Pengujian Hipotesis ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 40 tersebut menujukkan tingginya penggunaan utang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan, dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang cukup besar. Ukuran penerbitan issue size adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh bondholder pada saat obligasi tersebut jatuh tempo. Nilai minimum emisi obligasi pada periode pengamatan sebesar 1 milyar rupiah dan nilai maksimum sebesar 987 milyar rupiah.

C. Pengujian Hipotesis

Proksi manajemen laba dihitung dengan menggunakan model Jones Modifikasi Dechow et al., 1995 dengan mengembangkan model prediksi akrual dengan mengestimasi akrual kelolaan sebagai total akrual. Regresi dilakukan dengan data cross section, merujuk pada penelitian Demirtas et al. 2006. Nilai parameter yang diperlukan untuk mengestimasi non discretionary accruals dari pengujian regresi menghasilkan nilai 0,103 untuk koefisien perubahan pendapatan dan -0,234 untuk Property, Plan, and Equipment. Hasil pengujian terhadap estimasi akrual kelolaan disajikan dalam tabel 4. Tabel 4 Hasil Pengujian Estimasi Akrual Kelolaan Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan N Mean t -1 t 0 Total Accrual 69 -0,061077 -0,030536 Non Discretionary Accruals 69 -0,122200 0,023019 Discretionary Accruals 69 0,061123 -0,053535 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 41 Tabel 4 menunjukkan hasil estimasi akrual kelolaan dari sampel yang terdiri dari perusahaan yang melakukan manajemen laba. Nilai rata-rata total akrual pada periode satu tahun sebelum emisi obligasi dan pada periode saat penerbitan obligasi bernilai negatif yang mengindikasikan adanya kecenderungan bahwa perusahaan dalam industri non finansial lebih banyak arus kas yang masuk dibandingkan dengan laba bersih yang diperoleh. Rata-rata koefisien estimasi akrual kelolaan yang bernilai positif pada model Jones Modifikasi menunjukkan bahwa pada periode tersebut terdeteksi adanya praktik manajemen laba dengan menggunakan cara-cara tertentu untuk menaikkan laba income increasing accrual, nilai rata-rata koefisien estimasi akrual bernilai negatif mengindikasikan manajemen melakukan upaya untuk menurunkan atau mengurangi laba income decreasing accrual. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa pada periode satu tahun sebelum penerbitan obligasi, perusahaan terbukti melakukan income increasing accruals yang ditunjukkan oleh nilai koefisien rata-rata yang bernilai positif yaitu sebesar 0,061123. Nilai estimasi akrual kelolaan pada periode saat penerbitan obligasi digunakan sebagai pembanding. Pada periode saat penerbitan obligasi menunjukkan nilai estimasi akrual kelolalan sebesar -0,053535, nilai koefisien yang bertanda negatif menunjukkan pada tahun penerbitan obligasi perusahaan melakukan income decreasing accruals. a. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik digunakan sebelum melakukan pengujian regresi yang dilakukan untuk menguji hipotesis. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah uji multikolonieritas, autokorelasi, heterokedastisitas dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 42 normalitas. Berdasarkan pengujian data terhadap asumsi klasik, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. 1 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen Ghozali, 2009. Hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan nilai tolerance dan nilai VIF dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Model Tolerance VIF DAt_1 0,999 1,001 LEVt_1 0,982 1,018 ISSUE 0,983 1,017 Sumber: Hasil Pengolahan Data Hasil uji multikolinearitas pada tabel 5 menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini mempunyai nilai tolerance 0,10 dan semua variabel memiliki nilai VIF 10. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Multikolinearitas juga dapat dideteksi dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas, jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas Ghozali, 2009. Hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel 6. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 43 Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas Model ISSUE DAt_1 LEVt_1 Correlation ISSUE 1,000 -0,002 -0,129 DAt_1 -0,002 1,000 -0,033 LEVt_1 -1,129 -0,033 1,000 Covariances ISSUE 0,069 0,000 -0,003 DAt_1 0,000 1,634 -0,004 LEVt_1 -0,003 -0,004 0,007 Sumber: Hasil Pengolahan Data Variabel leverage memiliki koefisien korelasi sebesar -0,033 dengan variabel discretionary accruals. Variabel leverage memiliki koefisien korelasi sebesar -1,129 dengan variabel ukuran penerbitan. Variabel ukuran penerbitan memiliki koefisien korelasi sebesar -0,002, dengan variabel discretionary accruals. Hasil koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki korelasi tinggi karena semua koefisien korelasi di bawah 0,90, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil ini konsisten dengan hasil uji multikolinearitas yang menggunakan nilai tolerance dan nilai VIF. 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan bahwa variabel pengganggu pada suatu observasi berkorelasi dengan variabel pengganggu pada observasi lainnya. Tabel 7 meringkas hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW test. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 44 Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Variabel du 4-du Durbin- Watson Dep: RATING Indep: DAt_1 1,703 2,297 1,718 LEVt_1 ISSUE Bila nilai DW terletak antara batas upper bound du dan 4-du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi Ghozali, 2009. Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 7 di atas, nilai DW sebesar 1,718 terletak di antara batas upper bound du dan 4-du, hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini, sehingga model regresi layak untuk digunakan. 