Setelah penulis melakukan peneltian di DPRD Kota Medan, penulis mencatat adanya 2 hambatan besar bagi anggota DPRD untuk melaksanakan fungsinya,
yaitu :
a. Sumber Daya Manusia
Faktor yang mempengaruhi kinerja DPRD adalah pola rekruitmen para anggotanya. Peraturan Perundang-undangan hanya mensyaratkan latar belakang
pendidikan yang terlalu minimal yaitu : setingkat Sekolah lanjutan Tingkat Atas SLTA, sehigga sebagian tidak punya pengetahuan dan kemampuan untuk
menjalankan fungsi yang diembannya. Mengingat untuk melakukan fungsi legislasi harus mempunyai pengetahuan yang luas karena produk daerah yang
dihasilkan akan menjadi dasar bagi anggota DPRD dalam membuat kebijakan disamping itu juga harus memenuhi rasa keadilan dan kebutuhan masyarakat.
”Latar belakang pendidikan sangat berpengaruh dalam melakukan fungsi legislasi, karena setiap kebijakan yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi
masyarakat, bagaimana bisa kebijakan dijalankan apabila setiap anggota DPRD tidak memiliki akar dalam masyarakat.”
b. Tenaga Ahli
Ketidakadaan tenaga atau staff ahli yang profesional dibidangnya merupakan faktor yang menghambat anggota DPRD Kota Medan dalam
melaksanakan tugasnya, peran tenaga ahli sangat penting dalam memberikan masukan kepada DPRD tentang berbagai permasalahan yang sedang berkembang
Universitas Sumatera Utara
serta solusinya. Pada survey yang kami lakukan bahwa didalam menjalankan fungsi legislasi tidak dibantu oleh staff ahli.
”Pernah diadakan usulan untuk mendatangkan tenaga ahli, tetapi ditolak dengan alasan tidak adanya anggaran untuk mendatangkan tenaga ahli
tersebut. Padahal tenaga ahli sangat penting dalam membantu tugas-tugas DPRD.”
Hal senada juga diutarakan Drs. Zainuddin Naution, Map : “Tidak adanya anggaran untuk tenaga ahli oleh pemerintah, bisa jadi pihak
pemerintah takut tersaingi anggota DPRD menjadi lebih dominan dalam membuat suatu kebijakan.”
Pernyataan diatas sangat kontradiksi dengan pernyataan Sekretaris Daerah Sekwan menyangkut masalah tenaga ahli pihak DPRD menpunyai anggaran
untuk mendatangkan tenaga ahli, seperti pihak-pihak universitas, jadi untuk mendatangkan tenaga ahli tersebut merupakan kebijakan dari anggota DPRD.
Apabila anggota DPRD merasa tenaga ahli dibutuhkan mereka dapat memasukkannya ke anggaran, karena mereka mempunyai fungsi anggaran. Itu
kebutuhan mereka, sepanjang mereka meminta sesuai dengan ketentuannya pasti akan dianggarkan, yang mengesahka anggaran mereka yang masuk ke dalam
APBD, kami pemerintah menyediakan tenaga ahli apabila ada kriteria permintaan-permintaan dan kegunaan-kegunaan yang riil.
Universitas Sumatera Utara
Sekretaris Dewan dapat dikatakan kemampuannya sangat baik walaupun belum optimal untuk mendukung mobilitas para anggota, baik perorangan mapupun
dalam hubungannya fraksi atau komisi. Sesungguhnya secara logika, Sekretaris Dewan diperlukan adanya suatu badankelompok staff ahli yang tugasnya
membantu para anggota Dewan dalam melaksanakan fungsinya, baik fungsi legislatif, fungsi anggaran maupun fungsi pengawasan. Kelompok ahli yang
dimaksud hendaknya terdiri dari berbagai bidang keahlian di dalam pembuatan perundang-undangan legal drafter, hal ini diperlukan untuk menutupi
kekurangan keahlian para anggota.
Staff ahli pendamping akan membantu anggota Dewan dalam menjalankan tugasnya, karena banyaknya bidang pekerjaan yang diemban oleh anggota Dewan
sehingga tidak mungkin setiap anggota Dewan mengetahui dan menguasai bidang tersebut, hal ini akan memudahkan kerja anggota Dewan mengingat orang-orang
yang dijadikan staff ahli adalah orang-orang yang profesional dibidang masing- masing seperti bidang ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya dan lain-lain.
Staf ahli ini bisa dari unsur akademik dari perguruan tinggi, pakar, tokoh masyarakat dan kalangan Lembaga Swadaya masyarakat LSM.
“Dulu pernah dianggarkan, tetapi sekarang tidak karena tidak ada indikator-indikator dan kriteria-kriterianya.”
Namun demikian, adanya usulan untuk mendatangkan tenaga ahli tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
dengan mudah disetujui oleh Sekwan, karena dalam mendatangkan tenaga ahli yang bersifat permanen harus mempunyai kriteria-kriteria yang sesuai dengan
manfaat dan kegunaan yang diperlukan untuk membantu fungsi dan tugas anggota DPRD. Sekwan tidak pernah menolak untuk didatangkannya tenaga ahli degan
alasan anggota DPRD berhak mendatangkannya sesuai dengan anggaran mereka dan kemampuan keuangan daerah.
Dalam melakukan penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa seharusnya tenaga ahli yang bersifat permanen bukanlah menjadi alasan untuk menghambat
kinerja anggota DPRD untuk bekerja secara maksimal. Apabila tidak ada anggaran, anggota DPRD harus berinisiatif untuk mendatangkan tenaga ahli yang
bersifat temporer untuk membantu kelancaran fungsi dan tugas anggota DPRD.
c. Tatib DPRD