41
= 10
68 P ≤ 84 = layak
84 P ≤ 100 = sangat layak
3.7.2.3 Uji Keterbacaan Bahan Ajar
Persentase tingkat keterbacaan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan: f = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum P = angka persentase
Menurut Rankin Culhane, sebagaimana dikutip oleh Suryadi 2007, penyekoran tingkat keterbacaan bahah ajar dilakukan dengan sebagai berikut :
0 P 40 = rendah sukar dipahami 40
≤ P ≤ 60 = sedang telah memenuhi syarat keterbacaan 60 P
≤ 100 = tinggi mudah dipahami
3.7.2.4 Angket Minds-On Siswa
Penskoran angket dan lembar observasi perkembangan minds-on siswa sesuai dengan rubrik pada masing-masing indikator minds-on. Rubrik penilaian
minds-on siswa dapat dilihat pada Lampiran 29.
3.7.2.5 Uji Gain Ternormalisasi
Uji peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberi pembelajaran. Menurut
Savinainen Scoot, sebagaimana dikutip oleh Wiyanto 2008: 86, besar faktor g dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
42
= 00
−
masin 1 −
Simbol dan g-masing menyatakan skor rata-rata pretest dan
postest setiap individu yang dinyatakan dalam persen. Besar faktor g dikategorikan sebagai berikut:
g 0,7 atau dinyatakan dalam persen g 70 = tinggi 0,3 ≤ g ≤ 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 g 70 = sedang
g 0,3 atau dinyatakan dalam persen g 30 = rendah
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Karanganyar, didapatkan simpulan bahwa bahan ajar fisika berbasis experiential
learning : 1 Hasil uji kelayakan menunjukan bahwa bahan ajar berbasis experiential
learning layak digunakan sebagai panduan belajar IPA. Uji kelayakan ditinjau dari aspek isi, penyajian, kebahasaan, kegrafikan dan didapatkan
persentase rata-rata sebesar 82,67. 2 Hasil uji keterbacaan menunjukan bahwa bahan ajar mudah dipahami
dengan persentase rata-rata sebesar 86,00. 3 Bahan ajar berbasis experiential learning dapat meningkatkan pemahaman
konsep. Dibuktikan dengan rata-rata nilai gain sebesar 0,72 termasuk dalam kriteria tinggi.
4 Bahan ajar berbasis experiential learning dapat meningkatkan minds-on siswa yaitu mendengarkan, mengajukan pertanyaan, menulis, mengamati
dan mengemukakan pendapat, membuat kesimpulan, dan membuat keterkaitan dengan kehidupan nyata.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar pengembangan bahan ajar berbasis experiential learning dapat dikembangkan pada semua materi.
65