perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Populasi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  seluruh  obligasi perusahaan  yang  terdaftar  pada  OTC-FIS  Bursa  Efek  Indonesia,  diterbitkan  emisi
pada  tahun  2004  sampai  dengan  2009.  Periode  pengamatan  dalam  penelitian  ini adalah satu tahun sebelum emisi obligasi. Periode pengamatan tersebut dipilih karena
pada  tahun  2004  perkembangan  pasar  obligasi  secara  keseluruhan  menunjukkan perkembangan yang meningkat, tercermin dari indikator pasar seperti yield, volume,
dan frekuensi perdagangan di pasar sekunder.
B. Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel
Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data  sekunder  yaitu database  laporan  keuangan  yang  tersedia  di  pojok  BEI  Fakultas  Ekonomi
Universitas  Sebelas  Maret  Surakarta  dan  database  Bursa  Efek  Indonesia  yang tersedia  secara  online  pada  situs  http:www.idx.co.id  serta  database  peringkat
obligasi  perusahaan  yang  terdaftar  pada  OTC-FIS  Bursa  Efek  Indonesia  yang dipublikasikan dalam Indonesia Bond Market Directory tahun 2005-2010.
Sampel  diambil  dengan  menggunakan  metode  purposive  sampling  dengan kriteria antara lain sebagai berikut:
1.  perusahaan yang termasuk dalam industri non finansial, 2.  perusahaan  yang  melakukan  emisi  obligasi  dan  hasil  peringkatnya
dipublikasikan oleh BEI tahun 2005-2010,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
3.  perusahaan  yang  mempublikasikan  laporan  keuangan  audit  lengkap  selama periode pengamatan, dan
4.  tidak  termasuk  perusahaan  dalam  daftar  de-listing  dan  dihentikan perdagangannya oleh Bapepam.
Perusahaan  sektor  finansial  tidak  dimasukkan  ke  dalam  sampel dimaksudkan  untuk  mengurangi  bias  yang  ditimbulkan  dari  perbedaan  jenis
perusahaan terkait dengan aktivitas utamanya.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Independen penelitian ini adalah Manajemen Laba
Pengukuran  manajemen  laba  akrual  menggunakan  discretionary  accruals sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan  Modified Jones Model Dechow  et
al.,  1995.  Alasan  pemilihan  model  Jones  yang  dimodifikasi  ini  karena  model  ini dianggap  sebagai  model  yang  paling  baik  dalam  mendeteksi  manajemen  laba
dibandingkan dengan model lain serta memberikan hasil yang paling kuat Dechow et al., 1995.
Langkah-langkah dalam menghitung discretionary accruals sebagai berikut:
TA total accrual = Net income – Cash flow from operation………….1
Nilai total accrual TA diestimasi dengan persaman regresi OLS sebagai berikut:
TatAt- 1=α1 1At-1 + α2 ΔREVtAt-1 + α3 PPEtAt-1 + ε…..….2
Keterangan: At-1 = Total aset pada periode t-1,
ΔREVt = Perubahan pendapatan dalam periode t, PPEt = Property, Plan, and Equipment, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
α1, α2, α3 = koefisien regresi. Dengan  menggunakan  koefisien  regresi  di  atas,  nilai  non  discretionary  accruals
NDA dapat dihitung dengan rumus:
NDA = α1 1At-1 + α2 ΔREVt-ΔRECtAt-1 + α3 PPEtAt-1…….3
Keterangan: ΔRECt = Perubahan piutang bersih dalam periode t
Selanjutnya discretionary accrual DA dapat dihitung sebagai berikut:
DACit = TAt At-1-NDA………………………………..………………..4
Keterangan: DACit = Discretionary accruals pada periode t, dan
NDA = Non discretionary accruals.
