disaring selanjutnya direbus atau dimasak sampai mendidih. Dalam proses perebusan, sari kedelai harus terus diaduk hingga
mendidih agar sari kedelai tersebut tidak pecah dan tampilan susu kedelai menjadi lebih bagus. Selama perebusan
ditambahkan gula, garam dan pandan. Sari kedelai yang telah masak kemudian didinginkan ke dalam ember-ember sebelum
dikemas. 5.
06.00 WIB Tahap kelima yaitu pengemasan susu kedelai. Susu kedelai
yang telah cukup dingin selanjutnya dikemas dengan menggunkan plastik es yang berukuran 1,5 ons.
6. 07.00 WIB
Tahap terakhir dalam pengolahan susu kedelai yaitu pemasaran. Susu yang telah dikemas siap untuk diantar ke warung-warung
yang menjadi langganan penitipan susu kedelai oleh produsen susu kedelai. Target utama di pagi hari yaitu warung sarapan
pagi.
5.2 Ketersediaan Input Produksi
5.2.1 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kelangsungan suatu usaha industri. Selain itu, bahan baku juga harus selalu tersedia setiap kali
dibutuhkan dalam pembuatan susu kedelai sehingga dapat menjamin usaha tersebut berlangsung terus menerus. Bahan baku utama yang digunakan dalam
pembuatan susu kedelai adalah kedelai, selain itu bahan baku penunjang yang dibutuhkan adalah gula, garam, pandan, dan air.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Sumber Bahan Baku di Daerah Penelitian No Sampel
Produksi Sendiri
Membeli di Daerah Penelitian
Membeli di Luar Daerah Penelitian
1 -
√ -
2 -
√ -
3 -
√ -
4 -
√ -
5 -
√ -
6 -
√ -
7 -
√ -
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan tabel 15 di atas diketahui bahwa produsen susu kedelai memperoleh bahan baku dengan membeli atau belanja di pasar terdekat dengan daerah tempat
industri mereka. Harga kedelai yang dibeli oleh produsen juga beragam mulai dari Rp 8.000 – Rp 9.000. Jenis kedelai yang dibutuhkan dalam pembuatan susu
kedelai merupakan kedelai dari berbagai jenis yaitu kedelai lokal ataupun kedelai impor agar ketersediaan kedelai tidak pernah kehabisan dan produsen terus dapat
melakukan produksi secara terus menerus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan baku di daerah penelitian cukup tersedia.
Gambar 2. Susu Kedelai
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Ketersediaan Alat dan Mesin Operasional
Ketersediaan alat dan mesin operasional seperti mesin penggiling, blender, dandang, baskom, gayung, saringan, corong, pisau, cangkir, kompor dan tabung
gas. Para produsen susu kedelai memproleh alat dan mesin operasional di atas dari pasarpajak yang dekat dengan daerah penelitian. Umumnya para produsen susu
kedelai langsung membeli alat dan mesin operasional tersebut di pasarpajak yang dekat dengan tempat industri milik produsen.
Tabel 16. Sumber Alat dan Mesin Operasional No Sampel
Produksi Sendiri
Membeli di Daerah Penelitian
Membeli di Luar Daerah Penelitian
1 -
√ -
2 -
√ -
3 -
√ -
4 -
√ -
5 -
√ -
6 -
√ -
7 -
√ -
Sumber : Analisis Data Primer
Dari tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa semua produsen susu kedelai memperoleh alat operasional tersebut dengan membelinya di pasarpajak di daerah
penelitian atau dekat dengan tempat industri milik produsen susu kedelai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat operasional di daerah penelitian cukup
tersedia. Untuk melihat alat dan mesin operasional yang digunakan di daerah penelitian,
berikut adalah gambar alat dan mesin operasional.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Mesin Penggiling Kedelai Bahan Aluminium
Gambar 4. Mesin Penggiling Kedelai Bahan Besi
Gambar 5. Kompor dan Gas
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Baskom dan Dandang 5.2.3
Ketersediaan Modal
Di daerah penelitian usaha industri susu kedelai merupakan usaha industri rumah tangga dan tidak semua masyarakat umum mengkonsumsi susu kedelai sebagai
kebutuhan utama. Jumlah produksi yang dihasilakan oleh konsumen juga beragam, dari produksi yang sedikit hingga lumayan banyak. Oleh karena itu,
untuk pengolahan susu kedelai para produsen susu kedelai menggunakan modal sendiri.
Tabel 17. Sumber Modal Produsen Susu Kedelai No Sampel
Modal Sendiri Modal Pinjaman
1 √
- 2
√ -
3 √
- 4
√ -
5 √
- 6
√ -
7 √
-
Sumber: Diolah dari Lampiran 1
Berdasarkan tabel 17 diketahui bahwa semua sumber modal produsen susu kedelai berasal dari modal sendiri. Dan dengan mempertimbangkan kriteria usaha
Universitas Sumatera Utara
mikro yaitu investasi sebesar maksimal Rp 50.000.000 sedangkan investasi dalam penelitian sebesar Rp 82.000.000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ketersediaan modal di daerah penelitian cukup tersedia.
5.2.4 Ketersediaan Tenaga Kerja