Kerangka Teoritik PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PK

maksimal. Demikian juga seorang siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru, maka siswa tersebut tidak akan termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran di kelas, sehingga prestasi belajar yang dicapai rendah. Menurut hasil penelitian Azalea 2006:127 menunjukkan adanya pengaruh positif yang berarti signifikan dari penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan efektivitas dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar. Selanjutnya hasil penelitian Kosawarjo 2007:101 menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari kemampuan guru dan kesiapan siswa terhadap prestasi belajar bagi siswa yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dipandang perlu untuk mengkaji tentang persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru kaitannya dengan prestasi belajar siswa.

B. Kerangka Teoritik

Mengkaji masalah upaya menumbuhkan prestasi belajar siswa yang dikaitkan dengan persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru pada hakekatnya bukan persoalan yang sederhana. Untuk itu dibutuhkan penelaahan yang cukup mendalam tentang persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar siswa. Kesemuanya itu dapat dipaparkan dalam kajian teoritis sebagaimana uraian berikut ini. 1. Persepsi Siswa a. Pengertian Persepsi. Menurut Rakhmat 2001:51 mengatakan “Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Selanjutnya Rakhmat 2001:114 menyatakan bahwa: Persepsi merupakan proses bagaimana seseorang menjadi sadar dan menilai akan adanya sifat atau hubungan melalui indera. Apa yang dihayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi bukan sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan, pengamatan, penilaian seseorang terhadap suatu hal atau informasi melalui alat indera, untuk kemudian menjadi pengalaman dan sikap. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situsional. Menurut Rakhmat 2001:52-54 “Beberapa faktor dari perhatian tersebut meliputi: faktor eksternal penarikan perhatian, faktor internal penaruh perhatian, faktor-faktor biologis, dan faktor-faktor sosiopsikologis”. Selanjutnya Rakhmat 2001:67 menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi meliputi hal-hal sebagai berikut: 1 Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh kondisi yang melekat pada obyek tersebut. 2 Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh faktor sistem sosial, sistem nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. 3 Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh faktor yang menyenangkan dari obyek yang dipersepsi. 4 Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh faktor jelastidaknya obyek yang dipersepsi. 5 Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh diri pribadi dan sikap mental dari perseptor orang yang mempersepsi. 6 Persepsi suatu obyek dipengaruhi oleh kebutuhan dari perseptor. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang berpengaruh terhadap persepsi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu sebagai perseptor, misalnya: pengalaman, kebutuhan, minat, sikap mental, kepribadian. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu, misalnya: norma, agama, kondisi sosisal masyarakat, keadaan sesuatu atau benda yang dipersepsikan. 2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh Guru a. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Standar Nasional Pendidikan SNP Pasal 1, ayat 15 sebagaimana yang dikutip Mulyasa 2007:19-20 mengemukakan bahwa: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. Sementara itu Poedjinoegroho dalam bukunya Joko Susilo 2007:95 mengemukakan: KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan hasil penegasan dari atau sejalan dengan kebijakan desentralisasi. Ini merupakan sebuah konsep yang indah karena memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk berkembang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, serta merupakan hasil penegasan dari atau sejalan dengan kebijakan desentralisasi. b. Pengembangan Kurikulum. Menurut Mulyasa 2007:148-151 pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkat yaitu: 1 Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional. Dalam kaitannya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang pada saat ini mencakup Standar Kompetensi Lulusan SKL dan Standar Isi SI untuk setiap satuan pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah. 2 Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada tingkat ini dibahas pengembangan kurikulum untuk setiap satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a. Menganalisa, dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan SKL, dan Standar Isi SI. b. Merumuskan visi dan misi, serta merumuskan tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. c. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan SKL, Standar Isi, visi dan misi, serta tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan selanjutnya dikembangkan bidang studi-bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut. d. Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan guru dan non guru sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, dengan berpedoman pada standar tenaga kependidikan yang ditetapkan BSNP. e. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar, sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan yang ditetapkan BSNP. 3 Pengembangan Silabus. Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi pada berbagai satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: a. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi. b. Mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar yang diperlukan dalam pembelajaran. c. Mendiskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokkan sesuai dengan ruang lingkup dan urutannya. d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya, dan mengelompokkan sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan ketrampilan, nilai, dan sikap. e. Mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. 