2. Variabel Dependen penelitian ini adalah Peringkat obligasi
Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat berupa skala huruf, sehingga agar dapat digunakan dalam permodelan dan diolah maka dilakukan
mekanisme  konversi  peringkat  ke  dalam  bentuk  angka.  Pengukuran  peringkat obligasi  menggunakan  interpretasi  dari  penelitian  Gu  dan  Zhao  2006  yang
menggunakan  kode  19  sampai  dengan  1  dengan  maksud  bobot  yang  tinggi  lebih merepresentasikan peringkat yang lebih tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
Tabel 1 Skala Peringkat Obligasi
Peringkat Obligasi Skala
AAA 19
AA+ 18
AA 17
AA- 16
A+ 15
A 14
A- 13
BBB+ 12
BBB+ 11
BBB- 10
BB+ 9
BB 8
BB- 7
B+ 6
B 5
B- 4
CCC+ 3
CCC+ 2
CCC- 1
3. Variabel Kontrol
Variabel  kontrol  digunakan  untuk  melengkapi  atau  mengontrol  hubungan kausalnya  supaya  lebih  baik  untuk  didapatkan  model  empiris  yang  lebih  baik.
Variabel  kontrol  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  leverage  dan  ukuran penerbitan.
a. Leverage
Variabel  leverage  adalah  rasio  utang  total  terhadap  aset.  Utang  total  adalah jumlah  dari  utang  lancar  ditambah  utang  jangka  panjang  perusahaan.  Proksi
ini  digunakan  dalam  penelitian    Demirtas  et  al.  2006  dan  Caton  et  al. 2008.  Perusahaan  yang  memiliki  tingkat  leverage  tinggi  mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 31
peringkat  obligasi  yang  rendah  karena  memiliki  kemungkinan  yang  besar untuk bangkrut.
b.  Ukuran Penerbitan Issue Size Ukuran perusahaan dihitung dengan transformasi logaritma dari nilai nominal
face  value  dari  obligasi  yang  diterbitkan.  Dalam  penelitian  Demirtas  et  al. 2006  dan  Caton  et  al.  2008  proksi  ini  terbukti  berpengaruh  positif
terhadap peringkat obligasi.
D. Analisis Data
Data yang telah diperoleh selanjutnya akan diolah menjadi data variabel agar siap  dilakukan  pengujian  hipotesis.  Pengolahan  data  dilakukan  dengan  bantuan
komputer program Statistical Package for Social Science SPSS 16.0. Sebelum  melakukan  pengujian  pengaruh  antara  pengaruh  manajemen  laba
terhadap peringkat obligasi, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk membuktikan terjadinya  manajemen  laba  pada  tahun  yang  diamati.  Pengukuran  manajemen  laba
akrual  Modified  Jones  Model  Dechow  et  al.,  1995.  Discretionary  accruals  yang bernilai  positif  menunjukkan  indikasi  perusahaan  melakukan  manajemen  laba
dengan  cara-cara  tertentu  dengan  tujuan  menaikkan  laba,  sebaliknya  jika  nilai discretionary  accruals  negatif  mengindikasikan  perusahaan  melakukan  manajemen
laba dengan cara-cara tertentu dengan tujuan menurunkan laba. Pengujian  pengaruh  manajemen  laba  terhadap  peringkat  obligasi
menggunakan  cross-sectional  regressions,  merujuk  pada  penelitian  Demirtas  et  al. 2006 dan Caton et al. 2008. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah leverage
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
dan  ukuran  penerbitan.  Persamaan  regresi  dalam  penelitian  ini  adalah  sebagai berikut:
Peringkat obligasi =
α + β
1
DCA+ β
2
LEV + β
3
ISSUE SIZE + ε
Untuk  menguji  validasi  model  tersebut  maka  dilakukan  pengujian  sebagai berikut.
1.  Uji Asumsi Klasik Dalam  melakukan  analisis  cross-sectional  regressions,  terlebih  dahulu
dilakukan  pengujian  terhadap  empat  asumsi  klasik,  yaitu:  multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan normalitas.
a.  Uji Multikolinearitas Uji  multikolinearitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model
regresi  ditemukan  adanya  korelasi  yang  tinggi  atau  sempurna  antar  variabel independen Ghozali, 2009. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi  antar  variabel  independen.  Cara  untuk  mendeteksi  adanya multikolinearitas  adalah  dengan  melihat  berbagai  informasi  sebagai  berikut.
