Hasil penghitungan susut rebus rajungan Hasil pengukuran suhu penyimpanan daging

Sedangkan cara pengukusan rajungan sudah sesuai dengan SOP Standard Operational Procedures yaitu menggunakan air yang memenuhi persyaratan air minum, waktu pemasakan sesuai dengan kapasitas rajungan, cara pemasakan dengan pengukusan, supplai air mencukupi, dan ketinggian air pengukusan sesuai. Menurut Moeljanto 1982 pengukusan yang baik akan memudahkan pengambilan daging dari shell kulit – nya. Lebih lanjut dijelaskan oleh Afrianto dan Evi 2005 api yang digunakan untuk mengukus sebaiknya tidak terlalu besar agar seluruh bagian tubuh ikan benar-benar matang. Pengukusan under cooked kurang matang menyebabkan daging rajungan lunakmushy, hancur, terlalu basah, kusam, jumbo pecah terlalu tinggi, jumlah shell terlalu tinggi karena daging susah dikupas sedangkan over cooked menyebabkan daging kusam, yield rendah, dan jumbo pecah terlalu tinggi PT. Phillips Seafoods Indonesia, 1997.

4.2.5. Hasil penghitungan susut rebus rajungan

Penghitungan susut rebus dilakukan setelah proses pendinginan cooling. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti diperoleh data susut rebus rajungan yang tersaji dalam tabel 23. Tabel 23. Hasil Penghitungan Susut Rebus Rajungan Penyimpanan Ulangan Berat RM Kg Berat RC Kg Nilai Susut Rebus Kondisi mentah 1 10,00 7,40 26,00 2 10,00 7,60 24,00 3 10,00 7,70 23,00 4 10,00 7,50 25,00 Rerata 10,00 7,55 24,50 Kondisi matang 1 10,00 7,80 22,00 2 10,00 7,80 22,00 3 10,00 7,50 25,00 4 10,00 7,70 23,00 Rerata 10,00 7,70 23,00 Keterangan : RM = Raw material bahan baku rajungan mentah RC = Raw cooked rajungan matang Berdasarkan analisis statistik deskriptif, nilai susut rebus rajungan selama penelitian berkisar 22 - 26 ± 1,49. Nilai susut rebus tersebut masih cukup baik, karena biasanya nilai susut rebus rajungan berkisar 20 – 25 PT. Phillips Seafoods Indonesia, 1997.

4.2.6. Hasil pengukuran suhu penyimpanan daging

Suhu daging selama penyimpanan diukur dengan interval waktu 1 satu jam sekali. Proses penyimpanan yang biasa dilakukan oleh mini plant adalah selama 12 jam. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti diperoleh data suhu daging rajungan selama penyimpanan seperti yang tersaji dalam tabel 24. Tabel 24. Suhu Penyimpanan Daging Rajungan Penyimpanan Mentah °C Penyimpanan Matang °C Jam ke- Ulangan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 4,0 5,0 5,0 4,0 5,5 4,5 5,0 4,0 2 2,0 2,6 3,4 2,4 4,2 3,0 3,0 2,0 3 1,2 1,5 1,6 1,1 1,3 1,0 1,0 1,0 4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 7 -1,0 0,0 -1,0 -1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 8 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 0,0 9 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 10 -1,5 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 11 -1,5 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,5 -1,0 12 -1,5 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,5 -1,0 Berdasarkan analisis statistik deskriptif terlihat bahwa suhu daging rajungan selama penyimpanan berkisar antara -1,5°C – 5,5°C ± 1,76°C. Suhu penyimpanan tersebut masih baik untuk daging, karena suhu yang baik untuk penyimpanan daging rajungan adalah tidak lebih dari 5°C pada pusat daging SNI 01-6929.2-2002. Suhu daging lebih dari 5°C akan lebih beresiko menurunkan mutu daging.

4.2.7. Hasil pengamatan pengupasan rajungan