4 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan standar kompetensi dan standar isi dalam silabus telah diidentifikasikan dan diurutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya pada setiap bidang studi, selanjutnya dikembangkan program-program pembelajaran. Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau persiapan mengajar. 5 Kurikulum Aktual Pelaksanaan Pembelajaran. Kurikulum aktual atau pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan pembelajaran interaction beetwen the leaner and the external condition . Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bagaimanapun bagusnya suatu kurikulum maka aktualisasinya sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum meliputi pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pengembangan Silabus, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Kurikulum Aktual. c. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 sebagaimana dikutip oleh Mulyasa 2007:151-153, prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebagai berikut: 1 Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. 2 Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, status sosial ekonomi, dan gender. 3 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis sehingga semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti, memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni. 4 Relevan dengan kebutuhan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan stakeholders untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. 5 Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. 6 Belajar sepanjang hayat. Kurikulum itu dapat diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 7 Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan antara lain berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, relavan dengan kebutuhan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal. d. Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Mulyasa 2007:154-158, strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah: 1 Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah. Dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP yang perlu diperhatikan adalah mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini penting, terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami visi misi sekolah, serta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang akan dikembangkan dan dilaksanakan. 2 Menciptakan suasana yang kondusif. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, tertib, optimisme, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah, dan semangat belajar. 3 Menyiapkan sumber belajar. Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah antara lain laboratorium, pusat sumber belajar, perpustakaan, serta tenaga pengelola yang profesional. 4 Membina disiplin. Membina disiplin bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi dan mencegah timbulnya problem- problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sosialisasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan di sekolah, menciptakan suasana yang kondusif, menyiapkan sumber belajar, dan membina disiplin. e. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Mulyasa 2007:168-169, acuan operasional penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1 Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. 2 Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. 3 Tuntutan dunia kerja. 4 Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 5 Agama. 6 Dinamika perkembangan global. 7 Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. 8 Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. 9 Kesetaraan gender. 10 Karakteristik satuan pendidikan. Dari keterangan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa acuan operasional penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agama, dinamika perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, kesetaraan gender, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik satuan pendidikan. 3. Strategi Pembelajaran Guru a. Pengertian Strategi Pembelajaran. Menurut Frelberg dan Driscoll 1992 sebagaimana dikutip Al Muchtar 2007:1.2 ”Strategi pembelajaran itu dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula”. Selanjutnya menurut Gerlach dan Ely 1980 sebagaimana dikutip Al Muchtar 2007:1.2 mengatakan bahwa: Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu serta dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pembelajaran tersebut. b. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran. Menurut Burdon dan Byrd 1999 sebagimana dikutip oleh Al Muchtar 2007:1.16-1.21, mengemukakan beberapa strategi yang dapat dipilih guru dalam pembelajaran sebagai berikut: 1 Strategi Deduktif-Induktif. Dengan strategi pembelajaran deduktif, pembelajaran dimulai dengan prinsip yang diketahui ke prinsip yang tidak diketahui. Sedangkan strategi pembelajaran induktif, pembelajaran dimulai dari prinsip-prinsip yang tidak diketahui ke prinsip-prinsip yang diketahui. 2 Strategi Ekspository Langsung dan Belajar Tuntas. Mulyasa 2007: 1.17-1.21 mengemukakan berbagai macam dalam strategi ini yaitu: a. Pembelajaran Langsung. Berdasarkan pada prinsip-prinsip belajar behaviouristik. b. Pembelajaran Eksplisit. Menuntut guru untuk memberi perhatian pada pembelajar, memberi penguatan atas respons yang benar, menyediakan balikan pembelajar tentang kemajuannya, dan meningkatkan jumlah waktu yang digunakan pembelajaran untuk mempelajari materi. c. Belajar Tuntas. Suatu pendekatan pembelajaran individu yang menggunakan kurikulum terstruktur yang dipecah ke dalam serangkaian pengetahuan dan keterampilan-keterampilan kecil yang dipelajari. d. Ceramah. Suatu strategi pembelajaran dengan kegiatan guru menyampaikan fakta-fakta dan prinsip-prinsip, sedangkan pembelajar membuat catatan-catatan. e. Demonstrasi. Komunikasi langsung dan pemberian informasi dari guru kepada pembelajar. f. Pertanyaan-pertanyaan. Dengan mempertimbangkan tingkat pertanyaan dan penggunaan pertanyaan konvergen dan divergen, jenis pertanyaan, dan cara menyusun pertanyan. g. Resitasi. Pertanyaan guru secara lisan tentang materi yang telah dipelajari. h. Praktek dan Latihan drill. Ulangan yang diharapkan membantu pembelajar memahami informasi dengan lebih baik. i. Reviu. Kesempatan bagi pembelajar melihat suatu topik pada waktu yang lain. j. Diskusi Kelas secara Keseluruhan. Petunjuk guru atau bimbingan kepada kelas diatur dengan rentangan dari formal ke informal, dengan guru memiliki peran dari dominan ke tidak dominan. