Ir. Harry Seldadyo dan Dr. Mangara Tambunan CESS Dr. Thee Kian Wie PEP-LIPI

Gambaran Dinamika Diskusi 54 mengikuti aliran pertanian, yaitu pertama yang harus dilakukan adalah meneliti dulu suatu masalah dan selanjutnya baru membuat tipologi. Sebagai contoh, jika memberi kredit di Klaten, bunganya harus diberikan per tiga bulan, karena panennya juga tiga bulan sekali. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pasar itu diciptakan oleh pelakunya, sehingga dalam meneliti pasar demand harus sangat hati-hati.

2. Kawi Budiono PUPUK-Bandung

Seperti kita ketahui bahwa pada tanggal 29 Desember 1995 telah keluar UU tentang usaha kecil dan mau tak mau kita harus setuju dengan definisi usaha kecil di situ. Sebenarnya saya setuju dengan tipologi, tetapi jika kita memakai istilah usaha kecil maka batasannya adalah UU tersebut. Karena saya kurang setuju dengan definisi usaha kecil yang ada dalam undang-undang tersebut, sebaiknya kita membuat sebuah subkatagori yang acuannya tetap ke UU, misalnya industri kecil teknis modern seperti serat fiber. Ditujukan kepada Thee Kian Wie Sejak dulu saya mengikuti kajian Pak Thee, biasanya kajian tersebut mengacu pada sebuah kebijakan yang kemudian makin lama pikiran-pikiran pembaruannya dengan kondisi yang ada semakin jauh. Sepuluh tahun yang lalu tulisan Pak Thee tentang industri subkontrak masih memiliki harapan besar karena pemerintah sendiri masih membahas tentang itu, tetapi ternyata realisasinya malah gagal. Pertanyaan saya adalah sejauh mana Pak Thee memiliki akses diajak untuk merumuskan kebijakan industri di Indonesia? Jika Pak Thee memang diajak untuk merumuskan kebijakan tersebut, seberapa jauh masukan-masukan Pak Thee yang telah berhasil diadopsi atau diadaptasikan dalam kebijakan-kebijakan pemerintah? Pemberdayaan dan Replikasi Aspek Finansial Usaha Kecil di Indonesia 55 Ditujukan kepada Harry Seldadyo Kutipan Pak Harry tentang masalah usaha kecil pada tabel BPS, saya lihat jangan - jangan faktor luar ini malah dominan. Mungkin itu betul, tetapi harap diingat bahwa tabel ini dibuat dengan survey dan wawancara serta ada kecenderungan orang untuk menyalahkan faktor-faktor luar -- disebabkan oleh persaingan yang semakin kuat atau faktor-faktor lain dari dalam perusahaan itu sendiri, misalnya kualitas barangnya yang masih rendah. Oleh sebab itu, kita tidak bisa begitu saja menyimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan itu tidak hanya berasal dari faktor luar, tetapi juga perlu diperhatikan faktor dalam perusahaannya itu sendiri internal Selama ini diketahui bahwa salah satu titik lemah dari usaha kecil itu adalah faktor SDM. Jadi jika seharusnya bisa menginvestasikan di-SDM, tentu itu merupakan asset yang besar. Namun ternyata jika kita membuat proposal dan kita memasukkan pengeluaran untuk SDM, biasanya donor maupun bank selalu menolak. Ini indikasi dari apa?

3. Junaidi DEPKOP dan PPK

Saya kira definisi untuk usaha kecil itu menurut UU no 9 thn. 1995 adalah usaha yang mempunyai modal dibawah omset 1 miliar rupiah. Akan tetapi sebenarnya dalam definisi itu sendiri ada syarat khusus. Definisi usaha kecil itu sangat beragam, ada yang melihat dari sisi tenaga kerja yang kurang dari 20 orang, cottage industries, traditional industries, dsb. semua definisi tersebut memiliki tujuan untuk kemudahan dalam cara pembinaan. Data menunjukkan bahwa dari 34 juta usaha kecil yang ada, ternyata kurang dari 90 omsetnya hanya mencapai 50 juta. Pertanyaanya, apakah usaha-usaha kecil seperti itu memiliki kemampuan bersaing dalam era globalisasi? Ditujukan kepada Thee Kian Wie Hasil penelitian kami tentang kinerja perusahaan subcontracting itu umumnya dilaksanakan secara manual seperti yang terlihat di