Menurut William Brownell dalam Karso,1999: 1.22, pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang bermakna,dan belajar matematika harus merupakan belajar yang bermakna
dan pengertian. Dalam pembelajaran matematika SD, Brownell mengemukakan teori makna meaning theory. Menurut teori makna, anak harus memahami topik yang sedang dipelajari,
memahami simbol tertulis dan apa yang diucapkan. Memperbanyak latihan merupakan jalan yang efektif, tetapi latihan- latihan yang dilakukan haruslah didahului dengan pemahaman
makna yang tepat.
Brownell dalam
Karso,1999 :
1.25-1.26 mengemukakan
bahwa kemampuan
mendemonstrasikan operasi-operasi hitung secara otomatis dan mekanis tidaklah cukup. Tujuan utama dari pembelajaran aritmatika adalah untuk mengembangkan kemampuan
berpikir dan situasi kuantitatif. Oleh karena itu, pembelajaran aritmatika di SD harus membahas tentang pentingnya significance dan makna meaning dari bilangan. Pentingnya
bilangan significance of number bersifat fungsional adalah dengan kata lain penting dalam kehidupan sosial.
Dari teori tersebut sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan teori kognitif dan konstruktivisme. Mengingat penggunaan media
dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengembangkan pengetahuan yang dilakukan dengan pembelajaran yang bermakna sehingga materi lebih mudah
dimengerti oleh peserta didik.
2.1.3 Aktivitas Belajar
Banyak macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak-anak di sekolah,tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional.
Menurut Hanafiah dan Suhana 2009 : 23 aktivitas belajar adalah proses pembelajaran yang
melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat,tepat,mudah,dan benar,baik
berkaitan dengan aspek kognitif,afektif, maupun psikomotor. Diedrich yang dikutip Hamalik dalam Hanafiah dan Suhana,2009 :23 menyatakan aktivitas belajar dibagi dalam delapan
kelompok, yaitu sebagai berikut : 1.
Kegiatan-kegiatan visual,yaitu
membaca,melihat gambar-gambar,
mengamati eskperimen,demonstrasi,pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan oral,yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu
kejadian,mengajukan pertanyaan,
memberi saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara,diskusi dan interupsi. 3.
Kegiatan-kegiatan memdengarkan,yaitu
mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,mendengarkan suatu permainan,atau
mendengarkan radio. 4.
Kegiatan-kegiatan menulis,yaitu
menulis cerita,menulis
laporan,memeriksa karangan,bahan-bahan copy,membuat outline atau rangkuman,dan mengerjakan
tes,serta mengisi angket. 5.
Kegiatan-kegiatan menggambar,yaitu
menggambar,membuat grafik,chart,
diagram,peta,dan pola. 6.
Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan
mental,yaitu merenungkan,mengingat,memecahkan
masalah,menganalisa faktor-faktor,melihat
hubungan-hubungan, dan
membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional,yaitu minat,membedakan,berani,tenang dan lain-lain.
Kesimpulan dari beberapa aktivitas belajar diatas bahwa kegiatan metrik dan kegiatan mental adalah kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan dengan tujuan agar meningkatkan
kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan.
Menurut Hanafiah dan Suhana 2009: 67 bahwa belajar dalam pembelajaran yang kontekstual adalah :
1. Proses belajar
a. Belajar tidak hanya menghafal,akan tetapi mengalami dan harus mengkonstruksikan
pengetahuan. b.
Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan fakta-fakta atau peoposisi yang integral dan sekaligus dapat dijadikan ketrampilan yang dapat diaplikasikan.
c. Peserta secara memiliki sikap yang berbeda dalam menghadapi situasi baru dan
dibiasakan belajar menentukan sesuatu untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
d. Belajar secara kontinyu dapat membangun struktur otak sejalan dengan
perkembangan pengetahuan dan keterampilan yang diterima. 2.
Pentingnya lingkungan belajar a.
Belajar yang efektif harus berpusat pada peserta didik sehingga memahami bagaimana cara peserta didik menggunakan pengetahuan dan ketrampilan baru.
b. Kerja sama kelompok peserta didik merupakan hal yang utama dalam
menumbuhkan kebiasaan sharing dalam team learning. c.
Penilaian begitu penting supaya memberikan feed back kepada peserta didik.
2.2 Penjumlahan dan Pengurangan