Pembiayaan Murabahah Pembelian Barang

xcvi Adapun cara penyelenggaraan pembiayaan berdasarkan jenis pembiayaan yang diterapkan di KJKS BMT Mitra Mandiri Wonogiri adalah sebagai berikut :

a. Pembiayaan Murabahah Pembelian Barang

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal harga perolehan dengan tambahan keuntungan marjin yang disepakati keduabelah pihak penjual dan pembeli. KJKS BMT Mitra Mandiri Wonogiri mengimplementasikan untuk penjualan barang-barang investasi dengan kontrak jangka pendek dengan sekali akad. Ini paling banyak diimplementasikan, karena kemudahan dalam administrasi, seperti : Pembelian kendaraan, pembelian bahan bangunan untuk pengadaanrehap rumah, pembelian alat-alat elektronik dan pembelian barang lainnya yang dibenarkan menurut syariah. Dalam akad murabahah ini sebagaian untuk modal kerja, konsekwensinya terkadang terjadi pembaharuan kontrak karena sifat dari modal keraja sendiri yang merupakan kebutuhan rutin. Karakteristik dari pembiayaan murabahah yang diterapkan di KJKS BMT Mitra Mandiri Wonogiri adalah : 1 Penjual dalam hal ini KJKS BMT Mitra Mandiri Wonogiri, memberi tahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat secara tunai atau diangsur bai bitsaman ajil. 2 Harga beli barang dikenakan terlebih dahulu marjinmark- up sehingga menjadi harga baru jual untuk selanjutnya menjadi kewajiban yang harus dibayar dilunasi sesuai dengan tata cara yang disepakati dalam akad. Pembayaran xcvii dapat dilakukan secara tunai atau angsuran dengan harian, mingguan atau bulanan. 3 Pembiayaan ini dapat diberikan kepada anggota perorangan ataupun kelompok, dapat untuk pembiayaan investasi seperti pembelian kendaraan untuk tujuan produktif atau investasi lainnya. Dalam akad murabahah ini KJKS BMT Mitra Mandiri Wonogiri yang akan membelikan barang sesuai permintaan dan persetujuan anggota, dan hanya dalam kedaan darurat diwakilkan kepada anggota atau pihak lain, seperti anggota berada diluar kota yang cukup jauh seperti di Jakarta, luar jawa atau diwilayah lainnya.

b. Pembiayaan Mudharabah Pola Bagi Hasil

Dokumen yang terkait

PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008

1 28 72

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH PASCA UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH

1 6 100

RINGKASAN TESIS ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRINSIP PRINSIP SYARIAH DALAM UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH UNTUK MENCIPTAKAN PENGELOLAAN PERUSAHAAN YANG BAIK

0 6 29

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRINSIP PRINSIP SYARIAH DALAM UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH UNTUK MENCIPTAKAN PENGELOLAAN PERUSAHAAN YANG BAIK

0 3 9

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 21 tahun 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) SUMATERA BARAT SYARIAH PADANG.

0 0 10

Pembiayaan Hunian Syariah Kongsi (PHSK) Berdasarkan Akad Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) Dihubungkan Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

0 0 10

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGADAAN UNDIAN BERHADIAH OLEH BANK SYARIAH DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH.

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI LEMBAGA PENJAMIN PEMBIAYAAN SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH BERDASARKAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKA.

0 1 2

KONTRIBUSI MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM PROSES PEMBENTUKAN DAN IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH

0 0 17

PRINSIP-PRINSIP MUAMALAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI’AH

0 0 15