43
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Berdirinya PT Bank Aceh Ide Pembentukan Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, berawal
pada saat pembentukan Propinsi Daerah Istimewa Aceh tahun 1956. Pada masa tersebut, Pemerintah Daerah belum memiliki Bank tersendiri, yang dijadikan
sebagai alat kelengkapan Pemerintah Daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah, meningkatkan taraf hidup rakyat serta
menambah Pendapatan Asli Daerah PAD. Atas dasar kepentingan tersebut, Pemda memandang perlu adanya lembaga keuangan milik daerah yang berperan
sebagai Bank Pembangunan di daerah, disamping bank-bank pemerintah yang telah ada sebelumnya.
Ide pembentukan bank daerah tersebut, mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peralihan Propinsi Atjeh di
Kutaradja. Hal ini ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Nomor 7DPRD5 tanggal 7 September 1957. Selanjutnya Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
Peralihan Propinsi Atjeh. Dengan Akte Wakil Notaris Mula Pangihutan Tamboenan di Kutaradja Nomor 1 tanggal 1 April 1958, mendirikan Perseroan
Terbatas Naamloze Vennootschap “Bank Kesejahteraan Atjeh N.V” Untuk adanya legalitas operasionalnya, yang telah dimulai sejak tanggal 19 November
1958, bank ini telah pula mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 12096BUM11 tanggal 2 Februari 1960, serta pengesahan
43
Universitas Sumatera Utara
44
sebagai Badan Hukum dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor J.A.S229 tanggal 18 Maret 1960.
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah.
“Bank Kesejahteraan Atjeh, N.V” harus menyesuaikan diri dengan Undang- undang dimaksud. Untuk itu Pemda menetapkan Peraturan Daerah Perda Nomor
12 tahun 1963 tanggal 20 Desember 1963 tentang Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Atas dasar kekuatan Perda tersebut, Gubernur KDH Istimewa
Aceh melalui Surat Keputusan Nomor 541973 tanggal 17 April 1973 menetapkan pelaksanaan pengalihan Bank Kesejahteraan Atjeh, N.V. Menjadi Bank
Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Secara resmi pengalihan dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 1973, yang kemudian diperingati sebagai Hari Jadi Bank
Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Dengan memberi ruang gerak yang optimal, sejalan dengan perkembangan
di sektor moneter di tanah air, Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh harus melakukan beberapa perubahan atas isi Perda, khususnya di sektor permodalan,
yaitu Perda Nomor 10 Tahun 1974, Perda Nomor 6 Tahun 1978. Perda Nomor 5 Tahun 1982 dan Perda Nomor 8 Tahun 1988.
Demi memperkuat fundamental industri perbankan di tanah air, sejalan dengan tuntutan perkembangan ekonomi makro, serta untuk menyesuaikan
dengan ketentuan-ketentuan perbankan di dunia internasional. Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998.
Universitas Sumatera Utara
45
Menteri Dalam Negeri mengeluarkan peraturan Nomor 8 Tahun 1992 tentang penyesuaian Peraturan Pendirian Bank Pembangunan Daerah dengan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, antara lain memberi kebebasan kepada Bank Pembangunan Daerah untuk memilih salah satu dari empat bentuk badan
hukum, yakni, Perusahaan Perseroan, Perusahaan Daerah, Koperasi dan Perseroan Terbatas.
Misi dan tujuan pendirian Bank Pembangunan Daerah untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala
bidang, Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh memilih bentuk hukum sebagai Perusahaan Daerah yang ditetapkan di dalam Perda Nomor 3 Tahun 1993
tanggal 5 Februari 1993. Perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Istimewa
Aceh kembali dilakukan. Diawali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1998 tanggal 4 Februari 1998 tentang Bentuk Badan Hukum Bank
Pembangunan Daerah yang menetapkan bahwa bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah dapat berupa Perusahaan Daerah atau Perseroan Terbatas.
Bentuk badan hukum sebagai Perusahaan Daerah dinilai tidak sesuai lagi dengan kondisi perbankan saat ini, maka untuk mendukung gerak dan kinerja Bank, serta
untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Perbankan di tanah air, Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh memilih bentuk badan hukum sebagai
Perseroan Terbatas PT, dengan demikian nama Bank berubah menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh disingkat “PT Bank Aceh”.
