4.2. Hasil Pengamatan terhadap Variabel Pendukung Penelitian
4.2.1. Hasil uji mutu air PAM
Dalam SNI 01-6929.3-2002 tentang penanganan dan pengolahan daging rajungan dalam kaleng secara pasteurisasi, mutu air yang
digunakan sebagai bahan penolong untuk kegiatan di unit pengolahan harus memenuhi persyaratan kualitas air minum. Persyaratan kualitas air
minum mengacu pada Kepmenkes RI No : 907MenkesSKVII2002. Data hasil uji mutu air PAM di sentral pengukusan rajungan
Tambak Lorok sebagai berikut : 1 Hasil uji mutu air PAM secara fisik
Karakteristik fisik secara obyektif yang umum dianalisis dalam penentuan kualitas air meliputi kekeruhan dan temperatur,
sedangkan secara subyektif meliputi warna, bau, dan rasa Suriawiria, 2003. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya
bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang dihasilkan oleh buangan
industri. Bau dan rasa dalam air dapat menunjukkan kemungkinan adanya organisme penghasil bau dan rasa yang tidak enak serta
adanya senyawa-senyawa asing yang mengganggu kesehatan. Sedangkan warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme,
bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa- senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
Hasil analisis mutu air PAM secara fisik tersaji dalam tabel 17.
Tabel 17. Hasil Uji Mutu Air PAM secara Fisik Parameter Fisik Air
Ulangan Warna
TCU Rasa Bau
Temperatur °C
Kekeruhan NTU
1 5±0,00
Tdk berasa Tdk berbau
28,50±0,75 0,033±0,003 2
5±0,00 Tdk berasa
Tdk berbau 27,50±0,75 0,028±0,003
3 5±0,00
Tdk berasa Tdk berbau
28,50±0,75 0,030±0,003 4
5±0,00 Tdk berasa
Tdk berbau 27,00±0,75 0,027±0,003
Secara fisik air PAM yang digunakan untuk mencuci dan mengukus rajungan masih sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam Kepmenkes RI No : 907MenkesSKVII2002 bahwa kadar maksimal yang diperbolehkan untuk air minum yaitu warna air 15
TCU, tidak berbau, tidak berasa, temperatur air adalah suhu udara ± 3°C, dan kekeruhan 5 NTU.
2 Hasil uji mutu air PAM secara mikrobiologik Pengujian mutu air secara mikrobiologik dilakukan melalui
uji penentuan bakteri Coli. Menurut Suriawiria 2003 pencemaran materi fekal tidak dikehendaki, baik ditinjau dari segi estetika,
kebersihan, sanitasi maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya. Karena bakteri Coli pada umumnya didapat dalam
faeces , kehadirannya di dalam makanan dan minuman dijadikan
indek pencemaran materi fekal.
Hasil uji mutu air PAM secara mikrobiologik tersaji dalam tabel 18.
Tabel 18. Hasil Uji Mutu Air PAM secara Mikrobiologik Hasil Uji
Ulangan Nilai MPN Coli Hasil
Isolasi 1
0 ± 0,0 -
2 0 ± 0,0
- 3
0 ± 0,0 -
4 0 ± 0,0
- Secara mikrobiologik air PAM yang digunakan selama
penelitian sesuai dengan Kepmenkes RI No : 907MenkesSKVII2002 bahwa jumlah total bakteri Coliform
adalah 0 MPN100 ml. Hal ini menunjukkan bahwa air PAM yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri yang dapat
membahayakan kesehatan manusia yang menggunakannya.
4.2.2. Hasil uji mutu es batu