Faktor Erosivitas Hujan R Faktor Erodibilitas Tanah K

2.2.3.1 Faktor Erosivitas Hujan R

Faktor erosivitas hujan adalah kemampuan air hujan sebagai penyebabkan timbulnya erosi yang bersumber dari laju dan distribusi tetesan air hujan. Erosivitas hujan tahunan yang dapat dihitung dari data curah hujan yang diperoleh dari pengukuran hujan. Erosivitas hujan merupakan fungsi dari energi kinetik total hujan dengan intensitas hujan maksimum Selama 30 menit. Perlu diperhatikan juga bahwa curah hujan bulanan rata-rata yang digunakan adalah data jangka panjang minimal 5 tahun dan akan lebih baik jika 20 tahun atau lebih. Faktor erosivitas hujan bulanan R m dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: R m = 2.21 Rain m 1.36 ………………………………………………… 2.2 Untuk memperoleh nilai R dapat dihitung dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut: R = 2.21 ∑ ……………………………………………………2.3 Dimana: R = Erosivitas Curah Hujan Tahunan Rata-rata mm R m = Erosivitas Curah Hujan Bulanan cm Rain m = Curah hujan bulanan cm Nilai erosivitasi hujan setahun dihitung dihitung dengan menjumlahkan erosivitas hujan bulanan selama satu tahun 12 bulan.

2.2.3.2 Faktor Erodibilitas Tanah K

Faktor erodibilitas tanah, atau faktor kepekaan erosi tanah K merupakan daya tahan tanah baik terhadap pengelepasan dan pengangkutan, terutama tergantung pada sifat-sifat tanah, seperti tekstur, stabilitas agregat, kekuatan geser, kapasitas infiltrasi, kandungan bahan organik dan kimiawi. Atau faktor erodibilitas tanah adalah jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun per satuan indeks daya erosi. Faktor erodibilitas tanah adalah indeks kuantitatif Universitas Sumatera Utara kerentanan tanah terhadap erosi air. Indeks erodibilitas tanah ini ditentukan untuk tiap satuan lahan. Indeks ini memerlukan data ukuran partikel tanah, bahan organik, struktur tanah dan permeabilitas tanah. Data tersebut didapat dari hasil analisis laboratorium contoh tanah yang diambil di lapangan atau dari data dalam laporan survei tanah yang dilampirkan pada peta tanah. Ketersediaan peta satuan tanah pada penelitian ini sangat membantu dalam efisiensi waktu dan biaya dalam menentukan faktor K. Apabila tidak tersedianya peta satuan tanah maka faktor K dapat ditentukan dari penyelidikan lapangan dan menentukan nilai K dengan menggunakan nomograf seperti gambar 2.1 berikut. Sumber: Suripin, 2001 Gambar 2.1 Nomograf untuk Menghitung Nilai Erodibilitas Tanah K Dalam Satuan Metrik Wischmeier, et.al., 1971 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Kode Struktur Tanah Kelas Struktur Tanah ukuran diameter Kode Granuler sangat halus 1 mm 1 Granuler halus 1 sampai 2 mm 2 Granuler sedang sampai kasar 2 sampai 10 mm 3 Berbentuk blok, pelat, masif 4 Sumber: Wischmeier dan Smith, 1978, dalam Suripin, 2001 Tabel 2.2 Kode Permeabilitas Profil Tanah Kelas Permeabilitas Kecepatan Kode Sangat lambat 0,5 1 Lambat 0,5 – 2,0 2 Lambat sampai sedang 2,0 – 6,3 3 Sedang 6,3 – 12,7 4 Sedang sampai cepat 12,7 – 25,4 5 Cepat 25,4 6 Sumber: Wischmeier dan Smith, 1978, dalam Suripin 2001 Tabel 2.1 dan tabel 2.2 digunakan untuk menentukan nilai kode yang terdapat pada nomograf untuk menghitung nilai erodibilitas tanah k dalam satuan metrik pada gambar 2.1. Atau nilai K secara pendekatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Rauf A, 2011: K = {2.713 1,14 .M 10 -4 x 12 – a + 3,25 b - 2+2,5c - 3} 100 ……...2.4 Dimana: K = Factor erodibilitas tanah M = Persentase ukuran partikel a = Persentase bahan organik b = Kode kelas struktur tanah c = kode Kelas permeabilitas tanah Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Nilai M untuk Beberapa Tekstur Tanah Kelas Tekstur Tanah Nilai M Lempung Berat 210 Lempung Sedang 750 Lempung Pasiran 1213 Lempung Ringan 1685 Geluh Lempung 2160 Pasir Lempung Liatan 2830 Geluh Lempungan 2830 Pasir 3035 Pasir Geluhan 1245 Geluh Berlempung 3770 Geluh Pasiran 4005 Geluh 1390 Geluh Liatan 6330 Liat 8245 Campuran merata 4000 Sumber: Suripin 2001 Tabel 2.3 digunakan untuk menentukan nilai m persentase ukuran partikel dalam menghitung nilai k pada persamaan 2.4. Nilai erodibilitas tanah dapat ditentukan berdasarkan identifikasi jenis tanah dalam satuan pemetaan tanah. Tabel 2.4 memperlihatkan besaran nilai K untuk berbagai jenis tanah di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4 Nilai K untuk Berbagai Jenis Tanah NO Jenis Tanah Nilai K Rataan 1 Latosol Haplorthox 0,09 2 Latosol merah Humox 0,12 3 Latosol merah kuning Typic haplorthox 0,26 4 Latosol coklat Typic tropodult 0,23 5 Latosol Epiaquic tropodult 0,31 6 Regosol Troporthents 0,14 7 Regosol Oxic dystropept 0,12 – 0,16 8 Regosol Typic entropept 0,29 9 Regosol Typic dystropept 0,31 10 Gley humic Typic tropoquept 0,13 11 Gley humic Tropaquept 0,20 12 Gley humic Aquic entroopept 0,26 13 Lithosol Litic eutropept 0,16 14 Lithosol Orthen 0,29 15 Grumosol Chromudert 0,21 16 Hydromorf abu-abu Tropofluent 0,20 17 Podsolik Tropudults 0,16 18 Podsolik Merah Kuning Tropudults 0,32 19 Mediteran Tropohumults 0,10 20 Mediteran Tropaqualfs 0,22 21 Mediteran Tropudalfs 0,23 Sumber: Asdak, 2007dan Rauf A, 2011

2.2.3.3 Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng LS