2.4 Jaminan Kesehatan Nasional JKN
2.4.1 Pengertian
Berdasarkan buku pegangan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional JKN dalam SJSN Tahun 2013, JKN merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional SJSN yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib mandatory bagi seluruh rakyat
indonesia, maupun untuk warga negara asing yang bekerja paling singkat 6 enam bulan di Indonesia yang pengaturannya berdasarkan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah Kemenkes RI, 2014.
2.4.2 Cara pendaftaran JKN
Untuk memudahkan masyarakat sebagai peserta BPJS, BPJS memberikan pelayanan dalam melakukan pendaftaran. Dalam pendaftaran JKN
dapat dilakukan dengan 2 dua cara, yaitu pendaftaran secara manual yang dapat dilakukan secara langsung kekantor BPJS terdekat atau dapat juga melalui
pendaftaran yang dilakukan secara online yaitu dengan mengakses melalui situs http:bpjskesehatan.go.id.
a Pendaftaran secara online Untuk pendaftaran secara online terdapat beberapa hal yang perlu
dipersiapkan. Hal-hal yg harus dipersiapkan sebelum Pendaftaran Peserta BPJS- Kesehatan secara online, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kartu Tanda Penduduk
2. Kartu Keluarga
3. Kartu NPWP
4. Alamat E-mail dan nomor telpon yang bisa dihubungi
Calon Peserta mengisi isian secara lengkap Nama, Tanggal lahir, Alamat, Email dll. Besaran iuran adalah sesuai dengan kelas perawatan yang di
pilih: 1.
KELAS III = Rp. 30.000Bulan
2. KELAS II
= Rp. 51.000Bulan 3.
KELAS I = Rp. 80.000Bulan
Setelah menyimpan Data,
Sistem akan
mengirimkan e-mail
pemberitahuan nomor registrasi ke alamat e-mail sesuai dengan yang diisikan oleh calon peserta agar e- ID dapat digunakanaktif, calon peserta agar melakukan
pembayaran di bank. Pembayaran iuran harus dilakukan tidak melewati 24 jam sejak pendaftaran. Setelah calon peserta melakukan pembayaran di bank,
makapeserta dapat mencetak e-ID dengan link yang terdapat pada e-mail pemberitahuan.
b Pendaftaran secara manual Sedangkan untuk pendaftaran secara langsung di kantor BPJS yang perlu
dipersiapkan, yaitu: 1.
Calon peserta mengisi Daftar Isian Peserta DIP, membawa Kartu KeluargaKartu Tanda Penduduk KTP Paspor pas foto bewarna 3x4
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 1 lembar. Untuk anggota keluarga menunjukan Kartu KeluargaSurat NikahAkte Kelahiran.
2. Data diperoses oleh petugas BPJS Kesehatan untuk diterbitkan nomor
Virtual Account VA perorangan dan diserahkan ke calon peserta. Calon peserta membayar uang iuran Anjungan Tunai Mandiri ATMSetor
Tunai sesuai dengan nomor VA perorangan ke bank yang telah bekerja sama.
3. Membawa bukti pembayaran untuk dicetakkan Kartu Peserta.
4. Peserta menerima kartu peserta sebagai identitas dalam mengakses
pelayanan.
2.4.3 Metode pembayaran JKN
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 metode pembayaran atau iuran dari program ini dibagi menjadi 3 jenis Perpres RI No. 111 Tahun
2013: 1.
Iuran jaminan kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh pemerintah daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah orang miskin dan tidak mampu.
2. Iuran jaminan kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah PNS,
anggota TNIPOLRI, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai negeri dan pegawai swasta dibayar oleh pemberi kerja yang dipotong
langsung dari gaji bulanan yang diterimanya. Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:
a. Istri atau suami yang sah dari peserta; dan
Universitas Sumatera Utara
b. Anak kandung, anak tiri danatau anak angkat yang sah dari
peserta, dengan kriteria: 1.
Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
2. Dan belum berusia 21 dua puluh satu tahun atau belum
berusia 25 dua puluh lima tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
3. Pekerja Bukan Penerima Upah pekerja di luar hubungan kerja
atau pekerja mandiri dan Peserta Bukan Pekerja investor, perusahaan, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan,
janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
2.4.4 Prinsip sistem JKN
Berdasarkan buku pegangan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional JKN dalam SJSN Tahun 2013, Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada
prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN berikut Kemenkes RI, 2014:
1. Prinsip Kegotongroyongan Gotong royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam
hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu
peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud
Universitas Sumatera Utara
karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat
menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Prinsip Nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS adalah nirlaba bukan untuk mencari laba for profitoriented. Sebaliknya,
tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil
pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.