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru antara lain pembelajaran langsung, pembelajaran eksplisit, belajar tuntas, ceramah dan demonstrasi, demonstrasi, pertanyaan-pertanyaan dan resitasi, resitasi, praktek dan latihan drill, reviu, dan diskusi kelas secara keseluruhan. 4. Prestasi Belajar PKn a. Pengertian Prestasi Belajar. Menurut Djamarah 2002:142 dikemukakan bahwa: “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil belajar pada suatu periode”. Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pelajaran tertentu sesuai dengan materi yang telah ditentukan, yang dinyatakan dengan simbol, huruf maupun kalimat. b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan. Menurut Wignjosoebroto sebagaimana dikutip Malian dan Marzuki 2006:2 bahwa: Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan untuk mengenali dan menghayati hak-hak warganegara yang asasi civil right diacarakan dengan harapan agar setiap peserta didik pada akhirnya akan dapat menyadari hak- haknya yang asasi, yang perlindungannya dijamin oleh undang-undang negara. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan untuk dapat mengenali dan menghayati hak- hak warganegara yang asasi, yang diharapkan agar setiap peserta didik pada akhirnya mampu menyadari hak-haknya yang asasi serta dijamin oleh undang- undang negara. c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan . Djuwairiyah 2007:9 menyatakan bahwa: Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaanaktivitas tertentu. Jadi prestasi belajar PKn itu merupakan hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti mata pelajaran PKn dalam kurun waktu tertentu berdasarkan penilaian yang dilaksanakan guru di sekolah, prestasi belajar PKn dapat dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka kuantitatif dan pernyataan verbal kualitatif. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PKn merupakan hasil yang telah dicapai seorang siswa setelah mengikuti mata pelajran PKn dalam kurun waktu tertentu, yang dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka dan pernyataan verbal. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri individu dan luar diri individu. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya karena aktivitas belajar yang telah dilakukan. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Menurut Djamarah 2002:142-146, faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut: 1 Faktor Lingkungan, merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkungan anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik, faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. 2 Faktor Instrumen, setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan dalam rangka melicinkan kearah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Semuanya dapat diberdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan sekolah, kurikulum dan dipakai oleh guru dalam merencanakan program pengajaran. Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru sedikit akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. 5. Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru kaitannya dengan Prestasi Belajar PKn Mata pelajaran PKn merupakan kelompok program normatif yang mempunyai jumlah jam tatap muka sama dengan mata pelajaran yang lain, yaitu dua jam tatap muka setiap minggunya. Mata pelajaran ini diberikan dalam pelajaran teori, dalam proses belajar mengajar semacam ini maka penyampaian materi dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas memegang peranan penting untuk memahami materi yang dipelajari oleh siswa. Semakin siswa banyak mendengarkan ceramah, melakukan tanya jawab, banyak membaca, latihan menjawab dan mengerjakan tugas, maka semakin mudah siswa memahami materi yang dipelajarinya. Siswa makin lama makin mengerti, cekatan dalam mengerjakan tugas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, selain diperlukan strategi penyampaian materi yang baik, juga sumber belajar yang menunjang dan efektif, karena siswa akan merasa senang belajar di sekolah lebih-lebih yang menyukai mata pelajaran yang dipelajarinya akan dapat menyerap pelajaran tersebut dengan baik, dan pada akhirnya akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Prestasi belajar PKn akan lebih meningkat bila didukung oleh pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru yang baik.

C. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

PERSEPSI GURU TENTANG PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SD Persepsi Guru Tentang Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD Muhammadiyah 24 Gajahan Surakarta.

0 1 20

PERSEPSI GURU TENTANG PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SD Persepsi Guru Tentang Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD Muhammadiyah 24 Gajahan Surakarta.

0 3 17

KONSEPSI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.

0 1 14

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 5

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS

0 1 9

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

0 0 21

PANDUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

0 0 21

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

0 0 32

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 184

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENJANG PENDIDIKAN

0 1 159