Demand Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kota Medan Tahun 2016

(1)

90

PEDOMAN WAWANCARA

Calon Peserta

Demand

Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Kota

Medan Tahun 2016

I. Identitas Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Tanggal/Waktu Wawancara :

Kelas BPJS :

II. Daftar Pertanyaan

1. Mengapa Bapak/Ibu baru mendaftar atau menunda menjadi peserta mandiri ? 2. Sudah berapa kali Bapak/Ibu datang untuk mendaftar menjadi peserta mandiri

(Pekerja Bukan Penerima Upah) BPJS?

a. Jika lebih dari sekali, kekurangan atau kesulitan apa yang Bapak/Ibu dapatkan saat mencoba mendaftar pada hari pertama datang?

3. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang calon peserta harus mendaftar sendiri ke kantor BPJS?


(2)

91

4. Kesulitan lain apa yang Bapak/Ibu alami saat mau mendaftar menjadi peserta mandiri?

a. Kelengkapan KTP ? b. Kelengkapan KK?

a. Mempunyai buku rekening bank?

b. Apakah Bapak/Ibu mengetahui pendaftaran melalui BPJS Online ? 5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang iuran BPJS saat ini?


(3)

92

PEDOMAN WAWANCARA

Unit kepesertaan BPJS

Demand

Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Kota

Medan Tahun 2016

I. Identitas Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Tanggal/Waktu Wawancara : II. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang peserta baru mendaftar atau menunda menjadi peserta mandiri ?

2. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang calon peserta harus mendaftar sendiri ke kantor BPJS?

a. Mendaftarkan seluruh anggota keluarga dalam Kartu Keluarga? b. Calon peserta yang mewakilkan pendaftaran?

c. Kesulitan lain apa yang peserta alami saat mau mendaftar menjadi peserta mandiri?

c. Kelengkapan KTP ? d. Kelengkapan KK?


(4)

93

e. Mempunyai buku rekening bank? f. Pendaftaran melalui BPJS Online ?

3. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang iuran BPJS saat ini?

4. Determinan lain apa menurut Bapak/Ibu mengenai rendahnya pendaftaran peserta mandiri?


(5)

94

HASIL WAWANCARA MENDALAM

(IN-DEPTH INTERVIEW)

DEMAND

MASYARAKAT MENJADI PESERTA MANDIRI

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

DI KOTA MEDAN TAHUN 2016

Matriks 1. Pernyataan Informan Mengenai Pendapatan Masyarakat Terkait Dengan Pembayaran Iuran

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya kan sudah janda, anak juga udah pada menikah. Jadi tanggungan saya ya cuma saya sendiri. Walaupun iurannya sampai 80.000 sih saya gak masalah dek. Kalau pun saya tidak sanggup bayar kan ada anak-anak.

Informan 2 Sebenarnya aku mau aja kelas I, aku tidak masalahkan harganya. Tapi karena anggota dalam KK pada kelas III ya terpaksalah ambil kelas III. Kalau mau ambil kelas I ya keluar dari KK dululah aku.

Informan 3 Ya karena kami baru nikah. Sama-sama kerja ya masih tidak keberatanlah ambil kelas I.

Informan 4 Inikan yang mau ikut BPJS kan orangtua. Jadi kalau orangtua bilang semana mampunya kami lah. Karena kami yang bayar, rencananya kami mau ambil kelas II.

Informan 5 Ya gimana ya dek, Cuma sanggupnya di kelas III dek, hehehe.

Informan 6 Enggak. Saya tidak mempermasalahkan kelas pembayaran, karena kan ada 3 kelas. Kita bisa pilih yang mana saja, ada yang dua puluh ribuan, ada yang empat puluh ribuan sama enam puluh ribuan. Kita bisa pilih yang murah dan bayarnya kan sekali sebulan aja tapi karena ngurusnya itu yang capek. Waktu mau mendaftar ada saja yang kurang, kurang inilah, kurang itulah. Seharusnya proses pendaftaran atau syarat-syaratnya itu lebih singkatlah.

Informan 7 Ya kalau bapak ambilnya kelas II nak. Karena gak terlalu murah dan tidak terlalu mahal juga. Informan 8 Agak beratlah, walaupun kami ambil kelas III,


(6)

95

yang harganya 25.500 sebulan tapi kalo kami satu KK ada 6 orang, beratlah. Udah bayar sampe 150.000 sebulan. Sekarangkan penjualan gimana, laku pun kurang. Udah dua tahun belakangan ini agak beratlah perekonomian kami.

Informan 9 Jujur saja ya saya agak berat bayarnya. Saya cuma tukang ojek yang kadang banyak dapat kadang gak dapat sehari. Walaupun kelas III yang mau diambil pun tidak ada duit mau bayar setiap bulan.

Informan 10 Bagi kami sih, kalau orang yang mampu dan tidak mau mendaftar ke kelas I atau ke kelas II, kan ada kelas III. Walaupun dia tidak sakit. Kan berguna juga untuk orang lain, dia ibadah, dia membantu orang yang sakit. Terus kalau kita jaga-jaga mana tau sakit. Kalaupun masih tidak mampu, lapor saja ke dinas sosial setempat. Dinas sosial setempat itu mempunyai kuota yang menampung bagi yang tidak mampu, nanti dinsos yang daftarkan ke BPJS Kesehatan. Adakan BPJS yang gratis seperti Kartu Medan Sehat, Jamkesmas.

Matriks 2. Pernyataan Informan Mengenai Menunda atau Baru Mendaftar Menjadi Peserta Mandiri

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya baru daftar sekarang kan, karena saya punya permasalahan mata, jadikan selama ini saya berobat umum jadi rupanya ini agak berat bayaran makanya saya dianjurkan sama adek itu suruh urus BPJS, jadi kira-kira ibu sudah bayar 3 minggu, ibuk bisa minta rujuk aja katanya. Makanya saya urus kartu BPJS ini. Waktu mata saya gak terlalu parah, ya saya umum ajalah, 500.000 atau 1.000.000 uang pribadi yah masih ada lah. Tapi ini kalo udah 7.000.000 an udah ga ada duit lah dek.

Sebenarnya juga malas daftar inikan karena kadang-kadang obatnya gak tepat. Tetangga saya ini baru ngalamin. Gak cocok obatnya sama dia katanya. Saya pun kurang ngerti juga itu kenapa. Informan 2 Aku kan baru berhenti bekerja, perusahaannya


(7)

96

gak ada mengurus kan langsung ke BPJS nya jadi aku sekaranglah baru ngurus ini.

Informan 4 Karena Kan gini, orang kampung ni mau ke kota jauh. Karena usia orangtua juga udah tua. Keluarga yang lain juga mau ngurusin jauh, karena sama-sama tinggal di kampung. Orang kampung tau lah ngurus yang susah kayak gini mana maulah. Ribet. Susah. Makanya ini kami mau nguruskan disini,apalagikan orangtua lagi sakit.

Informan 5 Baru daftar sekarang ya karena kami gak dapat KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang dari pemerintah itu. Ya jadi ambil kelas III lah, mampunya itu.

Informan 6 Tapi karena ngurusnya itu tadi kayak yang saya bilang yang capek. Waktu mau mendaftar ada saja yang kurang, kurang inilah, kurang itulah. Seharusnya proses pendaftaran atau syarat-syaratnya itu lebih singkatlah.

Informan 7 Baru sempatnya sekarang nak. Banyak kerjaan kan.

Informan 8 Kalau aku mau aja daftar tapi maunya satu-satu dulu kan, jangan semua dulu. Kemaren kan udah diajak juga sama tetangga. Tapi nanti-nantilah dulu, sekarang ga ada kawan lah kesana.

Informan 9 Kalau menundanya ini sih enggak, tapi karena tidak tau dimananya mau daftar yaah. Tunggu-tunggulah dulu dek. Hehehehe.

Informan 10 Kalau dia menunda mendaftar, tunggu sakit dulu mendaftar, dia rugi ya. Misalnya tiba-tiba sakit mendadak, baru buat kartu. Dia tidak akan bisa gunain kartu dia langsung.

Matriks 3. Pernyataan Informan Mengenai Sudah Datang Berapa Kali

Informan Pernyataan

Informan 1 Sudah dua kali saya datang ni, semalam karena kurang itu ya jadi sekarang lah di urusnya. Daripada nanti-nanti. Kemaren juga pernah datang, bulan lalu karena masih ada yang salah. Informan 2 Aku sudah dua kali.

Informan 3 Ya ini udah dua kali.


(8)

97

belum tau.. apa yang ada ajalah dulu kan ini dibawa. Nanti kalo tidak bisa, ya pulang.

Informan 5 Ya ini baru daftar sekarang.. Informan 6 Saya sudah dua kali kesini.

Informan 7 Ya ini pertama kali daftar, ya kayak nya semua udah lengkaplah syarat-syaratnya. Karena kan semalam saya sudah datang lihat apa saja persyaratannya.

Informan 8 mmm.. datangnya ini, udah dua kali,,ya udah dua kali..

Informan 9 Sudah dua kali lah ini dek. Pening lah.

Informan 10 Kadang persepsi masyarakat ini yang bilang agak susah dimegerti. Letak susahnya dimana, letak sulitnya dimana. Masyarakat ada yang merasa dipersulit karena memang dia tidak lengkap. Kalau dia posisinya lengkap, dia tinggal duduk, kasih berkas, tunggu dipanggil, sudah selesai... kalau berkasnya tidak lengkap, dia merasa dipersulitlah, dia merasa tidak puas. Nah itu yang susah. Karena BPJS juga punya peraturan.

