2. Dimensi Kepuasan Kerja Smith, Kendall Hulin dalam Luthans, 2006:243 mengidentifikasi lima
aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :
6. Pekerjaan itu sendiri Work It self, yaitu evaluasi karyawan terhadap
tingkat kesulitan yang harus dihadapi oleh seorang karyawan ketika menyelesaikan tugas dari pekerjaannya.
7. Penyelia Supervision merupakan bentuk evaluasi karyawan terhadap
sikap yang ditunjukkan oleh atasannya kepada karyawan tersebut. 8.
Teman sekerja Coworkers adalah evaluasi karyawan terhadap karyawan lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
9. Promosi Promotion yaitu evaluasi karyawan terhadap ada tidaknya
kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja. 10.
GajiUpah Pay merupakan evaluasi karyawan terhadap pemenuhan kebutuhan hidup karyawan serta kesesuaian antara jumlah gaji dengan
pekerjaan yang dilakukan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Ada beberapa faktor yang menentukan dalam kepuasan kerja yang disebutkan oleh Robbins dalam Sweeney McFarlin, 2002:56:
1. Kerja yang secara mental menantang
Karyawan cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan
kemampuan serta menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai seberapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat
kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, sebaliknya terlalu banyak tantangan dalam
pekerjaan dapat menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai
kesenangan dan kepuasan.
2. Ganjaran yang pantas
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak kembar arti, dan selaras
dengan harapan mereka. Bila upah dilihat sebagai kondisi adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan
standar upah yang ada, maka karyawan akan cenderung merasakan kepuasan. Tentu saja, tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang
yang bersedia menerima dengan baik gaji yang lebih kecil untuk bekerja dalam organisasi yang sesuai dengan keinginannya atau dalam pekerjaan
yang kurang menuntut tantangan yang terlalu besar serta mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam jam kerja. Tetapi kunci penting yang
mangaitkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan, akan tetapi yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Demikian pula karyawan yang berusaha untuk mendapatkan kebijakan dan
promosi yang lebih banyak, serta status sosial yang lebih tinggi. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan
promosi dibuat dalam cara yang adil fair and justice mereka cenderung akan mengalami kepuasan yang lebih besar dari pekerjaan mereka.
3. Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan dalam mengerjakan tugas. Sejumlah
riset menunjukkan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya. Oleh karena itu, seharusnya temperatur suhu,
cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain tidak esktrem.
4. Rekan kerja yang mendukung
Karyawan mengharapkan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud material dari
pekerjaannya. Bagi kebanyakan karyawan, bekerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila
mempunyai rekan sekerja yang menyenangkan dapat mengarahkan kepada peningkatan kepuasan kerja. Perilaku atasan seorang juga merupakan
determinan utama dari kepuasan. Penelitian menunjukkan bahwa kepuasan karyawan akan meningkat bila atasan langsungnya bersifat ramah dan
dapat memahami karyawannya, memberikan pujian atas kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, serta mampu menunjukkan suatu
minat pribadi pada mereka.
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan
Pada hakikatnya individu dengan tipe kepribadian yang kongruen sama dan selaras dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya akan
merasakan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian
individu tersebut akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, individu tersebut
juga mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dalam pekerjaannya.
C. Organizational Citizenship Behavior OCB 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior OCB