1  Adanya pair-wise correlation yang tinggi antar variabel independen. Jika pair-wise  atau  zero  order  correlation  antar  dua  variabel  independen
tinggi  umumnya  diatas  0,80,  maka  multikolinearitas  merupakan masalah  serius.  Hal  ini  dapat  dideteksi  dengan  melihat  matrik  korelasi
antar variabel independen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
2  Nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini  menunjukkan  setiap  variabel  independen  mana  yang  dijelaskan  oleh
variabel  independen  lainnya.  Nilai  tolerance  mengukur  variabilitas variabel  independen  yang  terpilih  yang  tidak  dijelaskan  oleh  variabel
independen  lainnya.  Nilai  yang  dipakai  untuk  menunjukkan  adanya multikolinearitas  adalah  nilai  tolerance    0,10  atau  sama  dengan  nilai
VIF    10.  Multikolinearitas  juga  dapat  dideteksi  dengan  menganalisis matriks korelasi variabel independen. Apabila antar variabel independen
terdapat korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas Ghozali, 2009.
b.  Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat
korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada  periode  sebelumnya  t-1.  Jika terjadi  korelasi,  maka  dinamakan  problem  autokorelasi.  Cara  untuk
mendeteksi  adanya  autokorelasi  adalah  dengan  menggunakan  uji  Durbin- Watson DW test. Bila nilai DW terletak antara batas upper bound du dan
4-du,  maka  koefisien  autokorelasi  sama  dengan  nol,  berarti  tidak  ada autokorelasi Ghozali, 2009.
c.  Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.  Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  homoskedastisitas  atau  tidak
terjadi  heterokedastisitas  Ghozali,  2009.  Cara  untuk  mendeteksi  adanya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 34
1  Metode Grafik Model  ini  dilakukan  dengan  melihat  grafik  plot  antara  nilai  prediksi
variabel  dependen  yaitu  ZPRED    dengan  residualnya  SRESID.  Dasar analisis  grafik  scatterplot  adalah  jika  ada  pola  tertentu,  seperti  titik-titik
yang  membentuk  pola  tertentu  yang  teratur  bergelombang,  melebar kemudian
menyempit, maka
mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar
di  atas  dan  di  bawah  angka  nol  pada  sumbu  Y,  maka  tidak  terjadi heteroskedastisitas.
2  Uji Glejser Pengujian  ini  mengusulkan  untuk  meregres  nilai  absolute  residual
terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai signifikansi dari regresi atas    absolute  residual  dan  tiap-tiap  variabel  independen  tersebut  lebih
dari nilai signifikansi 0,01 maka model regresi tersebut tidak mengalami heteroskedastisitas.
d.  Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel pengganggu
atau residual dalam model regresi memiliki distribusi normal Ghozali, 2009. Model  regresi  yang  baik  adalah  model  regresi  yang  memiliki  distribusi
normal  atau  mendekati  normal.  Cara  untuk  mendeteksi  apakah  residual berdistribusi  normal  atau  tidak  adalah  dengan  menggunakan  analisis  grafik
dan uji statistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
1  Analisis Grafik Normalitas  dapat  dideteksi  dengan  melihat  grafik  histogram  dari
residualnya  atau  dengan  melihat  penyebaran  data  titik  pada  sumbu diagonal  dari  grafik  normal  plot.  Dasar  analisis  grafik  histogram  dan
grafik  normal  plot  adalah  jika  data  menyebar  di  sekitar  garis  diagonal dan  mengikuti  arah  garis  diagonal  pada  grafik  normal  plot  atau  grafik
histogramnya  menunjukkan  pola  distribusi  normal,  maka  model  regresi memenuhi  asumsi  normalitas.  Jika  data  menyebar  jauh  dari  diagonal
danatau tidak mengikuti arah garis diagonal pada grafik normal plot atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2  Uji Kolmogorof-Smirnov KS
Normalitas  juga  dapat  dideteksi  dengan  menggunakan  uji  Kolmogorov- Smirnov.  Kriteria  yang  digunakan  adalah  dengan  pengujian  dua  arah
two  tailed  test  yaitu  dengan  membandingkan  nilai ρ  value  yang
diperoleh dengan derajat signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05. Kriteria pengambilan  keputusannya  adalah  apabila  nilai
ρ    0,05  maka  data residual terdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilai
ρ  0,05 maka data residual tidak terdistribusi normal Ghozali, 2009.