Matriks 4. Pernyataan Informan Mengenai Kelengkapan Persyaratan Administrasi

Matriks 4.1 Persyaratan Informan Mengenai Kelengkapan Kartu Keluarga

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya sudah pernah datang bulan lalu, tapi karena KK masih lama, harus ngurus dulu ke KK yang baru. Akhirnya saya datang semalam. Tapi karena kemaren ada yang kurang buku rekening sama nomor hp. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

Informan 2 Kemaren tu gak tau disuruh bawa apa tu... bawa ini bawa kartu BPJS keluarga yang sudah mendaftar yang difotokopi, karena aku belum daftar. Tapi aku gak tau apa ini bisa atau enggak karena fotokopian kartu BPJS anggota keluarga satu ga ada, dia lagi diluar kota. Yah cemanalah


(9)

98

Informan 3 KK sudah ada..

Informan 4 Mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku rekeningnya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas, tidak kasih tau cara-caranya. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah.

Informan 5 Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku rekening, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.

Informan 6 Kartu Keluarga saya ada..

Informan 7 Oh persyaratannya itu tidaklah ribet. Karena kalau kita punya keluarga kan pasti punya KK dan KTP tentunya kan.

Informan 9 Ya gak taulah dek, gak tau apa saja persyaratannya. Belum mau daftar dulu sih dek. Memang kata orang-orang sih susah persyaratannya. Macam itukan, KK harus baru dan trus masalah pembayarannya sih.

Informan 10 Kalau KK itu sebenarnya tidak menyulitkan sih. Kalau menurut BPJS sih itu membantu program pemerintah yang sebenarnya KK kan harus warna biru. Cuma masalahnya sekarangkan bukan BPJS yang menyulitkan tapi eee.. kedinasan yang berhubungan dengan BPJS. Kalau misalnya tingkat kepedulian masyarakat sebelum ada BPJS, dia sudah memperbarui KKnya, setiap anak lahir di daftarkan, setiap perubahan anggota keluarga dilaporkan, sebenarnya kan tidak sulit. kalau sistem pemerintahannya tidak menyulitkan, misalnya mau ngurus KK tadi di kantor lurah, kantor camat cepat., kan tidak susah. Di BPJS sih kalau lengkap, ya tidak ada masalah sama BPJS.


(10)

99

Matriks 4.2 Pernyataan Informan Mengenai Kelengkapan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Informan Pernyataan

Informan 3 Yah inilah dek, harus ngurus KTP domisili di sini. Soalnya KTP suami kan KTP tidak KTP sini, KTP Aceh.

Informan 4 Saya ini baru pertama kali datang, mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku rekeningnya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah. Informan 5 Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau

persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku rekening, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.

Informan 7 Oh persyaratannya itu tidaklah ribet. Karena kalau kita punya keluarga kan pasti punya KK dan KTP tentunya kan.

Informan 8 Ya inilah dek karena KTP saya gak KTP sini, KTP dari Karo sana.

Informan 10 Kalau didiskusikan lagi di bagian validasi membawa KK yang asli dengan KTP salah satu anggota keluarga yang didalamnya asli, kita masih bolehi. Asal datanya memang benar. Kemudian yang mengurusnya memang orang yang ada dalam KK. Jadikan kita percaya. Harus salah satunya yang asli.

Untuk KTP yang domisili ya harus menyertakan surat dari lurah, kenapa? Karena masalah itu terkait pemilihan Fasilitas Kesehatan tingkat I. Fakses tingkat I inikan harus sesuai domisili, supaya memudahkan peserta. Makanya kita minta surat keterangan domisili tadi. Sebenernya masyarakat itu saya rasa ya begitu masuk ke depan sini, diluar sana sudah diberitahu ini ribet. Padahal dia belum masuk, dia belum tanya, dia


(11)

100

lihat berkas, apakah masih bisa diperbolehkan atau tidak.

Matriks 4.3 Pernyataan Informan Mengenai Kelengkapan Buku Rekening

Informan Pernyataan

Informan 1 Kemaren ada yang kurang buku rekening sama nomor hp. Buku rekening juga saya terpaksa buat, karena biasanya orangtua macam saya ini nabungnya di celengan rumah aja. karena juga sudah tua, susah rasanya pakai yang gitu. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

Informan 2 Aku sudah dua kali. Kemaren tu gak tau disuruh bawa apa tu... bawa ini bawa kartu BPJS keluarga yang sudah mendaftar yang difotokopi, karena aku belum daftar. Tapi aku gak tau apa ini bisa atau enggak karena fotokopian kartu BPJS anggota keluarga satu ga ada, dia lagi diluar kota. Yah cemanalah ini.

Informan 4 Aaa.. ini jugalah yang susah dek. Cemanalah kan ini yang mau di daftarkan orangtua. Karena ambil kelas II rencananya kan berarti harus punya buku rekening ini kan. Ya namanya orang kampung dek, udah tua lagi mana lah ada buku rekening kan.. ga tau lah ini gimana..apa mau di uruskan dulu apa pakai punya kita kan,, nantilah di tanyakan lagi..

Informan 6 Kemaren tu kesini eee... belum menyertakan buku rekening. Saya kira kan mendaftar dulu baru buka rekening. Jadi saya kurang tau peraturannya.

Informan 7 Oh persyaratannya buku rekening itu kemaren saya lupa bawanya.

Informan 10 Buku rekening itu sebenarnya tidak menyulitkan. Itu memudahkan masyarakat. Kenapa? Karena kelas I dan kelas II dianggap itu adalah orang yang mampu. Karena preminya sudah jauh diatas 50.000. BPJS menganggap mampu karena untuk membuka buku rekening tidak masalah dong


(12)

101

bagi orang yang mampu. Soalnya itu memudahkan mereka karena itu akan di autodebet, jadi mereka tidak membayar ke bank yang harus mengantri lagi. Mereka tinggal ngecek aja oohh.. ini sudah di potong. Kenapa masyarakat merasa sulit buka buku rekening, mungkin itu masyarakat yang termasuk tidak mampu. Karena untuk membuka buku rekening sudah tidak 500.000 lagi untuk peserta BPJS. Di Bank Mandiri sudah di fasilitasi Cuma bayar administrasinya saja. Itukan sudah dimudahi sebenarnya. Bagi yang ngerasa sulit kan ada pilihan kelas III. Kelas III tidak perlu buka buku rekening karena BPJS menganggap kelas III adalah orang yang misalnya pekerjaan buruh tidak dibiayai perusahaanya. Berarti kan dia tidak punya buku rekening. Sebenarnya yang bikin sulit mungkin juga bank yang bekerja sama masih bank pemerintah sedangkan yang masyarakat punyanya bukan bank pemerintah. Punyanya yang swasta.

Matriks 5. Pernyataan Informan Mengenai Peserta Harus Mendaftar Sendiri

Informan Pernyataan

Informan 1 Mendaftar sendiri ini memang agak susah, karena kan aku sudah tua. Mana mata saya lagi sakit kan.

Informan 2 Ya inilah, aku datang sendiri kesini daftar karena kan semua keluargaku sudah terdaftar BPJS tapi dari perusahaan. Aku sama suami lah belum kan, karena kami kan masih tinggal sama orangtua. Informan 3 Ya mau gak mau harus datang lah langsung

kesini kan. Ga bisa di diwakilkan juga kan katanya.

Informan 4 Ya macam orangtua gitu cemana ya kan..udah umurnya pun udah 80an lebih. Supaya awak yang menguruskan disini gak usah lagi dia datang kemari. Jadi tinggal kasih kartu kesana aja udah..

Informan 5 Ya karena katanya harus mendaftar sendiri langsung, luangkan waktu lah hari ini.


(13)

102

harus seharian lagi disini. Hmmm..

Informan 7 Ya memang prosedurnya seperti itu kan, ya kita harus mengikutilah nak.

Informan 8 Ya itulah, harus daftar datang sendiri itulah, kalau tidak bisa siap 1 hari, malas jugalah besok datang. Karena jauh juga. Ya itulah..

Informan 9 Ya, kita datang. Tapi karena jauh dek dari rumah saya. Udah datang, kalau gak lengkap..malas lagi datang. Saya kan tinggal Tuntungan sana, trus harus meluangkan waktu lagi untuk kesini, trus berhenti narik.

Informan 10 Kalau yang diwakilkan yang bukan keluarganya kita tidak perbolehi , kenapa? Bukan kita menyulitkan, enggak. Cuma kita menghindari yang namaya peserta tertipu oleh calo. Kan banyak itu calo diluar yang minta biaya biaya mahal. Sebenarnya kalalu dipikir-pikir ya terserah saja. Tapi kadangkan peserta ini kalau sudah ketipu calo ngeluhnya kesini. Trus dibawa-bawa ke rapat DPR, BPJS ada calo dan segala macamnya. Nah, untuk menghindari itu makanya kan BPJS buat tidak bisa diwakilkan. Boleh diwakilkan asal ada anggota keluarga dalam KK datang atau perwakilan yang menyuruhkan mendaftar menjelaskan ada hubungan saudara dengan membawa KK atau misal tetangga yang dekat rumahnya lansia . kami juga tak memaksakan lansia untuk datang kemari. Tetangga dekatnya boleh mendaftarkan tapi bawa KK perwakilan untuk melihat alamatnya dekat dengan calon peserta.

Matriks 6. Pernyataan Informan Mengenai Peserta Harus Mendaftarkan Semua Anggota Keluarga Dalam KK Informan Pernyataan

Informan 1 Ya tidak masalah lah dek, karena kan saya tinggal sendiri. Anak-anak sudah menikah dan punya KK sendiri. Saya daftar sendiri lah.

Informan 2 Semua keluarga ku sudah daftar, jadi tinggal kami lah yang belum. Aku sama suami.

Informan 3 Ya saya tidak masalah, karena saya baru menikah, dulu belum punya asuransi kesehatan apapun. Yang ada di KK juga Cuma saya dan


(14)

103

suami, saya tidak masalah kalau peraturannya harus semua dalam KK yang daftar gitu.