Universitas Sumatera Utara
46
Pertimbangan lain, memilih bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas adalah, sehubungan dengan keikutsertaan Bank Pembangunan Daerah Istimewa
Aceh dalam Program Rekapitalisasi, berupa peningkatan permodalan bank, yang ditetapkan melalui keputusan bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia dan
Gubernur Bank Indonesia Nomor 53KMK.0171999 dan Nomor 3112KEPGBI tanggal 8 Februari 1999 tentang pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank
Umum, yang ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Rekapitalisasi antara Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia dan PT. Bank
Pembangunan Daerah Istimewa Aceh di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999. Oleh karena itu, sebagai salah satu persyaratan keikutsertaan dalam program
rekapitalisasi, maka bank diwajibkan merubah bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas PT.
Pembukaan PT Bank Aceh Cabang Medan didasari pada hasil survey kelayakan usaha dengan memperhatikan berbagai faktor mikro dan makro
ekonomi, politik, keamanan, sosial dan masyarakat yang diyakini akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan operasional bank di
Sumatera Utara. Pembukaan operasional Soft Opening Kantor Cabang Medan dimulai
pada tanggal 10 Agustus 2007 berdasarkan surat izin Bank Indonesia nomor 934DPIPPrzMdn tanggal 16 Juli 2007, dan operasional secara resmi Grand
Opening dilakukan pada tanggal 08 September 2007 bertempat di Tiara Convention Center Medan.
Universitas Sumatera Utara
47
Dengan membuka kantor cabang di Medan, diharapkan PT Bank Aceh dapat berperan lebih optimal dalam pengembangan bisnisnya dan terus
mendukung berbagai program Pemerintah Aceh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik di Provinsi NAD maupun di Provinsi Sumut,
termasuk memberikan manfaat yang lebih luas dalam membantu perkembangan bisnis antara Provinsi NAD dan Provinsi Sumut. Dengan pembukaan Kantor
Cabang Medan diharapkan juga akan memberikan dampak positif terhadap penguatan konsep keputusan menabung nasabah secara menyeluruh terhadap PT
Bank Aceh. Saat ini PT Bank Aceh telah mampu membuka ruang akses yang lebih lebar bagi nasabahnya diwilayah Nanggroe Aceh Darussalam dimana para
nasabah dan masyarakat Aceh sebelumnya selalu mengalami kesulitan dalam melakukan transaksi bisnis keluar daerah karena tidak tersedianya akses PT Bank
Aceh diluar Provinsi NAD. 5.2. Visi, Misi dan Motto PT Bank Aceh
Visi PT Bank Aceh
“Mewujudkan PT Bank Aceh menjadi bank yang terus sehat, tangguh, handal dan terpercaya serta dapat memberikan nilai tambah yang tinggi kepada mitra dan
masyarakat.”
Misi PT Bank Aceh
“Membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan
dunia usaha dan pemberdayaan dunia usaha dan pemberdayaan ekonomi rakyat, serta memberi nilai tambah kepada pemilik dan kesejahteraan kepada
Karyawan”
Universitas Sumatera Utara
48
Motto PT Bank Aceh Kepercayaan dan kemuliaan.
“Kepercayaan adalah suatu manifestasi dan wujud Bank sebagai pemegang amanah dari Nasabah, Pemilik dan masyarakat secara luas untuk menjaga
kerahasiaan dan mengamankan kepercayaan tersebut. Kemuliaan adalah suatu penghormatan dan penghargaan yang sangat tinggi
diberikan Bank kepada Nasabah” Dalam rangka mencapai visi, misi dan motto tersebut, usaha PT Bank
Aceh diarahkan pada pengembangn daerah dengan melakukan usaha-usaha bank umum yang mengutamakan optimalisasi kredit, pembiayaan serta pelayanan
perbankan bagi kelancaran dan kemajuan pembangunan di daerah. Secara keseluruhan kegiatan usaha PT Bank Aceh mencakup :
-
Kegiatan Penghimpunan Dana
-
Kegiatan Penyaluran Dana
-
Kegiatan Pelayanan Jasa Bank 5.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan hal penting bagi perusahaan. Perusahaan sebagai suatu tempat untuk mencapai tujuan tertentu yang di dalam
nya terdapat pelaksanaan yang akan berhubungan dengan pembagiaan tugas, wewenang, dan tanggunga jawab, sistem komunikasi dan pembagian sistem
kontrol yang dijalankan oleh perusahaan. Struktur organisasi adalah suatu perangkat yang menunjukkan hubungan kerja yang satu dengan yang lain
sehingga jelas kedudukannya, wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu kegiatan yang teratur antara pejabat ataupun bidang-bidang usaha kerja.