3. Prinsip Keterbukaan, Kehati-hatian, Akuntabilitas, Efisiensi,dan Efektivitas. Prinsip-prinsip
manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
4. Prinsip Portabilitas Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekali punmereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta
sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan
pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai
Universitas Sumatera Utara
dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional
SJSN dapat mencakup seluruh rakyat. 6. Prinsip Dana Amanat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka
mengoptimalkan dana untuk kesejahteraan peserta. 7. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan kepentingan peserta.
2.4.5 Tentang Peserta Mandiri Non-PBI BPJS Kesehatan
Berdasarkan Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional JKN dan BPJS Kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Tahun 2013
menjelaskan mengenai kepesertaan BPJS Kesehatan bahwa : 1.
Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 enam bulan di Indonesia, yang telah membayar
iuran. 2.
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain.
3. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,atau
badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah,
atau imbalan dalam bentuk lainnya. Peserta tersebut meliputi: Penerima
Universitas Sumatera Utara
Bantuan Iuran PBI JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut:
a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong
fakir miskin dan orang tidak mampu. b.
Peserta bukan PBI adalah peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas :
Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan
menerima gaji atau upah, contohnya : 1
Pegawai Negeri Sipil; 2
Anggota TNI; 3
Anggota Polri; 4
Pejabat Negara; 5
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri adalah Pegawai Tidak Tetap, Pegawai Honorer, Staf Khusus, dan pegawai
lain yang dibayarkan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.;
6 Pegawai Swasta; dan
7 Pekerja yang tidak termasuk nomor 1 sampai dengan nomor
6 yang menerima upah. Pekerja Bukan Penerima Upah peserta pembayar mandiri
dan anggota keluarganya yaitu setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, contohnya :
Universitas Sumatera Utara
1 Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri,
contohnya: a.
Pekerja professional seperti pengacara, dokter praktek, notaris, konsultan, dan lain-lain
b. Pekerja mandiri lainnya seperti petani, nelayan, pedagang, tukang ojek, pekerja mandiri salon, pekerja
mandiri bengkel, dan lain-lain. 2
Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.
3 Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b,
termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan.
c. Bukan Pekerja peserta pembayar mandiri dan anggota
keluarganya yaitu setiap orang yang tidak bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan yang terdiri atas:
1 Investor;
2 Pemberi Kerja adalah adalah orang perseorangan,
pengusaha, badan hukum atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara
yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk klaimnya;
3 Penerima Pensiun;
4 Veteran;
Universitas Sumatera Utara
5 Perintis Kemerdekaan; dan
6 Bukan Pekerja yang tidak termasuk nomor 1 sampai dengan
nomor 5 yang mampu membayar Iuran. d.
Penerima pensiun terdiri atas: 1
Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun; 2
Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
3 Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
4 Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan
5 Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun.
e. Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:
1 Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan
2 Anak kandung, anak tiri danatau anak angkat yang sah dari
peserta, dengan kriteria: a
Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan
b Belum berumur 21 dua puluh satu tahun atau belum
berumur 25 dua puluh lima tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
f. Anggota keluarga yang dimaksud meliputi:
1 Satu orang istri atau suami yang sah dari peserta.
Universitas Sumatera Utara
2 Anak kandung, anak tiri danatau anak angkat yang sah dari
peserta, dengan kriteria: a
Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri dan;
b Belum berumur 21 dua puluh satu tahun atau belum
berumur 25 dua puluh lima tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan paling banyak 5 lima orang. Peserta yang memiliki jumlah anggota
keluarga lebih dari 5 lima orang termasuk peserta, dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain dengan membayar iuran tambahan. Kepesertaan BPJS
Kesehatan bersifat wajib. Meskipun yang bersangkutan sudah memiliki Jaminan Kesehatan lain. Kepesertan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan
secara bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk. Pentahapan dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi: a.
PBI Jaminan Kesehatan; b.
TNI dan anggota keluarganya; c.
POLRI dan anggota keluarganya; d.
Peserta jaminan kesehatan PT Askes Persero dan anggota keluarganya; dan e.
Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek dan anggota keluarganya;
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019. Setiap peserta
Jaminan Kesehatan berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif,
preventif kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan yang terdiri atas
manfaat medis dan non medis. Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan serta manfaat non medis meliputi manfaat akomodasi
dan ambulans. Manfaat akomodasi dibedakan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan dan ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dan
fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu. Adapun pelayanan kesehatan yang dijamin meliputi :
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik yang diberikan oleh dokter atau dokter gigi mencakup:
a. Administrasi pelayanan; b. Pelayanan promotif dan preventif;
c. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis; d. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
e. Pemberian obat, alat kesehatan dan transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;
f. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium, tingkat pratama; dan g. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga, yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis mencakup: a. Rawat jalan yang meliputi:
1 Administrasi pelayanan; 2
Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub spesialis;
3 Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis;
4 Pemberian obat sesuai dengan kebutuhan medis;
5 Pelayanan alat kesehatan implant;
6 Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis,
yaitu pemeriksaan laboratorium, radiologi, patologi anatomi, mikrobiologi dan elektromedik;