Informan 4 Memang mau didaftarkan ini semuanya lah. Karena yang di dalam KK Cuma orangtua. Orangtua inilah yang mau didaftarkan karena lagi sakit juga.

Informan 5 Mau gak mau harus daftarkan lah semua dalam KK itu, ya kan. Gitu persyaratan BPJS nya. Ya di ikuti ajalah..

Informan 6 Itu saya gak masalah dek, karena memang mau daftarkan semuanya. Kelas juga tidak masalah yang kelas I, tapi itu tadi ngurusnya lama.

Informan 7 Ya saya memang mau mendaftarkan semua anggota keluarga nak. Kan kami ada 5 orang. Informan 8 Kalau aku mau aja daftar tapi maunya satu-satu

dulu kan, jangan semua dulu. Masih berat saya rasa.

Informan 9 Aaa.. inilah yang susah. Aku maunya daftarkan aku sama istri aja dulu. Anak nanti dulu tunggu ada duit.

Informan 10 Tidak bisa dan memang tidak akan bisa. Di sistemnya BPJS langsung terkunci. Nah itu dia, jadi eee.. sistemnya sendiri yang mengunci. Begitu daftar satu, sistem sudah membaca semuanya gitu. Jadi mau tidak mau harus masuk jadi peserta. Kita jugakan semua berdasrkan sistem.

Secara gotong royongnya itu salah karena sifat gotong- royong inikan yang tidak sakit membantu yang sakit. Jadi kalau misalnya daftar 1 orang saja kemungkinan besar 90% dari yang mendaftar 1 orang saja itu pasti yang sakit, yang didaftarkan. Yang tidak sakit tidak didaftarkan. Ketika semua yang sakit yang daftar, terus yang membantu membayar yang sakit siapa kalau bukan yang sehat juga. Jadi sebenarnya itu sih fungsi gotong-royongnya karena kalau dibilang dana dari pemerintah tidak cukup untuk menangani penyakit itu semua. Kalau dipikir-pikir, yang ditangani BPJS juga bukan hanya yang sakit ringan saja, sakit berat juga BPJS tangani. Sehat pun kita, BPJS juga sudah membayar sekitar 8.000 - 10.000 ke klinik atau ke puskesmas. jadi walaupun sehat ya tetap kami bayarkan ke klinik dan puskesmas.


(15)

104

Matriks 7. Pernyataan Informan Mengenai BPJS Online Informan Pernyataan

Informan 1 Nggak tau, orang bodoh.. saya bodoh. Saya nggak tau, megang hp aja saya nggak pande.. Informan 2 Haa..? BPJS Online itu gimana caranya? Saya

pernah dengar tapi tidak tau cara daftarnya itu. Informan 3 Sebetulnya kan bisa juga Online. Kan ada juga

yang online. Ya karena pengen langsung aja. Karena kalo online kan sepertinya kartunya beda dari kalau mendaftar langsung.

Informan 4 BPJS Online cemana?.. itu dari Handphone bisa??.. gak tau lah awak ada BPJS online ni.. nanti lah dicoba

Informan 5 BPJS Online? Mmm... udah mamak-mamak ini gak ngerti lah dek masalah internet ini. Apalagi mau daftar dari situ.

Informan 6 Online? Takutnya saya nanti ga pandai daftarnya. Gak terdaftar-daftarlah nanti takutnya, mending kesini aja langsung.

Informan 7 BPJS Online itu saya pernah dengar, tapi daripada salah-salah mending manual datang kesini ajalah.

Informan 8 BPJS Online apa itu? Harus itu? Aku nggak ngerti-ngertilah internet, online-online itu dek. Hehehe..

Informan 9 Aaaa.. gak ngerti-ngerti lah aku itu dek, ini aja udah susah kurasa.

Informan 10 Kalau mau mendaftar secara online tidak sulit ya Di cek aja di website BPJS. Itukan ada www.bpjskesehatan.go.id. Disitu ada dia eee.. menunya pendaftaran peserta, tapi kalau secara online itu harus bener-bener yang belum pernah mendaftar datang ke kantor kita ataupun dari perusahaan dan dia KKnya itu sudah terdaftar di capil secara nasional. Kalau tidak terdaftar secara nasional, dia tidak bisa terdaftar. Terus kalau keluarga sudah ada yang mendaftar, gak bisa daftar secara online lagi. Utuk sosialisasi BPJS online ada tapi sudah lama sih. Kita tidak pernah sosialisasi lagi. Biasanya kita sosialisasi di Radio RRI, atau biasanya di TV secara nasional.


(16)

105

Matriks 8. Pernyataan Informan Mengenai Determinan Lain Informan Pernyataan

Informan 2 Kemaren tu gak tau disuruh bawa apa tu... bawa ini bawa kartu BPJS keluarga yang sudah mendaftar yang difotokopi, karena aku belum daftar. Tapi aku gak tau apa ini bisa atau enggak karena fotokopian kartu BPJS anggota keluarga satu ga ada, dia lagi diluar kota. Yah cemanalah ini.

Informan 10 Pertama, mungkin karena takut ngantri lama padahal sebenarnya enggak. Karena kelihatan dari luar ramai. Ya kan kalau satu orang yang daftar, pasti dia bawa anggota keluarganya. Padahal sebenarnya antrian kita itu perhari itu selesai jam-jam 1 kita sudah tutup antrian. Jadi sebenarnya antrian gak lama.

Kedua, karena belum mau pakai, belum mau mempergunakan gitu, jadi ngapain daftar. Mereka ngerasa ooh.. tunggu sakit aja dulu baru daftar padahal kan gak seperti itu karena sistemnya kan gotong-royong.

Ketiga, punya asuransi lain jadi gak pakai BPJS. Padahal sebenarnya lebih beruntung mempergunakan BPJS. Bukan karena ini produk perusahaan saya tapi dalam saya sebagai orang biasa berpikiran sebenarnya lebih enak pakai BPJS Cuma mungkin dalam pelayanan masih kurang. Tapi dalam segi ekonomi, sebenarnya BPJS sudah bisa melayani seluruh macam penyakit berbeda dengan asuransi swasta.


(17)

(18)

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2016.Jumlah Penduduk Kota Medan 2015. www.Pemkomedan.go.id , diakses 28 Februari 2016

Ashari, Muhammad Rizki. 2015. Analisis Permintaan (Demand) Terhadap Pemanfaatan (Utility) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada Peserta Pembayar Mandiri BPJS Kesehatan Di Kota Makassar Tahun 2015. Program Pasca Sarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar

Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2014. Data Susenas 2014 Provinsi Sumatera Utara. Medan

Dinas Kesehatan Sumatera Utara. 2013. Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2014.

Dwijanto, 2010. Riset Operasi Pasar, https:/c/masdwijanto.files.wordpress.com. diakses tanggal 13 April 2016

Feldstein PJ. 2005. Health Care Economics Sixth Edition. California

Jennyfer M A Parung. 2014.Analisis Permintaan Jasa Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Toraja Utara. Skripsi. Universitas Makassar

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional dan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.

Mankiw, N Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi: Edisi Kedua, Jilid 1. Erlangga. Miles, Mathew B. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Terjemahan dari Analyzing Qualitative Data, Jakarta : UI Press Moleong J. Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mundiharno. 2012. Peta Jalan Menuju Universal Coverage Jaminan Kesehatan. Jurnal Legislasi Indonesia. Volume 9.

Murti Bhisma. 2000. Dasar-dasar Asuransi Kesehatan.Yogyakarta : Kanisius. Mutiara, Eti Dewi,Djuhaeni Henni, Wiwaha Guswan. 2014. Analisis

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Intensi Menjadi Peserta Mandiri Jaminan Kesehatan Pada Masyarakat Kota Cirebon. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran. Bandung


(20)

89

Notoatdmodjo,Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Peraturan BPJS Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Presidan Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan Nasional

Riset Kesehatan Dasar, 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan ke-18. Bandung. Alfabeta

Trisnantoro,Laksono. 2009. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit/UGM. Cetakan ke-4. UGM Universitas Gajah Mada

Wasis Budiarto. 2011. Elastisitas Permintaan upaya Kesehatan Di Kabupaten Ponorogo. Skripsi.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam yang bertujuan untuk mengkaji Demand Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri BPJS di Kota Medan Tahun 2016.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor BPJS Cabang Utama Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan April sampai Juni 2016.

3.3. Informan Penelitian

Penentuan informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik accidental sampling. Menurut Notoatdmodjo (2012), metode accidental sampling ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.

Informan yang dijadikan peneliti adalah calon peserta yang belum pernah mendaftar atau sudah beberapa kali datang tapi pulang karena persyaratan menjadi peserta mandiri belum lengkap di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Utama Medan. 3.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data melalui:

Wawancara, yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam atau tidak terstruktur yang dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan


(22)

datanya. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang responden. (Sugiyono, 2011). Wawancara dilakukan peneliti di Kantor BPJS Cabang Utama Medan.

Observasi yaitu suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. (Notoatdmodjo, 2012)

Dokumen, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011). Dokumen yang ditunjukkan dalam penelitian ini berupa data profil BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan.

3.5. Pengolahan Data

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Denkin dalam Moleong (2008) triangulasi adalah gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang terkait dari sudut pandang dan persfektif yang berbeda.

Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informan tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Triangulasi sumber data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mewawancarai kepala unit kepesertaan Kantor BPJS Cabang Utama Medan.

Dalam mengolah data, peneliti melakukan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah mengumpulkan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara,


(23)

hasil observasi dan dokumentasi. Tahap selanjutnya, data yang telah diperoleh dari hasil wawancara di catat dalam bentuk transkip wawancara. Setelah dilakukan pencatatan, peneliti mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang akan diteliti sesuai dengan kerangka pikir. Kemudian, disajikan dalam bentuk matriks agar lebih mudah dipahami.

