Pengaruh Vitamin A terhadap Kejadian Balita Gizi Buruk di Kota Medan Pengaruh ISPA terhadap Kejadian Balita Gizi Buruk di Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

5.3 Pengaruh Vitamin A terhadap Kejadian Balita Gizi Buruk di Kota Medan

Hasil penelitian tentang variabel vitamin A terbanyak di Kecamatan Medan Deli yaitu 13.272 orang dan paling sedikit berada di Kecamatan Medan Baru yaitu 1.832 orang. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan analisis korelasi Pearson menunjukkan variabel vitamin A nilai p 0,001 dengan nilai korelasi sebesar 0,702 yang berarti bahwa ada hubungan vitamin A dengan gizi buruk. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni 2005 yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara vitamin A dengan gizi buruk. Berdasarkan hasil penelitian secara kewilayahan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh vitamin A terhadap gizi buruk di seluruh kecamatan yang ada di Kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian tidak secara kewilayahan juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh vitamin A terhadap gizi buruk. Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh manusia. Akibat kurangnya vitamin A menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi, misalnya jika terjadi pada permukaan dinding usus akan menyebabkan diare Almatsier, 2003. Kekurangan vitamin A secara terus menerus dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi, rabun senja yang dapat menyebabkan kebutaan Proverawati, 2010 dalam Pangastuti 2011.

5.4 Pengaruh ISPA terhadap Kejadian Balita Gizi Buruk di Kota Medan

Hasil penelitian tentang variabel ISPA terbanyak di Kecamatan Medan Sunggal yaitu 28.874 orang dan paling sedikit berada di Kecamatan Medan Timur yaitu 1.366 orang. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan analisis korelasi Universitas Sumatera Utara Pearson menunjukkan variabel ISPA nilai p = 0,015 dengan nilai korelasi sebesar 0,524 yang berarti bahwa ada hubungan ISPA dengan gizi buruk. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Faiza 2007 yang menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ISPA dengan kejadian gizi buruk p 0,001. Berdasarkan hasil penelitian secara kewilayahan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh ISPA terhadap gizi buruk di seluruh kecamatan yang ada di Kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian tidak secara kewilayahan juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh ISPA terhadap gizi buruk. ISPA merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru yang biasanya disebabkan oleh invasi kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk, disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada ke bagian bawah ke dalam Depkes RI, 2002. Keadaan gizi yang buruk muncul sebagai faktor resiko yang penting untuk terjadinya ISPA. Dalam keadaan gizi baik, tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap penyakit infeksi. Jika keadaan gizi menjadi buruk maka reaksi kekebalan tubuh akan menurun yang berarti kemampuan tubuh mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menjadi turun. Oleh karena itu, setiap bentuk gangguan gizi sekalipun dengan gejala defisiensi yang ringan merupakan pertanda awal dari terganggunya kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi. Penelitian yang dilakukan di berbagai negara menunjukkan bahwa kematian bayi akan menjadi lebih tinggi jika jumlah penderita gizi buruk meningkat Desni, 2010. Universitas Sumatera Utara Anak balita yang menderita ISPA jika diberikan perawatan yang baik seperti vitamin dan perawatan waktu sakit yang baik dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak sehingga penyakit ISPA yang diderita tidak terlalu memengaruhi status gizi balita Desni, 2010.

5.5 Pengaruh Diare terhadap Kejadian Balita Gizi Buruk di Kota Medan