perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 21
perusahaan  yang  bersangkutan,  mengenai  kelengkapan  dan  ketepatan  waktu laporan keuangan dan data lain yang mendasari penentuan peringkat.
5.  Sarana pengawasan terhadap aktivitas manajemen. 6.  Sarana untuk memfasilitasi kebijakan umum yang melarang investasi spekulatif
oleh institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dan dana pensiun. Peringkat obligasi bermanfaat bagi investor menurut Brigham dan Houston
1999  karena: 1.  peringkat  obligasi  merupakan  suatu  indikator  mengenai  resiko  gagal  bayar,
peringkat  obligasi  merupakan  pengukuran  langsung  terkait  tingkat  bunga obligasi dan biaya utang perusahaan, dan
2.  pembelian  obligasi  oleh  investor  institusional  lebih  banyak  dibandingkan  oleh investor individual, dan pembelian oleh beberapa institusi terbatas pada sekuritas
investment grade.
E. Penelitian Terdahulu
Adel  2004  menguji  mengenai  keberadaan  manajemen  laba  pada perusahaan
setelah mengalami
penurunan perolehan
peringkat obligasi
perusahaannya  kedalam  non-investment  grade.  Pengujian  hipotesis  alternatif penelitian  yang  dilakukan  dengan  menggunakan  alat  uji  beda  parametrik  T-Test
menemukan bahwa terdapat bukti empiris yang menyatakan manajemen perusahaan merespon  penurunan  perolehan  peringkat  obligasi  non-investment  grade
perusahaannya dengan melakukan praktik manajemen laba  yang meningkatkan laba melalui discretionary accrual positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
Pengujian praktik manajemen laba di sekitar Initial Bond Offering dilakukan oleh  Demirtas  et  al.  2006  melakukan  pengujian  terhadap  1.257  perusahaan
manufaktur  yang  menerbitkan  obligasi  tahun  1980  sampai  tahun  2003  dan diperingkat  oleh  Moody’s  Investor  Service  pada  saat  emisi.  Hasil  penelitian
menunjukkan  bukti  empiris  bahwa  issuer  melakukan  kebijakan  akuntansi  dan keputusan  pelaporan  dengan  tingkat  akrual  yang  meningkat  pada  periode  emisi.
Peningkatan  akrual  tersebut  terjadi  namun  berubah  terbalik  pada  periode pemeringakatan  berikutnya.  Bukti  ini  menunjukkan  bahwa  perusahaan  laba  yang
meningkat  pada  periode  saat  penerbitan  peringkat  perdana  dengan  maksud  untuk mendapatkan pola laba yang menguntungkan pada saat penerbitan peringkat perdana.
Secara  spesifik,  penelitian  tersebut  menemukan  bukti  yang  kuat  bahwa  issuer menggunakan  abnormal  akrual  pada  periode  yang  sekarang  untuk  menaikan  laba
yang dilaporkan pada saat penerbitan peringkat obligasi. Pengujian  pengaruh  akrual  dan  income  smoothing  terhadap  peringkat
obligasi  dilakukan  oleh  Gu  dan  Zhao  2006,  dalam  penelitian  tersebut  dikatakan bahwa  penelitian  dalam  perspektif  pasar  obligasi  menggunakan  pengukuran  kinerja
yang  sama  dengan  perspektif  pasar  saham.  Penelitian  tersebut  dilakukan  dengan pengujian  Ordered  probit  model.  Hasil  penelitian  keduanya  menunjukkan  bahwa
peringkat  obligasi  secara  signifikan  berhubungan  dengan  efek  akrual  dan  perataan laba.  Secara  relatif,  akrual  berdasar  laba  berada  berada  pada  tingkat  atau  volatilitas
yang  melebihi  arus  kas.  Pada  kenaikan  arus  kas,  akrual  menjadi  lebih  tinggi  atau membuat perataan laba berhubungan lebih besar terhadap peringkat obligasi. Akrual
juga  memberikan  bobot  yang  lebih  besar  terhadap  peringkat  obligasi  ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
manajemen  melakukan  perataan  laba.  Manajemen  akrual  mungkin  memberikan kecenderungan tren peringkat obligasi yang menurun.
Hasil penelitian Caton et al. 2008 menunjukkan bahwa issuer melakukan window  dressing  pada  kinerja  sebelum  sampai  saat  penerbitan.  Peningkatan
peringkat  obligasi  merupakan  kondisi  yang  penting  dari  upaya  manajemen  laba untuk  menyesatkan  lembaga  pemeringkat  dan  pasar.  Hal  ini  manunjukkan  adanya
peningkatan  pengelolaan  laba  pada  periode  setelah  penurunan  dengan  mengelola laba  secara  agresif  terkait  informasi  yang  disoroti.  Penelitian  ini  menemukan
proporsi  yang  rendah  dari  penurunan  periode  berikutnya  untuk  perusahaan  dengan aktivitas  manajemen  laba  yang  agresif.  Hasil  regresi  mengindikasikan  upaya
manajemen  laba  yang  agresif  berasosiasi  dengan  rendahnya  peringkatan  pada  saat emisi.
Yasa  2010  melakukan  pengujian  terhadap  obligasi  yang  diterbitkan perdana  pada  perusahaan-perusahaan  selain  industri  keuangan  dan  perbankan  di
Bursa  Efek  Jakarta  BEJ  dan  terdaftar  di  Bursa  Efek  Surabaya  dari  tahun  1999 sampai dengan 2006 serta diperingkat oleh PT. PEFINDO dan PT. KASNIC Credit
Rating  Indonesia.  Hasil  penelitian  tersebut  menunjukkan  bahwa  dengan menggunakan  discriminant  analysis  beberapa  informasi  dan  rasio  keuangan  seperti
log natural laba operasi, laba yang ditahan, aliran kas operasi, dan likuiditas mampu membedakan  antar  kelompok  peringkat  obligasi.  Pengujian  hipotesis  kedua
menunjukkan perusahaan penerbit obligasi melakukan manajemen laba dengan cara menaikkan  jumlah  akrual  diskresioner  saat  publikasi  laporan  keuangan  auditan
sebelum  perioda  penerbitan  obligasi.  Manajemen  laba  yang  dilakukan  oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
perusahaan  penerbit  obligasi  lebih  besar  daripada  perusahaan  non  penerbit  obligasi pada saat perioda yang sama.
F. Pengembangan Hipotesis