3.6. Metode Analisis Data

Model analisis data dalam penelitian ini mengutip konsep yang diberikan Miles and Huberman (1992), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian data

Penyajian data penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk matriks, garfik, jaringan dan bagan.

3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti


(24)

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(25)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum lokasi penelitian menjelaskan tentang sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan, visi dan misi BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan, gambaran jam operasional BPJS Kesehatan, gambaran jumlah tenaga pekerja di BPJS Kantor Cabang Utama Medan, gambaran tugas pekerjaan unit kepesertaan dan pelayanan peserta BPJS Kantor Cabang Utama Medan, dan gambaran unsur pokok keadministrasian BPJS Kantor Cabang Utama Medan.

4.1.1 Sejarah BPJS Kantor Cabang Utama Medan

Pada tahun 1968, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi pesertanya, yaitu Pegawai Negeri dan penerima pensiun beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230 tahun 1968. Menteri Kesehatan pada masa itu, Prof. Dr. G.A. Siwabessy, membentuk badan khusus yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK).

Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan guna meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan dan agar dapat dikelola secara profesional. Dengan peraturan pemerintah tersebut, maka status BPDPK berubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti (PHB) dimana yang menjadi peserta adalah PNS, penerima pensiun beserta anggota keluarganya. Lalu veteran dan perintis kemerdekaan


(26)

beserta anggota keluarganya juga menjadi peserta PHB berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991.

Pada tahun 1992, status Perusahaan umum (perum) diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 dengan nama PT. Askes (Persero). Kepesertaan PT. Askes (Persero) meliputi PNS dan penerima pensiun, veteran, dan badan usaha lain. Lalu pada tahun 2005, PT. Askes (Persero) diberi tugas sebagai Penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM/Askeskin) oleh pemerintah melalui Unit Kesehatan Republik Indonesia, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1241 Tahun 2004.

Dengan disahkan dan diundangkannya UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS), pada tanggal 25 November 2011, maka PT Askes (Persero) ditransformasi menjadi BPJS kesehatan. Transformasi tersebut meliputi perubahan sifat, organ dan prinsip pengelolaan, atau dengan kata lain berkaitan dengan perubahan struktur dan budaya organisasi. Undang-Undang BPJS menentukan bahwa PT Askes (Persero) dinyatakan bubar pada saat mulai beroperasinya BPJS Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014. Kepesertaan BPJS Kesehatan meliputi peserta Askes, jamkesmas, TNI/POLRI, Jamsostek, dan seluruh masyarakat.

Kantor BPJS Cabang Utama Medan berlokasi di Jalan Karya No. 135 Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat, dengan nomor telepon (061) 6613317, (061) 6624132, (061) 6613191 dan hotline 08126436711. PT Askes (Persero) Cabang Utama Medan meliputi 2 (dua) wilayah kerja kota yaitu Kota


(27)

Medan dan Kota Binjai serta 3 (tiga) kabupaten yaitu Deli Serdang, Langkat dan Serdang Bedagai.

4.1.2 Visi dan Misi BPJS Kantor Cabang Utama Medan

Visi BPJS Kesehatan adalah “CAKUPAN SEMESTA 2019” yaitu paling lambat 1 januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

Sedangkan misi BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan.

3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung kesinambungan program.

4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja unggul.


(28)

5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi BPJS Kesehatan.

6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.

4.1.3 Gambaran jumlah pekerja BPJS Kantor Cabang Utama Medan Sumber daya manusia yang dimiliki BPJS Kantor Cabang Utama Medan yaitu:

1. Kepala cabang : 1 orang

2. Kepala unit : 6 orang

3. Pegawai : 95 orang

4. Pegawai Tak Tetap (PTT) : 23 orang 5. Unit pemasaran : 5 orang 6. Unit kepesertaan : 5 orang

7. Unit UTI : 5 orang

8. Unit MPKP : 5 orang

9. Unit MPKR : 5 orang

10. Unit keuangan : 6 orang 11. Cleaning Service : 5 orang 12. Security : 6 orang


(29)

4.1.4 Gambaran Jam Operasional Kerja BPJS

Jam operasional kerja BPJS Kesehatan yang berlaku, yaitu: • Hari Senin s/d Jumat

• Pukul : 08.00 s/d 17.00

• Pada hari Sabtu & Minggu BPJS Kesehatan tidak buka

4.1.5 Gambaran Tugas Pekerjaan Unit Kepesertaan dan Pelayanan Peserta BPJS Kantor Cabang Utama Medan

1. Bertanggungjawab langsung kepada Kepala Unit Kepesertaan dan Pelayanan Peserta pemangku jabatan bertanggungjawab melakukan koordinasi dengan semua fungsi terkait.

2. Bertanggungjawab memastikan ketersediaan data peserta yang meliputi: pemeliharaan master file kepesertaan, pengelolaan administrasi kepesertaan. 3. Memastikan berjalannya sistem kepesertaan yang meliputi: penyediaan

identitas kartu peserta dan design SIM kepesertaan. 4. Menerima dokumen registrasi badan usaha baru. 5. Mengentri data peserta baru BPJS Kesehatan.

6. Memastikan, memeriksa, menyimpan dan melakukan pencarian kembali serta mendistribusikan dokumen atau data.

7. Melakukan sosialisasi tentang prosedur BPJS.

8. Membuat laporan aktivitas yang relevan terkait ruang lingkup pekerjaan secara berkala.

9. Melakukan evaluasi dan memberikan masukan terhadap unit kerjanya. 10. Penanganan keluhan dari masyarakat dan badan usaha.


(30)

11. Pemberian informasi.

4.1.6 Gambaran Unsur Pokok Keadministrasian BPJS Kantor Cabang Utama Medan

a. Masukan

Masukan (input) dalam administrasi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan disebut juga sebagai perangkat administrasi (tools of administration). Beberapa masukan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Man/ Manusia

Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Sumber daya manusia yang menyediakan layanan kesehatan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.

2. Money

Dalam mencapai tujuan dan indikator pelayanan yang ditetapkan, BPJS kantor cabang utama Medan mendapat anggaran dari pemerintah baik pusat maupun daerah. Sumber pembiayaan BPJS kesehatan berasal dari peralihan dana oleh PT. Askes yang sekarang menjadi BPJS Kesehatan. Perkiraan anggaran pemerintah untuk mendanai persiapan dan operasionalisasi BPJS Kesehatan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 26 triliun.


(31)

3. Material

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Material dapat berupa bahan-bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Bahan-bahan material seperti kartu BPJS, formulir pendaftaran peserta, brosur berupa informasi BPJS kesehatan, gunting, alat tulis, kertas, tinta, kursi, meja, map, pakar, goni, kardus, pronto, catridge printer, Formulir Pengajuan Klaim (FPK), perforator, hekter dan bahan-bahan lainnya untuk mendukung kinerja dalam melayani peserta sejauh ini masih dapat ditanggulangi dengan baik oleh pemerintah.

4. Machine/ Mesin

Dalam kegiatan perusahaan mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja dan pengunaan mesin juga akan menunjang dalam pekerjaan pegawai BPJS. Alat-alat mesin yang digunakan di BPJS kesehatan cabang utama Medan seperti : komputer, printer, scanner, telepon, edisi ATM, laptop, AC, TV, mobil dan alat-alat pendukung lainnya juga dalam kondisi bagus karena selalu di service dan diganti apabila telah melewati masa kemampuan barang tersebut.

5. Methode / Metode

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebab metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan


(32)

memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. 6. Market

Memasarkan produk pasti sangat penting sebab apabila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan terhenti. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan produksi merupakan faktor penentu dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen. Market atau pemasar yang dituju BPJS Kesehatan adalah seluruh masyarakat dengan syarat-syarat yang ditentukan agar dapat mencakupi seluruh masyarakat. Sehingga masyarakat lebih mengerti mengenai prosedur BPJS Kesehatan. Market dalam BPJS Kesehatan Medan adalah sosialisasi mengenai prosedur BPJS kepada masyarakat, badan usaha dan perusahaan BUMN lainnya.

7. Information

Informasi merupakan salah satu hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan. Informasi dapat berupa keluhan dari masyarakat ataupun kendala dan masalah yang terdapat di masyarakat, serta rekonsiliasi yang disosialisasikan oleh BPJS Kesehatan kepada badan usaha tidak tersampaikan secara mendetail.

b. Proses

Proses dalam administrasi adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini dikenal dengan nama fungsi administrasi (function of administration).


(33)

1. Planning (perencanaan)

Dalam BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan perencanaan ditanggungjawabi oleh masing-masing unit yang dibuat berdasarkan susunan dari pusat dan melihat kemampuan dalam melaksanakan indikator yang akan dicapai.

Adapun perencanaan dari setiap Unit meliputi : a. Unit pemasaran

b. Unit kepesertaan dan pelayanan peserta c. Unit manajemen pelayanan kesehatan primer Indikator keberhasilan

Klaim N-1 yaitu klaim untuk bulan berikutnya harus sudah masuk pada bulan sebelumnya. Misalnya, klaim untuk bulan Desember harus sudah masuk pada bulan Januari.

2. Actuating (pelaksanaan)

Actuating (pelaksanaan) merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama. Pergerakan yang dilakukan sesuai dengan job description serta tanggung jawab masing-masing sesuai dengan waktu yang diberikan.

