Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Bikuwata, 1994: 1-32 dengan judul “Apresiasi
Masyarakat Terhadap Teater Tradisional, ditemukan hasil “apresiasi masyarakat
terhadap penyebaran informasi pembangunan melalui pertunjukanteater tradisional, dianggap masih sangat efektif dan relevan dalam komunitas
pendukungnya karena teater tradisional lebih berbudaya, sehingga lebih menyentuh komunitasnya terhadap tujuan yang diinginkan. Adapun kesimpulan
penelitian ini adalah pertama, tanggapan masyarakat desa terhadap keberadaan teater tradisional telah terjadi pergeseran setelah masuknya media massa modern.
Namun demikian media tradisional masih disenangi oleh masyarakat pendukung baik sebagai seni maupun sebagai media refleksi, sekalipun sudah tidak sekuat
saat media modern belum menjamahnya. Kedua, dalam penelitian ini teater tradisional ternyata masih bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi
melalui unsur teknik yang terkandung di dalamnya. Kekuatannya adalah kedekatan budaya dan informasi melalui nilai seni yang lebih efektif dalam
menyentuh emosi penontonnya. Dengan demikian, teater tradisional sebagai penyebaran informasi pembangunan saat ini masih berperan dalam menjangkau
komunitasnya. Hal ini akan berjalan selama penyampaian dan pengolahan pesan tidak terkontaminasi dengan perubahan tradisi budaya, serta menjaga kredibilitas
teater tradisional itu sendiri ”.
Penelitian Pandia 2012: 1-47 juga mendapati bahwa “konsep
komunikasi pembangunan yang dilihat dari apresiasi masyarakat melalui media tradisional Guro-guro Aron masih relevan terhadap penyebaran
informasi pembangunan. Walaupun beliau menjumpai bahwa terdapat perbedaan apresiasi masyarakat Desa Dokan dan Desa Ajinembah terhadap
kesenian Guro-guro Aron. Keberadaan kesenian Guro-guro Aron saat ini telah bercampur dengan kesenian modern Are-are yaitu pagelaran kesenian Keyboard
modern dengan tampilan penyanyi dan cara menari yang tidak sesuai dengan adat istiadat dan budaya Karo. Namun persamaannya dilihat bahwa Guro-guro Aron
Universitas Sumatera Utara dianggap masih relevan dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan dan
informasi yang dibutuhkan masyarakat, khususnya dalam memberikan motivasi, dan nilai-nilai integritas dalam masyarakat
”. Selain itu, penelitian Wilujeng, 1994: 10 dapat juga memperkuat
peran media tradisional sebagai media informasi pembangunan. Beliau dalam penelitiannya mendapati bahwa:
“Dalang sebagai komunikator dapat berperan penting untuk menyampaikan informasi pembangunan kepada khalayaknya.
Dalam batas-batas tertentu pakem wayang dapat disisipkan dialog punakawan yang penuh humor dan jenaka. Dimana media pertunjukan rakyat berupa
wayang kulit yang merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat menjadi bentuk media tradisional yang masih banyak peminatnya dalam komunitas
pendukungnya. Pokok pemikirannya bahwa media tradisional perlu dilestarikan sebab merupakan “kekayaan budaya” bangsa. Upaya yang perlu
dilakukan adalah pelaku seni tradisi perlu mengembangkan kreativitasnya sehingga
dapat diterima
kehadirannya kembali
revitalisasi dalam
perkembangan masyarakat dewasa ini ”.
2.2. Komunikasi Pembangunan