cenderung untuk memperhatikan pelajaran tersebut. Dan begitu pula sebaliknya, jika siswa tidak minat terhadap pelajaran tersebut, maka siswa tersebut cenderung
tidak memperhatikan pelajaran tersebut. Jika hal ini terjadi pada peserta didik maka, tentu akan mempengaruhi hasil belajarnya.
2.4 Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut J. R. David, sebagaimana dikutip oleh Darma
2008: 8, dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Dengan
kata lain strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan rangkaian kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Mengajar sangat berkaitan dengan metode pembelajaran. Menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo,
sebagaimana dikutip oleh Slameto 2003: 65, mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang guru kepada orang lain siswa agar orang lain siswa itu
menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa metode pembelajaran itu mempengaruhi kegiatan
belajar. Sebagai contoh guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja, apapun bahan pelajaranya metode pembelajaran yang digunakan selalu metode ceramah.
Akibatnya siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Oleh karena itu, agar siswa dapat belajar dengan baik maka metode belajar harus
diusahakan setepat mungkin, efisien dan efektif mungkin.
2.5 Pendekatan Demonstrasi
Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan Djamarah, 2002: 102. Dalam strategi pembelajaran, demostrasi
dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran inkuiri. Hal ini sejalan dengan Carl. J. Wenning yang menyatakan bahwa:
The teacher is in charge of conducting the demonstration, developing and asking probing questions, eliciting responses,
soliciting further explanations, and helping students reach conclusions on the basis of evidence. The teacher will elicit
preconceptions, and then confront and resolve any that are identified. The teacher models at the most fundamental level
appropriate scientific procedures, and thereby helps students learn implicitly about inquiry processes. Wenning 2005b, p.5
Dalam sistem pengajaran fisika terdapat keterkaitan antara teori dan praktek yang menuntut adanya metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan
atau kondisi sekolah dan siswanya, agar data-data secara teori dapat ditunjukan kembali dengan fakta- fakta yang realitis. Hal ini juga disesuaikan dengan
keadaan sekolah, mengingat tidak semua sekolah mempunyai sarana peralatan laboratorium yang memadai. Untuk menanggulangi keterbatasan peralatan
tersebut, guru dituntut untuk mencari alternatif lain, salah satunya dengan cara menerapkan metode demonstrasi.
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pendekatan
demonstrasi yang digunakan untuk mendukung menguatkan pembelajaran inkuiri bukanlah demonstrasi yang berpusat pada guru, tetapi demonstrasi yang berpusat
pada siswa. Guru tidak hanya menunjukkan proses atau alatnya, tetapi disertai banyak pertanyaan yang mengajak siswa berpikir dan menjawab persoalan yang
telah diajukan guru baik secara lisan atau dalam bentuk LKS. Demonstrasi yang baik untuk mendukung pembelajaran inkuiri yaitu demonstrasi yang diawali
dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru, sehingga siswa berpikir dan membuat hipotesis ataupun ide awal. Setelah itu baru guru menunjukan demonstrasinya
pada siswa dan siswa dapat mengamati apakah jawaban yang mereka pikirkan sesuai dengan apa yang mereka amati. Selama demosntrasi berjalan guru tetap
dapat terus mengajukan pertanyaan pada siswa. Pertanyaan itulah yang akan membantu siswa untuk mengembangkan gagasan mereka dan aktif berpikir.
Dengan demikian, siswa bukan hanya sekedar melihat tetapi aktif memikirkan, mulai dari mengidentifikasi masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data dan membuat kesimpulan. Sehingga pembelajaran inkuiri dengan pendekatan demonstrasi dapat terlaksana dengan baik.
Menurut Djamarah 2002: 102 metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut:
1 Kelebihan metode demonstrasi a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme pemahaman secara kata-kata atau kalimat. b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
c. Proses pengajaran lebih menarik. d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan mencoba melakukanya sendiri. 2 Kekurangan metode demonstrasi
a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b. Tidak efektif untuk diterapkan pada kelas yang besar.. c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2.6 Metode Inquiry