3. Controlling (pengawasan)

Pada BPJS Kesehatan, monitoring dan evaluasi dilakukan setiap hari jumat dengan agenda yang disebut dengan coffe morning. Pada saat itu biasanya masing-masing unit akan memaparkan tentang kegiatan atau program yang telah


(34)

dilakukan selama seminggu serta membicarakan pencapaian hasil atau target yang telah diselesaikan pada minggu terakhir.

c. Output

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Hasil atau output merupakan segala hal yang dihasilkan oleh suatu aktifitas atau kegiatan. Sesuai dengan Visi BPJS Kesehatan maka diharapkan dapat menghasilkan paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

d. Sasaran

Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, seperti: 1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari : a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya.

b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya. c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya

e. Impact (dampak)

Impact (dampak) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Dampak merupakan outcome pada tingkat yang lebih tinggi hingga batas tertentu. Dampak jangka pendek yaitu dengan harapan tentunya BPJS Kesehatan dapat menjamin


(35)

dan melindungi seluruh masyarakat Indonesia dalam bidang sosial terutama kesehatan seperti pengobatan. Sementara dampak jangka panjang yaitu tercapainya derajat kesehatan measyarakat yang setinggi-tingginya. (Profil BPJS, 2015).

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 9 orang masyarakat dan 1 orang Staff Unit Kepesertaan BPJS. Karakteristik Informan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Informan

No Informan

Jenis Kelamin

(L/P)

Umur (Tahun)

Pendidikan

Terakhir Pekerjaan

1. Eliyani P 63 SMP Penjual kue

2. Shafia P 30 S1 Cathering

3. Suliyani P 28 SMA Salon

4. Zulfirman L 42 STM

Tukang Fotocopy

5. Syamsiah P 40 SD IRT

6. Dewi Sartika P 28 S1 Wiraswasta

7. Mukhlis L 43 SMA Wiraswasta

8. Mulyana Br. Barus P 41 SMP Wiraswasta

9. Erik Tarigan L 45 SMA Tukang

Ojek

10. Dhea Fitha Loka P 25 D3 Staff


(36)

4.3 Wawancara Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2016

4.3.1 Pendapatan Masyarakat

Pendapatan akan mendorong masyarakat untuk mengubah permintaan akan barang kebutuhannya. Informan tidak mempermasalahkan iuran yang dibayar setiap bulannya.

Hasil wawancara dengan calon peserta mandiri BPJS Kesehatan Kota Medan terkait dengan pendapatan masyarakat yang didapat calon peserta untuk mendaftar diperoleh informasi sebagai berikut:

“Saya kan sudah janda, anak juga udah pada menikah. Jadi tanggungan saya ya cuma saya sendiri. Walaupun iurannya sampai 80.000 sih saya gak masalah dek. Kalau pun saya tidak sanggup bayar kan ada anak-anak.

(informan 1) “Enggak. Saya tidak mempermasalahkan kelas pembayaran, karena kan ada 3 kelas. Kita bisa pilih yang mana saja, ada yang dua puluh ribuan, ada yang empat puluh ribuan sama enam puluh ribuan. Kita bisa pilih yang murah dan bayarnya kan sekali sebulan aja tapi karena ngurusnya itu yang capek. Waktu mau mendaftar ada saja yang kurang, kurang inilah, kurang itulah. Seharusnya proses pendaftaran atau syarat-syaratnya itu lebih singkatlah.”

(informan 6) Pernyataan diatas menyatakan bahwa informan tidak mempermasalahkan iuran. Pendapat tersebut sejalan dengan informan lain.

“Sebenarnya aku mau aja kelas I, aku tidak masalahkan harganya. Tapi karena anggota dalam KK pada kelas III ya terpaksalah ambil kelas III. Kalau mau ambil kelas I ya keluar dari KK dululah aku.”

(informan 2) “Ya karena kami baru nikah. Sama-sama kerja ya masih tidak keberatanlah ambil kelas I.”


(37)

“Inikan yang mau ikut BPJS kan orangtua. Jadi kalau orangtua bilang semana mampunya kami lah. Karena kami yang bayar, rencananya kami mau ambil kelas II.”

(informan 4) “Ya gimana ya dek, Cuma sanggupnya di kelas III dek, hehehe.”

(informan 5) “Ya kalau bapak ambilnya kelas II nak. Karena gak terlalu murah dan tidak terlalu mahal juga.”

(informan 7) Kutipan tersebut diatas menyatakan bahwa informan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 tidak mempermasalahkan iuran yang harus dibayar. Kutipan tersebut di atas tidak sejalan dengan beberapa informan yang mengemukakan:

“Agak beratlah, walaupun kami ambil kelas III, yang harganya 25.500 sebulan tapi kalo kami satu KK ada 6 orang, beratlah. Udah bayar sampe 150.000 sebulan. Sekarangkan penjualan gimana, laku pun kurang. Udah dua tahun belakangan ini agak beratlah perekonomian kami.”

(Informan 8) “Jujur saja ya saya agak berat bayarnya. Saya cuma tukang ojek yang kadang banyak dapat kadang gak dapat sehari. Walaupun kelas III yang mau diambil pun tidak ada duit mau bayar setiap bulan.”

(Informan 9) Menurut informan di atas menganggap iuran untuk menjadi peserta mandiri memberatkan mereka untuk mendaftar.

“Bagi kami sih, kalau orang yang mampu dan tidak mau mendaftar ke kelas I atau ke kelas II, kan ada kelas III. Walaupun dia tidak sakit. Kan berguna juga untuk orang lain, dia ibadah, dia membantu orang yang sakit. Terus kalau kita jaga-jaga mana tau sakit. Kalaupun masih tidak mampu, lapor saja ke dinas sosial setempat. Dinas sosial setempat itu mempunyai kuota yang menampung bagi yang tidak mampu, nanti dinsos yang daftarkan ke BPJS Kesehatan. Adakan BPJS yang gratis seperti Kartu Medan Sehat, Jamkesmas.”

(informan 10) Menurut informan diatas, jika memang tidak mampu untuk mendaftar ke kelas I, masih ada kelas II ataupun kelas III. Jika memang masih tidak mampu,


(38)

masih ada program pemerintah yaitu dengan mendaftar ke Dinas Sosial sebagai peserta penerima Kartu Medan Sehat dan Jamkesmas.

4.3.2 Menunda atau Baru Mendaftar Menjadi Peserta Mandiri

Berdasakan hasil penelitian dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil mengenai alasan calon peserta mandiri menunda atau baru mendaftar. Berikut beberapa kutipan informan:

“Saya baru daftar sekarang kan, karena saya punya permasalahan mata, jadikan selama ini saya berobat umum jadi rupanya ini agak berat bayaran makanya saya dianjurkan sama adek itu suruh urus BPJS, jadi kira-kira ibu sudah bayar 3 minggu, ibuk bisa minta rujuk aja katanya. Makanya saya urus kartu BPJS ini. Waktu mata saya gak terlalu parah, ya saya umum ajalah, 500.000 atau 1.000.000 uang pribadi yah masih ada lah. Tapi ini kalo udah 7.000.000 an udah ga ada duit lah dek.

Sebenarnya juga malas daftar inikan karena kadang-kadang obatnya gak tepat. Tetangga saya ini baru ngalamin. Gak cocok obatnya sama dia katanya. Saya pun kurang ngerti juga itu kenapa.”

(informan 1) Aku kan baru berhenti bekerja, perusahaannya gak ada mengurus kan langsung ke BPJS nya jadi aku sekaranglah baru ngurus ini.

(informan 2) “Karena Kan gini, orang kampung ni mau ke kota jauh. Karena usia orangtua juga udah tua. Keluarga yang lain juga mau ngurusin jauh, karena sama-sama tinggal di kampung. Orang kampung tau lah ngurus yang susah kayak gini mana maulah. Ribet. Susah. Makanya ini kami mau nguruskan disini,apalagikan orangtua lagi sakit.”

(informan 4)

Baru daftar sekarang ya karena kami gak dapat KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang dari pemerintah itu. Ya jadi ambil kelas III lah, mampunya itu.

(informan 5) Tapi karena ngurusnya itu tadi kayak yang saya bilang yang capek. Waktu mau mendaftar ada saja yang kurang, kurang inilah, kurang itulah. Seharusnya proses pendaftaran atau syarat-syaratnya itu lebih singkatlah.

(informan 6) “Baru sempatnya sekarang nak. Banyak kerjaan kan.”


(39)

(informan 7) “Kalau aku mau aja daftar tapi maunya satu-satu dulu kan, jangan semua dulu. Kemaren kan udah diajak juga sama tetangga. Tapi nanti-nantilah dulu, sekarang ga ada kawan lah kesini.”

(informan 8) “Kalau menundanya ini sih enggak, tapi karena tidak tau dimananya mau daftar yaah. Tunggu-tunggulah dulu dek. Hehehehe.”

(informan 9) Menurut beberapa informan diatas dengan berbagai alasan seperti baru sempat, biaya pengobatan umum terlalu mahal dan sebagainya.

“Kalau dia menunda mendaftar, tunggu sakit dulu mendaftar, dia rugi ya. Misalnya tiba-tiba sakit mendadak, baru buat kartu. Dia tidak akan bisa gunain kartu dia langsung.”

(Informan 10) Menurut informan diatas, jika masyarakat menunda mendaftar dan saat sakit langsung daftar maka akan rugi. Karena tiba-tiba sakit, kartu BPJS tidak bisa langsung digunakan.

4.3.3 Sudah Datang Berapa Kali

Berdasakan hasil penelitian dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil mengenai sudah datang berapa kali datang ke Kantor BPJS Kesehatan Cabang Utama Medan.

Ada dua informan yang menyatakan bahwa informan baru datang sekali untuk datang mendaftar. Berikut beberapa kutipan informan :

Saya ini baru pertama kali datang, persyaratan belum tau.. apa yang ada ajalah dulu kan ini dibawa. Nanti kalo tidak bisa, ya pulang.

(Informan 4) Ya ini baru daftar sekarang..


(40)

Ya ini pertama kali daftar, ya kayak nya semua udah lengkaplah syarat-syaratnya. Karena kan semalam saya sudah datang lihat apa saja persyaratannya.