Universitas Sumatera Utara
49
Struktur organisasi yang dipakai oleh PT Bank Aceh Medan adalah struktur organisasi lini. Struktur organisasi PT Bank Aceh Medan dapat dilihat
pada Gambar 5.1. 5.4. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. BPD Aceh dapat dilihat pada uraian berikut :
1. Pimpinan Cabang PT Bank Aceh Cabang Medan
Seorang pemimpin cabang akan mempunyai tugas dan tanggung jawab utama dalam menjalankan tugas kesehariannya, adapun tugas dan tanggung jawab
tersebut adalah : a. Memimpin dan bertangung jawab atas seluruh aktivitas cabang dalam usaha
memberikan pelayanan kepada nasabah, mengendalikan dan meningkatkan kualitas bisnis dari sektor pasar perusahaan kecilmenengah didaerah kerjanya
dan menyelenggarakan administrasi perusahaan, agar dapat memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap PT Bank Aceh.
b. Bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksana fungsi manajemen secara utuh, konsisten, dan berkelanjutan.
2. Wakil Pimpinan
Pimpinan cabang PT Bank Aceh Cabang Medan juga dibantu oleh wakil pimpinan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari wakil pimpinan bidang adalah
sebagai berikut : a. Mengawasi kegiatan pelayanan dibidang front office dan back office dengan
mengupayakan pelayanan optimal.
Universitas Sumatera Utara
50
b. Mengawasi dan berpartisipasi aktif terhadap unit-unit dibawahnya. c. Membantu pimpinan cabang dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
Sumber : PT. BPD Aceh Cabang Medan 2012
Gambar 5.1 Struktur Organisasi PT Bank Aceh Cabang Medan 3. Kasie Operasional
Mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan terhadap nasabah secara cepat, cermat dan
memuaskan, dan membuat laporan pembukuan secara lenkap. b. Bertanggung jawab terhadap persediaan dan pencatatan fisik uang secara
keseluruhan, dan kerahasiaan keuangan nasabah.
4. Kasie MIS
Mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Mengelola dan melindungi aktiva bank melalui kontrol yang efektif, kontrol
keuangan maupun kontrol tempat.
Universitas Sumatera Utara
51
b. Mengelola dan melaksakan aktivitas penyelenggaraan akuntansi dan laporan keuangan bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Memonitor semua kegiatan akuntansi dan laporan serta menjamin lancarnya arus kerja dan arus dokumen dengan sebaik-baiknya.
d. Mengawasi, meneliti dan menilai peraturan-peraturan dan prosedur yang digariskan oleh manajemen atau peraturan yang berlakuoleh Bank Indonesia
telah dilaksanakan dengan sempurna oleh masing-masing unit kerja. e. Menyusun dan menyampaikan laporan-laporan sesuai dengan ketentuan yang
belaku.
5. Kasie Personalia
Mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Mempersiapkan laboran bulanan
b. Mempersiapkan dan menyelenggrakan rekriutmen calo karyawan. c. Melaksanakan administrasi perjalanan dinas karyawan.
d. Melaksanakan pembayaran gaji dan lembur karyawan. e. Melaksanakan pembayaran pajak tiap bulan.
6. Kasie Umum
Mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Mengkoordinir persediaan bukti setoran, slip pengambilan dan formulir buka
tabungan baru dll. b. Menjaga keamanan PT Bank Aceh Cabang Medan.
c. Membuat buku laporan tamu. d. Menjaga kebersihan bank.
Universitas Sumatera Utara
52
7. Kasie Pemasaran
Mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Melakukan kegiatan promosi langsung kepada calon nasabah dan kreditur
b. Melaksanakan program-program
pemasaran yang
telah ditetapkan
perusahaan. c. Bartanggung jawab terhadap program kerja penyedia unit pemasaran.
8. KA. Capem Tomang Elok
Mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Merencanakan, mengelola dan mengawasi seluruh aktivitas pendanaan,
perkreditan dan administrasi bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku b. Menghimpun dana giro, deposito dan tabungan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku c. Menyalurkan kredit sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku
d. Menerapkan prinsip pengenalan nasabah dan manajemen risiko dalam transaksi keuangan, operasioanl dan perkreditan bank sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN