11
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 KerangkaTeori
2.1.1 Pengertian Belajar
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku seba- gai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, be-
lajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimu-
lus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjuk- kan perubahan tingkah lakunya.
Menurut Budiningsih 2005: 20 beberapa tokoh penganut aliran beha- vioristik juga memberikan pengertian belajar sebagai berikut.
1 Teori Belajar menurut Watson;
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati
dan dapat diukur. 2
Teori Belajar menurut Edwin Guthrie; Bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat se-
mentara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon ber-
sifat lebih tetap. Agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan menetap,
maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan res- pon tersebut.
3 Teori Belajar menurut Skiner.
Bahwa stimulus-stimulus yang diberikan kepada seseorang akan saling ber- interaksi dan interaksi antara stimulus-stimulus tersebut akan mempengaruhi
bentuk respon yang akan diberikan. Dari pengertian belajar di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah
proses merubah perilaku seseorang dengan cara membuat interaksi antara stimulus dari guru dan bentuk respon dari siswa yang dilakukan secara intensif dan berke-
lanjutan.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembe-
lajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Da- lam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam me-
manipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik Sadiman dalam Warsita, 2008: 85. Pembelajaran disebut juga kegiatan
pembelajaran instruksional adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu Miarso
dalam Warsita, 2008: 85. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pem-
belajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber bela- jar pada suatu lingkungan belajar Depdiknas dalam Warsita, 2008: 85. Oleh ka-
rena itu, ada lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu: 1 interaksi antara pendidik dengan peserta didik; 2 inte-
raksi antarsesama peserta didik atau teman sejawat; 3 interaksi peserta didik de- ngan narasumber; 4 interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber be-
lajar yang sengaja dikembangkan; 5 interaksi peserta didik bersama pendidik de- ngan lingkungan sosial dan alam Miarso dalam Warsita, 2008: 85-86.
Ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran, yaitu: 1 pembelajaran sebagai usaha untuk memperoleh perubahan perilaku; 2 hasil
pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan; 3 pembe- lajaran merupakan suatu proses; 4 proses pembelajaran terjadi karena adanya se-
suatu yang mendorong dan adanya suatu tujuan yang akan dicapai; 5 pembelaja- ran merupakan bentuk pengalaman Warsita, 2008: 266-267.
Perkembangan teori pembelajaran, ada tiga teori dalam kegiatan pembe- lajaran, yaitu behaviorisme, kognitivisme, dan kontruktivisme.
1 Menurut pandangan behaviorisme pembelajaran merupakan penguasaan
respon dari lingkungan yang dikondisikan. Pembelajaran dicapai melalui respon yang berulang-ulang dan pemberian penguatan. Prinsip-prinsip
dasar pembelajaran menurut teori behaviorisme adalah: 1 menekankan pada pengaruh lingkungan terhadap perubahan perilaku; 2 mengunakan
prinsip penguatan, yaitu untuk mengidentifikasi aspek paling diperlukan dalam pembelajaran dan untuk mengarahkan kondisi agar peserta didik
dapat mencapai peningkatan yang diharapkan dalam tujuan pembelaja- ran; 3 mengidentifikasi karakteristik peserta didik, untuk menetapkan
pencapaian tujuan pembelajaran; 4 lebih menekankan pada hasil belajar daripada proses pembelajaran.
2 Teori kognitivisme merupakan refleksi dari teori behaviorisme yang telah
didominasi oleh model pemrosesan informasi pada memori manusia. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran menurut teori kognitivisme adalah:
1 pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan; 2 peserta didik merupakan peserta aktif di dalam proses pembelajaran; 3
menekankan pada pembentukan pola pikir peserta didik; 4 berpusat pa- da cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan
informasi dalam ingatannya; 5 menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai proses aktif di dalam diri pe-
serta didik; 6 menerapkan reward and punishment; g hasil pembelaja- ran tidak hanya tergantung pada informasi yang disampaikan guru, tetapi
juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut. 3
Menurut teori kontruktivisme, tanggung jawab pembelajaran ialah pada peserta didik. Proses pemikiran merupakan hal yang penting dan merupa-
kan alat utama dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar pem- belajaran menurut teori kontruktivisme adalah: 1 membangun interpre-
tasi peserta didik berdasarkan pengalaman belajar; 2 menjadikan pem- belajaran sebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan tidak ha-
nya sebagai proses komunikasi pengetahuan; 3 kegiatan pembelajaran bertujuan untuk pemecahan masalah; 4 pembelajaran bertujuan pada
proses pembelajaran itu sendiri, bukan pada hasil pembelajaran; 5 pem-
belajaran berpusat pada peserta didik; 6 mendorong peserta didik dalam mencapai tingkat berpikir yang lebih tinggi Warsita, 2008: 88.
Dari semua teori pembelajaran di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pem- belajaran adalah usaha untuk mencapai perubahan perilaku pada peserta didik
yang direncanakan oleh pendidik. Di dalam usaha tersebut menggambarkan akti- vitas peserta didik dan guru serta menerapkan prinsip pemberian penguatan bagi
peserta didik.
2.1.3 Kualitas Pembelajaran 2.1.3.1 Keterampilan Guru