(informan 7) Ada enam informan yang menyatakan bahwa mereka sudah dua kali datang untuk mencoba mendaftar menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan. Berikut beberapa kutipan informan :

Sudah dua kali saya datang ni, semalam karena kurang itu ya jadi sekarang lah di urusnya. Daripada nanti-nanti. Kemaren juga pernah datang, bulan lalu karena masih ada yang salah.

(informan 1) Aku sudah dua kali.

(informan 2) Ya ini udah dua kali.

(informan 3) Saya sudah dua kali kesini.

(Informan 6) mmm.. datangnya ini, udah dua kali,,ya udah dua kali..

(informan 8) Menurut informan di atas, calon peserta mandiri BPJS Kesehatan menyatakan bahwa mereka telah mencoba datang untuk menjadi peserta. Namun, ada beberapa persyaratan yang kurang lengkap dihari pertama yang membuat mereka datang untuk kedua kalinya ke BPJS Kesehatan untuk mendaftar.

“Kadang persepsi masyarakat ini yang bilang agak susah dimegerti. Letak susahnya dimana, letak sulitnya dimana. Masyarakat ada yang merasa dipersulit karena memang dia tidak lengkap. Kalau dia posisinya lengkap, dia tinggal duduk, kasih berkas, tunggu dipanggil, sudah selesai... kalau berkasnya tidak lengkap, dia merasa dipersulitlah, dia merasa tidak puas. Nah itu yang susah. Karena BPJS juga punya peraturan.”


(41)

Menurut informan diatas, sebenarnya tidak ada yang sulit dan susah dalam proses pendaftaran. Jika semua persyaratan lengkap maka tidak akan merasa dipersulit.

4.3.4 Kelengkapan Persyaratan Administrasi

Kelengkapan persyaratan administrasi merupakan persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon peserta. Persyaratan tersebut antara lain melampirkan Kartu Keluarga(KK), Kartu Tanda Penduduk(KTP), buku tabungan dan pas foto. 4.3.4.1Kelengkapan Kartu Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian BPJS Kesehatan di Kantor Cabang Utama Medan dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil mengenai kelengkapan Kartu Keluarga sebagai berikut:

Saya sudah pernah datang bulan lalu, tapi karena KK masih lama, harus ngurus dulu ke KK yang baru. Akhirnya saya datang semalam. Tapi karena kemaren ada yang kurang buku tabungan sama nomor hp. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

(informan 1) Mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku tabungannya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas, tidak kasih tau cara-caranya. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah.

(informan 4) Ya gak taulah dek, gak tau apa saja persyaratannya. Belum mau daftar dulu sih dek. Memang kata orang-orang sih susah persyaratannya. Macam itukan, KK harus baru dan trus masalah pembayarannya sih.

(informan 9) Informan menyatakan bahwa kelengkapan administrasi meribetkan mereka daripada mendaftar saat pertama BPJS di keluarkan. Mereka juga beranggapan


(42)

bahwa BPJS tidak memberikan informasi yang jelas sehingga masyarakat sering mengalami kesulitan dan harus mencantumkan KK yang baru. Berbeda pendapat dengan beberapa informan lain.

KK sudah ada..

(informan 3) Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku tabungan, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.

(informan 5) Kartu Keluarga saya ada..

(informan 6) Oh persyaratannya itu tidaklah ribet. Karena kalau kita punya keluarga kan pasti punya KK dan KTP tentunya kan.

(informan 7) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa menurut informan, informan telah memiliki Kartu Keluarga dan merasa tidak ada yang keberatan atau ribet dengan persyaratan ini.

“Kalau KK itu sebenarnya tidak menyulitkan sih. Kalau menurut BPJS sih itu membantu program pemerintah yang sebenarnya KK kan harus warna biru. Cuma masalahnya sekarangkan bukan BPJS yang menyulitkan tapi eee.. kedinasan yang berhubungan dengan BPJS. Kalau misalnya tingkat kepedulian masyarakat sebelum ada BPJS, dia sudah memperbarui KKnya, setiap anak lahir di daftarkan, setiap perubahan anggota keluarga dilaporkan, sebenarnya kan tidak sulit. kalau sistem pemerintahannya tidak menyulitkan, misalnya mau ngurus KK tadi di kantor lurah, kantor camat cepat., kan tidak susah. Di BPJS sih kalau lengkap, ya tidak ada masalah sama BPJS.”

(Informan 10) Menurut informan diatas, KK itu tidak menyulitkan. Jika masyarakat peduli dan memperbarui KK, setiap anak lahir di daftarkan, setiap perubahan anggota keluarga dilaporkan, maka tidak akan merasa dipersulit oleh persyaratan tersebut.


(43)

4.3.4.2Kelengkapan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Berdasarkan hasil penelitian BPJS Kesehatan di Kantor Cabang Utama Medan dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil mengenai kelengkapan Kartu Tanda Penduduk sebagai berikut:

Yah inilah dek, harus ngurus KTP domisili di sini. Soalnya KTP suami kan KTP tidak KTP sini, KTP Aceh.

(informan 3) Ya inilah dek karena KTP saya gak KTP sini, KTP dari Karo sana.

(informan 8) Kedua informan menyatakan bahwa mereka terkendala oleh Kartu Tanda Penduduk mereka yang berasal dari daerah asalnya dan belum mengurus KTP baru atau KTP domisili dimana mereka tinggal sekarang. Menurut informan lain, terkendala oleh KTP yang dibawa saat mau mendaftar tidak membawa KTP asli.

Saya ini baru pertama kali datang, mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku tabungannya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah.

(informan 4) Namun informan lain menyatakan, persyaratan mengenai kelengkapan KTP tidak menyulitkannya.

Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku tabungan, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.


(44)

Menurut informan, persyaratan seperti KTP, KK, buku tabungan dan persyaratan lainnya tidak sulit. Informan merasa bahwa persyaratan BPJS Kesehatan masih normal.

“Kalau didiskusikan lagi di bagian validasi membawa KK yang asli dengan KTP salah satu anggota keluarga yang didalamnya asli, kita masih bolehi. Asal datanya memang benar. Kemudian yang mengurusnya memang orang yang ada dalam KK. Jadikan kita percaya. Harus salah satunya yang asli.

Untuk KTP yang domisili ya harus menyertakan surat dari lurah, kenapa? Karena masalah itu terkait pemilihan Fasilitas Kesehatan tingkat I. Fakses tingkat I inikan harus sesuai domisili, supaya memudahkan peserta. Makanya kita minta surat keterangan domisili tadi. Sebenernya masyarakat itu saya rasa ya begitu masuk ke depan sini, diluar sana sudah diberitahu ini ribet. Padahal dia belum masuk, dia belum tanya, dia belum mencoba. Kalau dia sudah masuk kita lihat berkas, apakah masih bisa diperbolehkan atau tidak.”

(Informan 10) Menurut informan diatas, KTP domisili harus menyertakan surat keterangan dari kantor lurah agar memudahkan peserta untuk mendapatkan Fasilitas Kesehatan Tingkat I yang dekat dengan tempat tinggal peserta.

4.3.4.3 Kelengkapan Buku Tabungan

Menurut beberapa informan, buku tabungan menyulitkan peserta untuk mendaftar bahwa calon peserta yang akan mendaftar adalah berusia tua. Berikut pernyataan informan.

Kemaren ada yang kurang buku tabungan sama nomor hp. Buku tabungan juga saya terpaksa buat, karena biasanya orangtua macam saya ini nabungnya di celengan rumah aja. karena juga sudah tua, susah rasanya pakai yang gitu. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

(informan 1) Kutipan tersebut di atas juga di dukung oleh informan 4 yang mengemukakan:


(45)

Aaa.. ini jugalah yang susah dek. Cemanalah kan ini yang mau di daftarkan orangtua. Karena ambil kelas II rencananya kan berarti harus punya buku tabungan ini kan. Ya namanya orang kampung dek, udah tua lagi mana lah ada buku tabungan kan.. ga tau lah ini gimana..apa mau di uruskan dulu apa pakai punya kita kan,, nantilah di tanyakan lagi..

(informan 4) Sedangkan menurut salah seorang informan, menyatakan bahwa belum menyertakan buku tabungan karena ketidaktahuan akan persyaratan.

Kemaren tu kesini eee... belum menyertakan buku tabungan. Saya kira kan mendaftar dulu baru buka tabungan. Jadi saya kurang tau peraturannya.

(informan 6) Sedangkan informan lain, menyatakan bahwa lupa melampirkan buku tabungan saat hendak mendaftar menjadi peserta.

Oh persyaratannya buku tabungan itu kemaren saya lupa bawanya.

(informan 7) “Buku tabungan itu sebenarnya tidak menyulitkan. Itu memudahkan masyarakat. Kenapa? Karena kelas I dan kelas II dianggap itu adalah orang yang mampu. Karena preminya sudah jauh diatas 50.000. BPJS menganggap mampu karena untuk membuka buku tabungan tidak masalah dong bagi orang yang mampu. Soalnya itu memudahkan mereka karena itu akan di autodebet, jadi mereka tidak membayar ke bank yang harus mengantri lagi. Mereka tinggal ngecek aja oohh.. ini sudah di potong. Kenapa masyarakat merasa sulit buka buku tabungan, mungkin itu masyarakat yang termasuk tidak mampu. Karena untuk membuka buku tabungan sudah tidak 500.000 lagi untuk peserta BPJS. Di Bank Mandiri sudah di fasilitasi Cuma bayar administrasinya saja. Itukan sudah dimudahi sebenarnya. Bagi yang ngerasa sulit kan ada pilihan kelas III. Kelas III tidak perlu buka buku tabungan karena BPJS menganggap kelas III adalah orang yang misalnya pekerjaan buruh tidak dibiayai perusahaanya. Berarti kan dia tidak punya buku tabungan. Sebenarnya yang bikin sulit mungkin juga bank yang bekerja sama masih bank pemerintah sedangkan yang masyarakat punyanya bukan bank pemerintah. Punyanya yang swasta.”

