xxxvi
Syafii Antonio
menyatakan, bahwa
nilai-nilai sistem
perokonomian Islam dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Perekonomian masyarakat luas bukan hanya masyarakat
Muslim Akan Menjadi Baik Bila Menggunakan Kerangka Kerja atau Acuan Norma-Norma Islami
Sebagai suatu sistem hidup millah, din, ajaran Islam dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian besar. Pertama, yaitu yang
berhubungan dengan ibadah khusus yang mengandung hubungan
dimensi vertikal. Dan yang Kedua, yaitu ajaran yang terkait dengan
masalah-masalah yang berhubungan dengan sesama makhluk muamalat. Kedua sub sistem ini tidak dapat dipisahkan antara yang
satu dengan yang lainnya karena keduanya merupakan satu komplementer. Jika keduanya dipisahkan, maka manusia akan
mendapat kehinaan. Dalam Al-Quran Surat Ali Imran 3 ayat 112 disebutkan :
ôMtÎŽàÑ ãNÍköŽn=tã
èp©9Ïe tûøïr
tB þqàÿÉèO
žwÎ 9ö6pt¿2
z`ÏiB «
9ö6ymur z`ÏiB
Ĩ¨Y9
Artinya “Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali Agama Allah dan tali
perjanjian dengan manusia.”
34
Islam diturunkan sebagai Rahmatan lil alamin, dalam artian akan membawa kebaikan untuk semua makhluk dimuka bumi, termasuk
didalamnya sistem perekonomian Islam dibangun atas dasar hablu mina Allah dan Hablu minan nas, sehingga ada nuansa ilahiah.
34
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Mahkota, Surabaya, 1989. hlm. 94.
xxxvii Dalam Al-Quran Surat Al-Ambiya 21 ayat 107 disebutkan :
tBur
j
š•»oYù=y™ö‘r
j
žwÎ ZptHôqy‘
šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ
Artinya Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmad bagi semesta alam.
35
Banyak ayat Al-Quran yang menyerukan penggunaan kerangka kerja perekonomian Islam antara lain :
i. Al-Quran Surat Al-Baqarah 2 ayat 60
qè=à2 qçuŽõ°ur
`ÏB É-ø—Íh‘
« Ÿwur
öqsW÷ès? †Îû
ÇÚö‘F{ tûïωšøÿãB
ÇÏÉÈ
Artinya:....Makan dan minumlah dari rizeki yang diberikan Allah dan janganlah berkeliaran di muka bumi ini
dengan membuat kerusakan.
36
ii. Al-Quran surat Al-Maidah 5 ayat 87-88
ôpkš‰r¯»tƒ tûïÏ©
qãZtBuä Ÿw
qãBÌh•ptéB ÏM»t6Íh‹sÛ
tB ¨ymr
ª öNä3s9
Ÿwur ÿr߉tG÷ès?
4 žcÎ
© Ÿw
•=Ïtä† tûïωtF÷èßJø9
ÇÑÐÈ qè=ä.ur
£JÏB ãNä3xy—u‘
ª Wx»n=ym
Y7Íh‹sÛ 4
qà¨?ur ©
ü“Ï© OçFRr
¾ÏmÎ šcqãZÏB÷sãB
ÇÑÑÈ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagimu dan
janganlah kamu melampui batas, sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang melampui batas.
35
Ibid. hlm 508.
36
Ibid hlm. 18
xxxviii Dan makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rizkikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
37
Ayat-ayat tersebut merupakan dorongan bagi umat Islam untuk menikmati karunia yang telah diberikan oleh Allah. Karunia
tersebut harus didayagunakan untuk meningkatkan pertumbuhan, baik materi maupun nonmateri. Juga dorongan untuk mendapatkan
harta materi dengan berbagai cara asalkan mengikuti rambu- rambu yang telah ditetapkan. Juga faktor keseimbangan antara
kebutuhan dunia dan akherat, dan ini tidak dikenal dalam sistem perekonomian kapitalis maupun sosialis.
Rambu-rambu tersebut diantaranya : Carilah yang halal lagi baik;
tidak menggunakan
cara batil;
tidak berlebih
lebihanmelampaui batas; tidak didzalimi maupun mendzalimi; menjauhkan diri dari unsur riba, maisir perjudian dan intended
speculation, dan ghoror ketidakjelasan dan manipulatif, serta tidak melupakan tanggungjawab sosial berupa Zakat, Infaq, dan
shodaqoh. Ini yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan perekonomian konvensional yang menggunakan prinsip self
interest kepentingan pribadi sebagai dasar perumusan konsepnya.
38
1. Keadilan dan persaudaraan menyeluruh