7 Rehabilitasi medis; dan
8 Pelayanan darah.
b. Rawat inap yang meliputi; 1
Perawatan inap non intensif; dan 2
Perawatan inap di ruang intensif ICU, ICCU, PICU dan ICU. 3
Pelayanan kesehatan lain yang berbiaya mahal, meliputi: a
Pelayanan terapi kanker; b
Tindakan medik dan operasi jantung; c
Pelayanan hemodialisa, d
Pelayanan tranplantasi organ;
Universitas Sumatera Utara
e Pelayanan thalassaemia;
f Pelayanan HIVAIDS;
g Pelayanan kesehatan jiwa, kusta, paru, dan pelayanan kesehatan yang
memerlukan perawatan dalam jangka waktu lama; dan h
Pelayanan lain yang ditetapkan oleh Menteri. Manfaat akomodasi rawat inap dibedakan sebagai berikut:
1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan dan anggota keluarganya diruang
perawatan Kelas Ill; 2.
Pegawai negeri dan penerima pensiun pegawai negeri Golongan I dan Golongan II beserta anggota keluarganya di ruang perawatan kelas II;
3. Pegawai negeri dan penerima pensiun pegawai negeri Golongan III dan
Golongan IV beserta anggota keluarganya di ruang perawatan kelas I, 4.
Pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil di ruang perawatan kelas I atau kelas II sesuai dengan kesetaraan Pegawai Negeri Sipil:
5. Veteran dan perintis kemerdekaan beserta anggota keluarganya di ruang
perawatan kelas I, 6.
Pejabat negara atau pejabat daerah beserta anggota keluarganya di ruang perawatan kelas I;
7. Peserta pekerja penerima upah bulanan sampai dengan Rp. 3.500.000,-
tiga juta lima ratus ribu rupiah di ruang perawatan kelas II; 8.
Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja yang mampu membayar iuran sebesar Rp. 30.000- tiga puluhr ibu rupiah per
orang per bulan dirawat di ruang perawatan kelas III
Universitas Sumatera Utara
9. Peserta pekerja penerima upah bulanan sampai dengan Rp. 5.000.000,-
lima juta rupiah di ruang perawatan kelas I; 10.
Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja yang mampu membayar iuran sebesar Rp. 51.000- lima puluh satu ribu rupiah
per orang per bulan dirawat di ruang perawatan kelas II; dan 11.
Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja sebesar Rp. 80.000- delapan puluh ribu rupiah per orang per bulan dirawat di
ruang perawatan kelas I. Selain pelayanan yang dijamin, ada beberapa pelayanan kesehatan yang
tidak djamin meliputi: 1.
Pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan standar profesi; 2.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku;
3. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat; 4.
Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja
atau hubungan kerja; 5.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri; 6.
Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik danatau estetik; 7.
Sirkumsisi tanpa indikasi medis; 8.
Pelayanan untuk mengatasi infertilitas; 9.
Pelayanan meratakan gigi ortodonsi;
Universitas Sumatera Utara
10. Gangguan kesehatanpenyakit ketergantungan obat danatau alkohol;
11. Gangguan kesehatanpenyakit akibat usaha bunuh diri, dengan sengaja
menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
12. Pengobatan
komplementen, alternatif
dan tradisional,
termasukakupuntur, shin she, chiropractic yang belum dinyatakan efektif berdasarkan
penilaian teknologi
kesehatan health
technology assessmentHTA
13. PengobataI dan tindakan medis yang sebagai percobaan eksperimen
14. Kondom, kosmetik, makanan bayi dan susu
15. Perbekalan kesehatan rumah tangga
16. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan langsung dengan
manfaat jaminan kesehatan yang diberikan yaitu biaya. 17.
Perjalanan transportasi; 18.
Pengurusan jenazah; dan 19.
Pembuatan visum et repertum 20.
Pelayanan kesehatan yang sudah dijamin dalam program kecelakaan lalu lintas sesuai dengan ketentuan peraturan
21. Pelayanan kesehatan akibat bencana kejadian luar biasaWabah
22. Psikotherapi rawat jalan dan konseling untuk kelainan mental.
23. Pelayanan general check-up
24. Perawatan di rumah home care.
Universitas Sumatera Utara
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Bila
peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam
keadaan kegawatdaruratan medis. Bila di suatu daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah
peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi, yang dapat berupa penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan fasilitas
kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.
2.5 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan BPJS Kesehatan