(Informan 10) Menurut informan diatas, buku tabungan itu untuk memudahkan peserta membayar premi dengan sistem autodebet. Peserta tidak perlu lagi antri ke bank untuk mendaftar, bank akan langsung memotong premi dari tabungan peserta.


(46)

4.3.5 Peserta Harus Mendaftar Sendiri

Peserta harus mendaftar sendiri ke Kantor BPJS Kesehatan. Beberapa informan menyatakan kesulitan harus mendaftar sendiri ke kantor BPJS. Berikut beberapa pernyataan informan:

Mendaftar sendiri ini memang agak susah, karena kan aku sudah tua. Mana mata saya lagi sakit kan.

(informan 1) Ya macam orangtua gitu cemana ya kan..udah umurnya pun udah 80an lebih. Supaya awak yang menguruskan disini gak usah lagi dia datang kemari. Jadi tinggal kasih kartu kesana aja udah..

(informan 4) Sedangkan informan lain menyatakan bahwa mau tidak mau harus datang sendiri. Berikut pernyataan yang dikemukakan oleh informan.

Ya inilah, aku datang sendiri kesini daftar karena kan semua keluargaku sudah terdaftar BPJS tapi dari perusahaan. Aku sama suami lah belum kan, karena kami kan masih tinggal sama orangtua.

(informan 2) Ya mau gak mau harus datang lah langsung kesini kan. Ga bisa di diwakilkan juga kan katanya.

(informan 3) Informan lain juga menyatakan bahwa mau tidak mau harus datang sendiri dan harus meluangkan waktu untuk mendaftar.

Ya karena katanya harus mendaftar sendiri langsung, luangkan waktu lah hari ini.

(informan 5) Ya itulah, harus daftar datang sendiri itulah, kalau tidak bisa siap 1 hari, malas jugalah besok datang. Karena jauh juga. Ya itulah..

(informan 8) Ya, kita datang. Tapi karena jauh dek dari rumah saya. Udah datang, kalau gak lengkap..malas lagi datang. Saya kan tinggal Tuntungan sana, trus harus meluangkan waktu lagi untuk kesini, trus berhenti narik.


(47)

Menurut beberapa informan di atas menyatakan bahwa informan merasa jaraknya jauh dari tempat tinggal sehingga informan malas untuk mendaftar.

“Kalau yang diwakilkan yang bukan keluarganya kita tidak perbolehi , kenapa? Bukan kita menyulitkan, enggak. Cuma kita menghindari yang namaya peserta tertipu oleh calo. Kan banyak itu calo diluar yang minta biaya biaya mahal. Sebenarnya kalalu dipikir-pikir ya terserah saja. Tapi kadangkan peserta ini kalau sudah ketipu calo ngeluhnya kesini. Trus dibawa-bawa ke rapat DPR, BPJS ada calo dan segala macamnya. Nah, untuk menghindari itu makanya kan BPJS buat tidak bisa diwakilkan. Boleh diwakilkan asal ada anggota keluarga dalam KK datang atau perwakilan yang menyuruhkan mendaftar menjelaskan ada hubungan saudara dengan membawa KK atau misal tetangga yang dekat rumahnya lansia . kami juga tak memaksakan lansia untuk datang kemari. Tetangga dekatnya boleh mendaftarkan tapi bawa KK perwakilan untuk melihat alamatnya dekat dengan calon peserta.”

(Informan 10) Menurut informan di atas menyatakan, peserta harus mendaftar sendiri untuk menghindari calo. Karena kalau peserta sudah tertipu oleh calo, peserta akan mengeluh ke BPJS. Untuk menghindari hal tersebut, makanya BPJS membuat peraturan tidak boleh diwakilkan.

4.3.6 Peserta Harus Mendaftarkan Semua Anggota Keluarga Dalam KK Semua calon peserta yang terdaftar dalam Kartu Keluarga wajib menjadi peserta. Diwajibkannya semua masyarakat dalam kepesertaan BPJS untuk target seluruh penduduk yang tinggal di Indonesia mengikuti program SJSN. Berikut pernyataan beberapa informan mengenai kemauan untuk mendaftarkan semua anggota keluarga dalam Kartu Keluarga:

“Ya tidak masalah lah dek, karena kan saya tinggal sendiri. Saya janda dan sudah tua. Anak-anak sudah menikah dan punya KK sendiri. Saya daftar sendiri lah.”


(48)

“Ya saya tidak masalah, karena saya baru menikah, dulu belum punya asuransi kesehatan apapun. Yang ada di KK juga Cuma saya dan suami, saya tidak masalah kalau peraturannya harus semua dalam KK yang daftar gitu.”

(informan 2) Informan merasa tidak masalah karena yang berada dalam KK hanya tinggal dia sendiri sedangkan informan lain hanya berdua dalam KK . Lain halnya dengan informan berikut:

“Memang mau didaftarkan ini semuanya lah. Karena yang di dalam KK Cuma orangtua. Orangtua inilah yang mau didaftarkan karena lagi sakit juga.”

(informan 4) Informan menyatakan mendaftarkan semua anggota dalam KK karena yang berada di dalamnya hanya orangtuanya saja. Sedangkan informan berikut menyatakan keberatan.

“Kalau aku mau aja daftar tapi maunya satu-satu dulu kan, jangan semua dulu. Masih berat saya rasa.”

(informan 8) “Aaa.. inilah yang susah. Aku maunya daftarkan aku sama istri aja dulu. Anak nanti dulu tunggu ada duit.”

(informan 9) Informan merasa keberatan untuk mendaftarkan semua anggota keluarga dalam Kartu Keluarga dengan beberapa alasan.

“Tidak bisa dan memang tidak akan bisa. Di sistemnya BPJS langsung terkunci. Nah itu dia, jadi eee.. sistemnya sendiri yang mengunci. Begitu daftar satu, sistem sudah membaca semuanya gitu. Jadi mau tidak mau harus masuk jadi peserta. Kita jugakan semua berdasrkan sistem.

Secara gotong royongnya itu salah karena sifat gotong- royong inikan yang tidak sakit membantu yang sakit. Jadi kalau misalnya daftar 1 orang saja kemungkinan besar 90% dari yang mendaftar 1 orang saja itu pasti yang sakit, yang didaftarkan. Yang tidak sakit tidak didaftarkan. Ketika semua yang sakit yang daftar, terus yang membantu membayar yang sakit siapa kalau bukan yang sehat juga. Jadi sebenarnya itu sih fungsi gotong-royongnya karena kalau dibilang


(49)

dana dari pemerintah tidak cukup untuk menangani penyakit itu semua. Kalau dipikir-pikir, yang ditangani BPJS juga bukan hanya yang sakit ringan saja, sakit berat juga BPJS tangani. Sehat pun kita, BPJS juga sudah membayar sekitar 8.000- 10.000 ke klinik atau ke puskesmas. jadi walaupun sehat ya tetap kami bayarkan ke klinik dan puskesmas.”

(informan 10) Menurut informan di atas menyatakan, sistem BPJS akan terkunci. Jika mendaftar satu orang saja, maka sistem BPJS akan membaca semua anggota yang belum terdaftar dalam KK menjadi peserta. Alasan lain harus mendaftar seluruh anggota dalam KK, karena BPJS mempunyai prinsip gotong-royong. Peserta sehat membantu peserta sakit.

4.3.7 BPJS Online

Untuk memudahkan masyarakat sebagai peserta BPJS, BPJS memberikan pelayanan dalam melakukan pendaftaran. Pendaftaran dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan online. Pendaftaran melalui online dilakukan dengan cara mengakses melalui situs http://bpjskesehatan.go.id/. (Ashari,2015)

Dalam hal ini informan mengemukakan bahwa tidak mengetahui pendaftaran secara online. Berikut kutipan dari informan:

“Nggak tau, orang bodoh.. saya bodoh. Saya nggak tau, megang hp aja saya nggak pande..”

(informan 1) Haa..? BPJS Online itu gimana caranya? Saya pernah dengar tapi tidak tau cara daftarnya itu.”

(informan 2) BPJS Online cemana?.. itu dari Handphone bisa??.. gak tau lah awak ada BPJS online ni.. nanti lah dicoba”

(informan 4) “BPJS Online? Mmm... udah mamak-mamak ini gak ngerti lah dek masalah internet ini. Apalagi mau daftar dari situ.”


(50)

“BPJS Online apa itu? Harus itu? Aku nggak ngerti-ngertilah internet, online-online itu dek. Hehehe..”

(informan 8) “Aaaa.. gak ngerti-ngerti lah aku itu dek, ini aja udah susah kurasa.”

(informan 9) Informan 1,2,4,5,8 dan 9 mengatakan bahwa mereka tidak mengerti bagaimana cara mengaksesnya bahkan tidak tahu bahwa ada cara lain mendaftar BPJS selain cara manual. Sedangkan informan berikut mengatakan mengetahui cara online tapi ingin secara manual saja. Berikut pernyataan informan:

“Sebetulnya kan bisa juga Online. Kan ada juga yang online. Ya karena pengen langsung aja. Karena kalo online kan sepertinya kartunya beda dari kalau mendaftar langsung.”

(informan 3) “Online? Takutnya saya nanti ga pandai daftarnya. Gak terdaftar-daftarlah nanti takutnya, mending kesini aja langsung.”

(informan 6) “BPJS Online itu saya pernah dengar, tapi daripada salah-salah mending manual datang kesini ajalah.”

(informan 7) Informan lebih memilih mendaftar secara manual saja daripada mendaftar secara online dengan alasan takut salah saat mendaftar.