3 Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pegamatan lain Ghazali 2009. Pengujian ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, adapun hasil pengujian heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot diperlihatkan pada gambar 2 di bawah ini. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 45 Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 2 Dari grafik scatterplot pada gambar 2 di atas menunjukkan bahwa titik-titik pada gambar menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang ada terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan uji Glejser Ghozali, 2009. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser dapat dilihat pada tabel 8. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 46 Tabel 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model t Sig. DAt_1 -1,171 0,246 LEVt_1 -1,175 0,244 ISSUE 1,292 0,201 Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil ini konsisten dengan hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot. 4 Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel pengganggu atau residual dalam model regresi memiliki distribusi normal Ghozali, 2005. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik histogram, normal probability plot dan analisis statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Uji K-S. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 47 Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 3 Grafik histogram pada gambar 3 di atas menunjukkan pola distribusi normal sebab memperlihatkan grafik mengikuti sebaran kurva normal ditunjukkan dengan kurva berbentuk lonceng. Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 48 Grafik normal probability plot pada gambar 4 di atas menunjukkan pola distribusi normal dimana data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Selain menggunakan analisis grafik, uji normalitas dilakukan dengan analisis statistik non-parametrik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Uji K-S sebagai berikut. Tabel 9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 69 Normal parameters Mean 0,000000 Std. Deviation 1,07029212 Most Extreme Difference Absolute 0,99 Positive 0,50 Negative -0,099 Kolmogorov-Smirnov Z 0,823 Asymp. Sig. 2-tailed 0,507 Sumber: Hasil Pengolahan Data Uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,823 dan probabilitas yang tidak signifikan sebesar 0,507 jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan asumsi normalitas. Hasil ini konsisten dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik. b. Uji Hipotesis 1 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 mengukur seberapa jauh kemampuan model yang dibentuk dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 49 besarnya nilai koefisien determinasi ditunjukan pada tabel 10 sebagai berikut. Tabel 10 Hasil Analisis Regresi Berganda Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,764 0,583 0,564 1,095 Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil analisis regresi berganda menunjukkan nilai adjusted R 2 sebesar 0,564 atau 56,4. Hasil ini menunjukkan bahwa 56,4 perubahan peringkat emisi obligasi dipengaruhi oleh discretionary accruals, leverage dan ukuran penerbitan sedangkan sisanya, yaitu 43,6 dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian. 2 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen goodness of fit model. Untuk pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Uji F F test. Adapun hasil pengujian secara simultan adalah sebagai berikut. Tabel 11 Hasil Analisis Regresi Berganda Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 109,090 3 36,363 30,343 0,000 Residual 77,896 65 1,198 Total 186,986 68 Sumber : Hasil Pengolahan Data perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 50 Nilai F regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Pada tabel 11 nilai F menunjukkan nilai sebesar 30,343 dengan signifikansi sebesar 0.000. Nilai F memberikan hasil yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa discretionary accruals, leverage dan ukuran penerbitan berpengaruh terhadap peringkat emisi obligasi. 3 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Hasil pengujian hipotesis secara parsial uji t dan besarnya nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut. Tabel 12 Hasil Analisis Regresi Berganda Model Std. Error Beta t Sig. Constant 2,970 -2,460 0,017 DAt_1 1,278 -0,441 -5,505 0,000 LEVt_1 0,086 -0,172 -2,128 0,037 ISSUE 0,263 0,621 7,687 0,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil analisis regresi pada tabel 12 menunjukkan tingkat signifikansi discretionary accruals berada pada angka 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai yang ditetapkan, yaitu α = 0,05, menunjukkan bahwa variabel discretionary accruals secara statistik signifikan pada α = 0,05. Discretionary accruals memiliki beta koefisien negatif sebesar 0,441 terhadap peringkat emisi obligasi sehingga apabila discretionary accruals naik sebesar satu satuan, maka peringkat emisi obligasi akan turun sebesar 0,441 satuan. Hipotesis yang menyatakan praktik manajemen laba berpengaruh positif terhadap perolehan peringkat emisi obligasi ditolak. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 51 Kedua variabel kontrol dalam penelitian yaitu leverage dan ukuran penerbitan secara statistik signifikan pada 0,05 yaitu sebesar 0,037 dan 0,000. Beta koefisien variabel leverage bernilai -0,172, sehingga apabila leverage naik sebesar satu satuan, maka peringkat emisi obligasi akan turun sebesar 0,172 satuan. Variabel ukuran penerbitan memiliki beta positif sebesar 0,621. Tanda koefisien yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi ukuran penerbitan maka peringkat emisi obligasi akan meningkat semakin tinggi sebesar 0,621 satuan.

D. Pembahasan