g. menghemat waktu h. menghemat peralatan
i. meningkatkan citra perpustakaan
2.5 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pada dasarnya ada dua pokok yang harus dipelajari siswa, yaitu kebahasaan dan kesusastraan. Aspek kebahasaaan dalam
pembelajaran mencakup penggunaan ejaan dan pelafalan, pembentukan kata, pemilihan kata dan pemakaian istilah, struktur kalimat dan pembentukan frasa,
penyusunan kalimat, sedangkan aspek kesusastraan dalam pembelajaran mencakup puisi, prosa, dan drama. Dari kedua aspek yang disebutkan tersebut,
masing-masing tetap dalam ruang lingkup keterampilan-keterampilan yang ada dalam pembelajaran berbahasa. Keterampilan tersebut mempunyai empat
komponen utama yang harus dikuasai siswa, yaitu
1. Keterampilan menyimak listening skills Menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang–lambang lisan yang
dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, dan interpretasi untuk memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi,
dan merespons yang terkandung dalam lambang lisan yang disimak. Tarigan, 2008:29.
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Menyimak berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan 1994:27,
“Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang
didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan
menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur
kesengajaan, perhatian, dan pemahaman yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa
menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
2. Keterampilan berbicara speaking skills Nurgiyantoro 2001:276 mengungkapkan bahwa berbicara adalah aktivitas
berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan, berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu
kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara, dapat dikatakan berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar audible dan yang kelihatan visible yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia, demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang
dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktar-faktor fisik, psikologi, neurologis, semantik, dan linguistik.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan Tarigan, 2008:16. Tarigan mengungkapkan bahwa kegiatan berbicara memiliki tujuan utama untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan pikiran
secara efektif, berbicara harus memahami makna sesuatu hal yang akan dikomunikasikan. Berbicara juga harus dapat mengevaluasi efek komunikasinya