“Kalau mau mendaftar secara online tidak sulit ya. Di cek aja di website BPJS. Itukan ada www.bpjskesehatan.go.id. Disitu ada dia eee.. menunya pendaftaran peserta, tapi kalau secara online itu harus bener-bener yang belum pernah mendaftar datang ke kantor kita ataupun dari perusahaan dan dia KK itu sudah terdaftar di capil secara nasional. Kalau tidak terdaftar secara nasional, dia tidak bisa terdaftar. Terus kalau keluarga sudah ada yang mendaftar, gak bisa daftar secara online lagi. Utuk sosialisasi BPJS online ada tapi sudah lama sih. Kita tidak pernah sosialisasi lagi. Biasanya kita sosialisasi di Radio RRI, atau biasanya di TV secara nasional.”

(Informan 10) Menurut informan di atas menyatakan, peserta yang mendaftar secara online harus benar-benar yang belum pernah mendaftar datang ke kantor BPJS


(51)

ataupun dari perusahaan dan KK peserta itu sudah terdaftar di capil secara nasional, karena kalau sudah terdaftar di catatan sipil maka sudah online.

4.3.8 Determinan lain rendahnya pendaftaran

Faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya pendaftaran menjadi peserta mandiri BPJS ada beberapa alasan. Alasan salah seorang informan adalah tidak tahu bahwasannya harus melampirkan fotocopy kartu BPJS anggota keluarga yang sudah mendaftar.

“Kemaren tu gak tau disuruh bawa apa tu... bawa ini bawa kartu BPJS keluarga yang sudah mendaftar yang difotokopi, karena aku belum daftar. Tapi aku gak tau apa ini bisa atau enggak karena fotokopian kartu BPJS anggota keluarga satu ga ada, dia lagi diluar kota. Yah cemanalah ini.”

(informan 2) “Pertama, mungkin karena takut ngantri lama padahal sebenarnya enggak. Karena kelihatan dari luar ramai. Ya kan kalau satu orang yang daftar, pasti dia bawa anggota keluarganya. Padahal sebenarnya antrian kita itu perhari itu selesai jam-jam 1 kita sudah tutup antrian. Jadi sebenarnya antrian gak lama. Kedua, karena belum mau pakai, belum mau mempergunakan gitu, jadi ngapain daftar. Mereka ngerasa ooh.. tunggu sakit aja dulu baru daftar padahal kan gak seperti itu karena sistemnya kan gotong-royong.

Ketiga, punya asuransi lain jadi gak pakai BPJS. Padahal sebenarnya lebih beruntung mempergunakan BPJS. Bukan karena ini produk perusahaan saya tapi dalam saya sebagai orang biasa berpikiran sebenarnya lebih enak pakai BPJS Cuma mungkin dalam pelayanan masih kurang. Tapi dalam segi ekonomi, sebenarnya BPJS sudah bisa melayani seluruh macam penyakit berbeda dengan asuransi swasta.”

(informan 10) Menurut informan di atas menyatakan, determinan lain masyarakat tidak mau mendaftar menjadi peserta BPJS yaitu antrian yang lama, belum mau pakai dan tunggu sakit saja baru daftar, punya asuransi lain selain BPJS.


(52)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pendapatan Masyarakat Terkait Pembayaran Iuran

Menurut Trisnantoro (2009) faktor yang mempengaruhi demand adalah penghasilan masyarakat. Kenaikan penghasilan keluarga akan meningkatkan demand untuk pelayanan kesehatan yang sebagian besar merupakan barang normal. Akan tetapi, ada pula sebagian pelayanan kesehatan yang bersifat barang inferior, yaitu adanya kenaikan penghasilan masyarakat justru menyebabkan penurunan konsumsi. Hal ini terjadi pada rumah sakit pemerintah di berbagai kota dan kabupaten. Ada pula kecenderungan mereka yang berpenghasilan tinggi tidak menyukai pelayanan kesehatan yang menghabiskan waktu banyak.

Jaminan kesehatan diperlukan untuk menjamin agar peserta tidak mengalami masalah pembiayaan kesehatan ketika jatuh sakit. Oleh karena itu jenis penyakit yang dicakup dalam manfaat jaminan kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan medis peserta. UU SJSN menyatakan bahwa manfaat jaminan kesehatan yang dicakup adalah komprehensif sesuai kebutuhan medis. Namun cakupan yang komprehensif berimplikasi pada besarnya iuran. Agar tidak terjadi ketimpangan dalam pelayanan kesehatan maka cakupan manfaat yang ingin dicapai adalah manfaat yang komprehensif, sesuai kebutuhan medis dan sama bagi semua peserta.

Menurut Mankiw (2003) Permintaan konsumen dapat dipengaruhi oleh harga, harga barang yang akan dibeli, harga pengganti maupun harga barang pelengkap. Konsumen akan membatasi pembelian jumlah barang yang diinginkan


(53)

bila harga barang terlalu tinggi, bahkan ada kemungkinan konsumen memindahkan konsumsi dan pembeliannya kepada barang pengganti yang lebih murah harganya. Harga barang pelengkap juga akan mempengaruhi keputusan seorang konsumen untuk membeli atau tidak barang utamanya, bila permintaan barang utama meningkat, maka permintaan akan barang penggantinya akan menurun dan sebaliknya.

Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan (Perpres No.19 Tahun 2016).

Besaran iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja adalah Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III. Rp 51.000,00 (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II. Rp 80.000,00 (delapan puluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I. Ketentuan besaran Iuran Jaminan Kesehatan mulai berlaku pada tanggal 1 April 2016. (UU No. 19 Tahun 2016)

Berdasarkan hasil penelitian dalam Demand masyarakat menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan yang telah dilakukan terkait pendapatan masyarakat terhadap pembayaran iuran BPJS Kesehatan, ada 7 informan menyatakan tidak mempermasalahkan iuran dan hanya mampu membayar iuran di kelas II dan III saja. Sedangkan 2 informan lain menyatakan mempermasalahkan iuran BPJS Kesehatan tersebut dikarenakan pendapatan calon peserta.


(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Demand atau Perrmintaan ... 8

2.1.1 Pengertian Demand ... 8

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Demand ... 10

2.2 Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) ... 15

2.2.1 Pengertian BPJS ... 15

2.2.2 Fungsi, Tugas, Wewenang, Hak dan Kewajiban BPJS ... 16

2.2.3 Peserta BPJS Mandiri ... 19

2.2.4 Pelayanan Kesehatan yang Dijamin BPJS... 20

2.2.5 Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin BPJS ... 21

2.2.6 Universal Health Coverage (UHC)...23

2.3 Peserta Mandiri atau Pekerja Bukan Penerima Upah ... 27

2.3.1 Tata Cara Pendaftaran Peserta Mandiri ... 27

2.3.2 Sistem Pendaftaran Peserta Mandiri ... 29

2.3.3 Iuran ... 30

2.3.4 Verifikasi dan Identitas Peserta ... 32

2.3.5 Hak dan Kewajiban Peserta ... 33

2.3.6 Perubahan Data dan Status Kepesertaan ... 34

2.4 Kerangka Pikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Jenis Penelitian ... 38


(2)

3.3 Informan Penelitian ... 38

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.5 Pengolahan Data Penelitian ... 39

3.6 Metode Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 41

4.1.1 Sejarah BPJS Kantor Cabang Utama Medan ...42

4.1.2 Visi dan Misi BPJS Kantor Cabang Utama Medan...43

4.1.3 Gambaran jumlah pekerja BPJS Medan...44

4.1.4 Gambaran Jam Operasional Kerja BPJS...45

4.1.5Gambaran Tugas Pekerjaan Unit Kepesertaan dan Pelayanan Peserta BPJS Kantor Cabang Utama Medan...45

4.1.6 Gambaran Unsur Pokok Keadministrasian BPJS Kantor Cabang Utama Medan ...46

4.2Karakteristik Informan...51

4.3 Wawancara Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2016...52

4.3.1 Pendapatan Masyarakat...52

4.3.2 Menunda atau Baru Mendaftar Menjadi Peserta Mandiri...54

4.3.3 Sudah Datang Berapa Kali...55

4.3.4 .Kelengkapan Persyaratan Administrasi...57

4.3.4.1Kelengkapan Kartu Keluarga...57

4.3.4.2Kelengkapan Kartu Tanda Penduduk (KTP)...59

4.3.4.3 Kelengkapan Buku Tabungan...60

4.3.5 Peserta Harus Mendaftar Sendiri...62

4.3.6 Peserta Harus Mendaftarkan Semua Anggota Keluarga Dalam KK...63

4.3.7 BPJS Online ...65

4.3.8 Determinan lain rendahnya pendaftaran...67

BAB V PEMBAHASAN ... 68

5.2 . Pendapatan Masyarakat Terkait Pembayaran Iuran...68

5.3 . Menunda atau Baru Mendaftar Menjadi Peserta Mandiri...70

5.4 Sudah Datang Berapa Kali...72

5.5 Kelengkapan Persyaratan Administrasi...73

5.5.1 Kelengkapan Kartu Keluarga...74

5.5.2 Kelengkapan Kartu Tanda Penduduk (KTP)...74

5.4.3 Kelengkapan Buku Tabungan...75

5.5 Peserta Harus Mendaftar Sendiri...76

5.6 Peserta Harus Mendaftarkan Semua Anggota Keluarga Dalam KK...77

5.7 BPJS Online ...79


(3)

BAB VI KESIMPULAN & SARAN ... 85

6.1 Kesimpulan ... 85

6.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam untuk peserta... 89

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Mendalam untuk Staff ... 91

Lampiran 3 Hasil Wawancara Mendalam... 93

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian dari BPJS Kesehatan


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep keinginan, permintaan, dan kebutuhan ... 9

Gambar 2.2 Dimensi Universal Health Coverage ... 23

Gambar 2.3 Trasformasi BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan ... 27

Gambar 2.4 Prosedur Pendaftaran Peserta Mandiri dan Masyarakat Umum ... 29