabil

Kondisi perekonomian masyarakat yang tidak stabil juga menjadi ancaman usaha furniture. Furniture merupakan golongan kebutuhan tersier, dimana apabila kondisi perekonomian mempengaruhi harga kebutuhan pokok, maka masyarakat akan lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan pokok daripada kebutuhan tersier.

4.Selera masyarakat yang cepat berubah

Seiring perkembangan teknologi, maka akan mempengaruhi juga pada perkembangan model/gaya furniture. Ini mengakibatkan selera masyarakat akan cepat berubah apabila suatu usaha tidak melakukan inovasi-inovasi terbaru.


(71)

Merupakan faktor-faktor eksternal positif yang dapat dimanfaatkan Usaha Jasa Bersama Furniture dalam mencapai tujuannya.

Faktor tersebut antara lain :

1.Tersedianya pasar furniture yang selalu berkembang

Perkembangan mode/gaya yang semakin bervariatif berdampak pada peningkatan minat konsumen. Konsumen akan mencari produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Maka dengan tingkat permintaan yang semakin meningkat merupakan peluang Usaha Jasa Bersama Furniture untuk mencapai tujuan usahanya..

2.Menambah jenis atau model furniture dari produk lainnya

Adanya perbedaan selera konsumen merupakan peluang yang besar bagi usaha ini untuk meningkatkan penjualan. Masyarakat cenderung akan memilih produk dengan mode yang unik daripada mode kebanyakan yang dijual pasaran. Dengan memiliki produk yang berbeda akan menambah kesenangan tersendiri bagi konsumen. Seperti peningkatan penjualan pada meja yang berkaki tiga, lebih menarik konsumen untuk membeli daripada meja yang berkaki empat yang kebanyakan bisa kita temukan dipasaran.

3. Mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah yang memberikan kredit pada UKM.

Pemerintah mendukung usaha masyarakat dalam mendirikan UMKM. Dengan mengajukan kredit usaha rakyat (KUR) yang merupakan program dari


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Papan Nama yang berfungsi juga sebagai sarana pemasaran yang dilakukan Usaha ini


(6)