2.  Pengujian Hipotesis Uji  hipotesis  dalam  penelitian  ini  adalah  dengan  menggunakan  analisis  cross-
sectional  regressions.  Pengujian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  pengaruh variabel  independen  yaitu  manajemen  laba  terhadap  nilai  perusahaan  dengan
tingkat signifikansi 0,05 α = 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
a.  Koefisien Determinasi R
2
Koefisien  determinasi  R
2
digunakan  untuk  mengukur  seberapa  jauh kemampuan  sebuah  model  dalam  menerangkan  variasi  variabel  dependen.
Nilai  koefisien  determinasi  adalah  antara  nol  dan  satu.  Nilai  R
2
yang  kecil berarti  kemampuan  variabel-variabel  independen  dalam  menjelaskan  variasi
variabel dependen amat  terbatas. Nilai  yang mendekati satu berarti variabel- variabel  independen  memberikan  hampir  semua  informasi  yang  dibutuhkan
untuk  memprediksi  variasi  variabel  dependen.  Kelemahan  mendasar penggunaan  koefisien  determinasi  adalah  bias  terhadap  jumlah  variabel
independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen,  maka  R
2
pasti  meningkat  tidak  peduli  apakah  variabel  tersebut berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  variabel  dependen.  Oleh  karena  itu
banyak  peneliti  menganjurkan  untuk  menggunakan  nilai  Adjusted  R
2
pada saat  mengevaluasi  mana  model  regresi  terbaik.  Tidak  seperti  R
2
,  nilai Adjusted  R
2
dapat  naik  atau  turun  apabila  satu  variabel  independen ditambahkan kedalam model Ghozali, 2009.
b.  Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Pengujian  ini  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  semua  variabel
independen  secara  bersama  dapat  berpengaruh  terhadap  variabel  dependen goodness of fit model. Adapun hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
H :
ρ = 0 H
1
: ρ ≠ 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
Artinya : H
= Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen
H
1
= Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen
Untuk  pengujian  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  Uji  F  F  test.  Hasil  F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan
α = 5 Jika:
-  F hitung  F tabel maka seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
-  b. F hitung  F tabel maka seluruh variabel independen secara bersama- sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
c.  Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Pengujian  ini  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  masing-masing  variabel
independen  secara  individual  berpengaruh  terhadap  variabel  dependen. Pengujian dilakukan dengan uji t, yaitu dengan membandingkan t table dan t
hitung dengan α = 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  membuktikan  secara  empiris  apakah manajemen  laba  berpengaruh  terhadap  emisi  obligasi  perusahaan.  Rincian  jumlah
data perusahaan yang terkumpul dan dapat diproses  adalah sebagai berikut: Tabel 2
Sampel Penelitian Kriteria
Jumlah Obligasi yang terbit emisi tahun 2004-2009
154 unit Obligasi perusahaan finansial
60 unit Total obligasi perusahaan non finansial
94 unit Obligasi dengan data tidak lengkap
8 unit Obligasi dengan peringkat default
8 unit Obligasi dengan data outlier
9 unit Total sampel penelitian
69 unit Sumber:  Hasil Pengolahan Data
Tabel  2  menunjukkan  bahwa  jumlah  anggota  sampel  penelitian  adalah sebanyak 154 unit obligasi perusahaan yang terbit emisi selama tahun 2004 - 2009,
tetapi terdapat 60 unit obligasi perusahaan finansial, 8 unit obligasi dengan data tidak lengkap, 8 unit obligasi  dengan peringkat default, serta 9 unit obligasi dengan data
outlier, sehingga jumlah anggota sampel penelitian adalah sebanyak 69 unit obligasi. Data  emisi  obligasi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  diperoleh  dari  Indonesia
Bond  Market  Directory  tahun  2005-2010  yang  diterbitkan  oleh  Bursa  Efek Indonesia.