Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Nilai Minimum dan Maksimum Estimasi Parameter Model GWR Variabel
Nilai Koefisien Parameter Minimum
Maksimum
Intersep -1,186
-0,849 X
2
0,0016 0,0017
X
3
0,0002 0,0004
X
4
0,00010 0,00012
X
5
0,0049 0,0061
X
6
-0,0190 -0,1408
SSE : 84,05
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa estimasi parameter variabel fasilitas pelayanan kesehatan X
6
selalu bernilai negatif untuk setiap kecamatan. Sedangkan estimasi parameter variabel imunisasi lengkap X
2
, vitamin A X
3
, penyakit infeksi ISPA X
4
dan diare X
5
selalu bernilai positif untuk setiap kecamatan. Hasil estimasi parameter model GWR untuk tiap kecamatan
ditunjukkan pada Lampiran 9.
col.gauss - gwrY~ X2+X3+X4+ X5+X6,data= script,coords=cbindevisriwahyuni Lintang, + evisriwahyuniBujur, bandwidth=col.bw, hatmatrix=TRUE
LMZ.F1GWR.testcol.gauss
Model GWR merupakan model yang lebih baik dibandingkan dengan model regresi OLS. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai SSE yang lebih kecil yaitu 84,05
dan nilai R
2
yang lebih besar yaitu 69,08.
4.4.6 Pengujian Kesesuaian Model GWR
Uji kesesuaian model goddness of fit untuk kejadian gizi buruk antara model OLS dan GWR dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Nilai SSE, Uji F, dan P- value Model Regresi OLS dan GWR
R
2
SSE df
F p
-value
Model GWR 69,08
84,05 14,652
1,0213 0,52
Model OLS 56,82
91,66 15
11,84 0,001
Universitas Sumatera Utara
Nilai F
hitung
sebesar 1,0213 dan p-value 0,52 menjelaskan bahwa model GWR yang terbentuk adalah model yang tidak fit untuk menjelaskan kejadian
balita gizi buruk di Kota Medan. Nilai p-value 0,001 menjelaskan bahwa model OLS yang terbentuk adalah model yang fit untuk menjelaskan kejadian balita gizi
buruk di Kota Medan.
4.4.7 Pengujian Parameter Model GWR
Pengujian parameter model dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian balita gizi buruk untuk setiap kecamatan di Kota
Medan. Bentuk hipotesisnya sebagai berikut: H
: β
k
ui,vi = 0 ; i = 1, 2, ..., 21, k = 1, 2, ..., 6 H
1
: β
k
ui,vi ≠ 0 Statistik uji parameter model GWR dihitung untuk masing-masing
parameter di tiap kecamatan di Kota Medan. Hasil t
hitung
yang didapat akan dibandingkan dengan t
0,05;14,652
= 1,76131. Jika nilai |t
hitung
| t
tabel
maka parameter ke-k signifikan pada lokasi ke-i dimana i = 1, 2, ..., 21.
Tabel 4.16 Variabel yang Signifikan dalam Model GWR Kecamatan
Variabel Signifikan GWR
Medan Tuntungan -
Medan Johor X
5
Medan Amplas X
5
Medan Denai X
5
Medan Area X
5
Medan Kota X
5
Medan Maimun X
5
Medan Polonia X
5
Medan Baru X
5
Medan Selayang -
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Lanjutan Kecamatan
Variabel Signifikan GWR
Medan Sunggal -
Medan Helvetia -
Medan Petisah X
5
Medan Barat X
5
Medan Timur X
5
Medan Perjuangan X
5
Medan Tembung X
5
Medan Deli -
Medan Labuhan -
Medan Marelan -
Medan Belawan -
Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kejadian balita gizi buruk di Kota Medan adalah penyakit infeksi diare X
5
yaitu di Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Area,
Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Barat,
Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Perjuangan dan Kecamatan Medan Tembung.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh ASI Eksklusif terhadap Kejadian Balita Gizi Buruk di Kota Medan