23 Kemudian dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 3 μgmL; 4,5 μgmL; 6 μgmL; 7,5 μgmL; dan 9 μgmL.
3.5.2.4 Pembuatan Larutan Standar Propifenazon
Dipipet LIB II propifenazon konsentrasi 100 μgmL sebanyak 0,5 mL;
0,8 mL; 1,0 mL; 1,3 mL; dan 1,5 mL. Masing- masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL, lalu diencerkan dengan NaOH 0,1N hingga garis tanda.
Kemudian dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 5
μgmL; 8 µgmL, 10 μgmL; 13 µgmL; dan 15 μgmL.
3.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum 3.5.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Fenilbutazon
Dipipet sebanyak 3,25 mL dari LIB II fenilbutazon konsentrasi = 100 μgmL lalu dimasukan ke dalam labu tentukur 50 mL. Kemudian diencerkan
dengan pelarut NaOH 0,1N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen untuk memperoleh larutan fenilbutazon dengan konsentrasi 6,5
μgmL. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.5.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Propifenazon
Diambil sebanyak 5,5 mL dari LIB II propifenazon konsentrasi = 100 μgmL kemudian dimasukan ke dalam labu tentukur 50 mL untuk diencerkan
dengan pelarut NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen untuk memperoleh larutan dengan konsentrasi 11
μgmL. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.5.4 Pembuatan Spektrum Serapan Derivatif 3.5.4.1 Pembuatan Spektrum Serapan Derivatif Fenilbutazon
Dibuat spektrum serapan tanpa diderivatkan dari larutan standar fenilbutazon dengan konsentrasi 3
μgmL; 4,5 μgmL; 6 μgmL; 7,5 μgmL; dan 9
Universitas Sumatera Utara
24 μgmL pada panjang gelombang 200-400 nm. Kemudian spektrum
ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama dengan Δλ = 2 nm.
3.5.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Derivatif Propifenazon
Dibuat spektrum serapan tanpa diderivatkan dari larutan standar Propifenazon dengan konsentrasi 5
μgmL; 8 μgmL; 10 μgmL; 13 μgmL; dan 15
μgmL pada panjang gelombang 200 – 400 nm. Kemudian spektrum ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama
dengan Δλ = 2 nm.
3.5.5 Penentuan Zero Crossing
Penentuan zero crossing diperoleh dengan menumpangtindihkan spektrum serapan masing-masing derivat dalam berbagai konsentrasi larutan. Zero crossing
masing-masing zat ditunjukkan oleh panjang gelombang yang memiliki serapan nol pada berbagai konsentrasi.
3.5.6 Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Dibuat larutan fenilbutazon dengan konsentrasi 5 μgmL, larutan
propifenazon dengan konsentrasi 5 μgmL, dan larutan campuran fenilbutazon 5
μgmL dan propifenazon 5 μgmL. Kemudian ketiga larutan ini diukur serapannya pada panjang gelombang 200 – 400 nm. Selanjutnya ditransformasikan menjadi
spektrum serapan derivat pertama dari masing-masing zat tunggal dan dari campuran fenilbutazon dan propifenazon. Spektrum serapan derivat pertama dari
larutan zat tunggal dan campuran keduanya ditumpangtindihkan. Yang dipilih untuk menjadi panjang gelombang analisis adalah yang pada panjang gelombang
tertentu, serapan tunggal salah satu senyawa nol sedangkan serapan tunggal senyawa pasangannya dan campuran keduanya hampir sama atau persis sama.
Karena pada panjang gelombang tersebut dapat secara selektif mengukur serapan salah satu senyawa tanpa diganggu oleh serapan senyawa pasangannya.
Universitas Sumatera Utara
25
3.5.7 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi 3.5.7.1 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Fenilbutazon
Dibuat larutan standar fenilbutazon dengan konsentrasi 3 μgmL; 4,5
μgmL; 6 μgmL; 7,5 μgmL; dan 9 μgmL, kemudian diukur serapan derivat pertama
Δλ = 2 nm pada panjang gelombang analisis yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan analisis hubungan antara konsentrasi dan nilai serapan
sehingga diperoleh persamaan regresi linear y = ax + b. Dan berdasarkan nilai serapan pada panjang gelombang analisis, dilakukan pula perhitungan limit
deteksi limit of detection LOD dan limit kuantitasi limit of quantitation LOQ.Untuk menentukan batas deteksi LOD dan batas kuantitasi LOQ dapat
digunakan rumus Sudjana, 2005 : �� = �
∑�−��
2
�−2
��� =
3× ��
�����
��� =
10× ��
�����
Keterangan : SB = Simpangan baku
LOD = Limit of Detection LOQ = Limit of Quantitation
3.5.7.2 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Propifenazon
Dibuat larutan standar propifenazon dengan konsentrasi 5 μgmL; 8
μgmL; 10 μgmL; 13 μgmL dan 15 μgmL, kemudian diukur serapan derivat pertama
Δλ = 2 nm pada panjang gelombang analisis yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan analisis hubungan antara konsentrasi dan nilai serapan
sehingga diperoleh persamaan regresi linear y = ax + b.Dan berdasarkan nilai serapan pada panjang gelombang analisis, dilakukan perhitungan limit deteksi
Universitas Sumatera Utara
26 limit of detection LOD dan limit kuantitasi limit of quantitation LOQ.
Perhitungan untuk menentukan LOD dan LOQ seperti rumus sebelumnya.
3.5.8 Penentuan Kadar Fenilbutazon dan Propifenazon dalam Tablet
Dua puluh tablet yang mengandung fenilbutazon 125 mg dan propifenazon 125 mg ditimbang lalu digerus dalam lumpang sampai halus dan homogen.
Kemudian ditimbang seksama sejumLah serbuk setara dengan 50 mg fenilbutazon, kemudian dari berat sampel yang ditimbang setara 50 mg
fenilbutazon ini dihitung kesetaraan propifenazon yang terkandung di dalamnya penimbangan serbuk sebanyak 6 kali pengulangan, dimasukkan ke dalam labu
tentukur 100 mL dan ditambahkan pelarut NaOH 0,1 N sampai garis tanda. Larutan kemudian dihomogenkan dengan pengaduk ultrasonik selama 10 menit.
Larutan tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10 mL filtrat ini dibuang kemudian filtrat penyaringan selanjutnya ditampung, dipipet sebanyak 0,25 mL ke
dalam labu 25 mL, dan diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda. Diukur serapanya pada panjang gelombang 200-400 nm, kemudian spektrumnya
diderivatkan pada derivat pertama; Δλ= 2 nm; panjang gelombang 247 nm dan
264 nm.
3.5.9 Analisis Data Penetapan Kadar Secara Statistik
Data perhitungan kadar fenilbutazon dan propifenazon dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji T. Menurut Sudjana 2005 rumus yang
digunakan adalah :
SD =
1 -
n X
- Xi
2
∑
Universitas Sumatera Utara
27 Untuk mencari t hitung digunakan rumus:
t
hitung
= n
SD X
Xi −
Data diterima jika -t
tabel
t
hitung
t
tabel
pada interval kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01.
Keterangan : SD
= standard deviation simpangan baku Xi
= kadar dalam satu perlakuan
−
X
= Kadar rata-rata dalam satu sampel mg100g n
= jumLah pengulangan α
= tingkat kepercayaan Untuk menghitung kadar fenilbutazon dan propifenazon sebenarnya dalam
sampel secara statistik dapat digunakan rumus Sudjana, 2005 : µ =
X
± tα2, dk x SD √n Keterangan : SD
= standard deviation simpangan baku
−
X
= Kadar rata-rata dalam satu sampel n
= jumLah perlakuan t
= harga t
tabel
sesuai dengan derajat kepercayaan
3.5.10 Uji Validasi 3.5.10.1 Uji Akurasi
Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan bahan baku yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit sampel dengan rentang spesifik 80, 100,
120. Dimana pada masing-masing rentang spesifik digunakan 70 sampel dan 30 baku yang akan ditambahkan Harmita, 2004.
Dua puluh tablet yang mengandung fenilbutazon 125 mg dan propifenazon 125 mg ditimbang lalu digerus dalam lumpang sampai halus dan homogen. Pada
masing-masing rentang spesifik, ditimbang seksama sejumLah serbuk setara
Universitas Sumatera Utara
28 dengan 70 analit fenilbutazon dalam sampel yang ditimbang setara 50 mg,
kemudian dari berat serbuk yang ditimbang setara 70 fenilbutazon ini dihitung kesetaraan propifenazon yang terkandung di dalamnya, kemudian dimasukkan ke
dalam labu tentukur 100 mL. Ditambahkan baku fenilbutazon dan baku propifenazon masing-masing sebanyak 30, lalu ditambahkan pelarut NaOH 0,1
N sampai garis tanda. Larutan kemudian dihomogenkan dengan pengaduk ultrasonik selama 10 menit. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10
mL filtrat ini dibuang kemudian filtrat penyaringan selanjutnya ditampung, dipipet sebanyak 0,25 mL ke dalam labu 25 mL, dan diencerkan dengan NaOH 0,1 N
hingga garis tanda Faktor Pengenceran = 250,25 = 100 kali. Kemudian campuran sampel dan baku diukur serapannya pada panjang
gelombang 200 – 400 nm, selanjutnya spektrum serapan ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama
dengan Δλ 2 nm pada panjang gelombang analisis fenilbutazon dan propifenazon masing-masing 247 nm
dan264 nm. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
perolehan kembali =
C
F
− C
A
C
A ∗
x
100
Keterangan: C
F
= Konsentrasi sampel setelah penambahan bahan baku C
A
= Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku C
A
= JumLah baku yang ditambahkan
3.5.10.2 Uji Presisi
Presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang
Universitas Sumatera Utara
29 homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan
adanya keseksamaan metode yang dilakukan Harmita, 2004. Menurut Rohman 2007, uji presisi keseksamaan ditentukan dengan
parameter RSD dengan rumus : RSD =
�� �
x 100 Keterangan
: �
= Kadar rata-rata sampel SD = Standard Deviation
RSD = Relative Standar Deviation
Universitas Sumatera Utara
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penentuan Kurva Serapan Maksimum
Penentuan kurva serapan maksimum dilakukan pada panjang gelombang 200–400 nm. Hasil penentuan kurva serapan maksimum fenilbutazon dan
propifenazon masing-masing dapat dilihat dari Gambar 4.1 dan 4.2. Kurva tumpang tindih serapan maksimum fenilbutazon dan propifenazon dapat dilihat
pada Gambar 4.3.
Gambar 4.1 Kurva serapan maksimum fenilbutazon 6,5
μgmL. Dari Gambar 4.1 diatas dapat dilihat serapan maksimum fenilbutazon
terdapat pada panjang gelombang 264 nm.
Gambar 4.2 Kurva serapan maksimum propifenazon 11 µ gmL.
Dari Gambar 4.2 diatas dapat dilihat serapan maksimum propifenazon terdapat pada panjang gelombang 247 nm.
Universitas Sumatera Utara