Pengertian DOTS Komponen Strategi DOTS

penyakit dan keteraturan berobat. Penyuluhan atau pendidikan dapat diberikan kepada pasien, keluarga dan lingkungannya. · Ketidakteraturan berobat akan menyebabkan timbulnya masalah resistensi. Kriteria Sembuh - BTA mikroskopis negatif dua kali pada akhir fase intensif dan akhir pengobatan dan telah mendapatkan pengobatan yang adekuat. - Pada foto toraks, gambaran radiologi serial tetap sama perbaikan. - Adanya perbaikan klinis berupa hilangnya batuk, penambahn berat badan dan lain-lain - Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria ditambah biakan negatif.

2.2. Strategi DOTS

2.2.1. Pengertian DOTS

Directly Observed Treatment Shortcourse DOTS adalah suatu stategi pengobatan TB paru dengan OAT yang mengutamakan pengawasan minum obat selama masa pengobatan, mencegah pasien drop out putus berobat serta pencarian dan penemuan kasus baru di masyarakat. Dalam program ini terdapat pengawas minum obat PMO yang mempunyai tugas untuk PMO mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, memberi dorongan dan semangat kepada pasien, mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan serta memberi penyuluhan kepada pasien. Organisasi kesehatan dunia, WHO 2010c menyatakan bahwa kunci keberhasilan program penanggulangan TB adalah dengan menerapkan strategi DOTS, yang juga telah dianut oleh negara kita. Oleh karena itu pemahaman tentang DOTS merupakan hal yang sangat penting agar TB dapat ditanggulangi dengan baik.

2.2.2. Komponen Strategi DOTS

Universitas Sumatera Utara Menurut WHO 2010b, DOTS mengandung lima komponen penting, yaitu : 1. Komitmen pemerintah untuk menjalankan program TB nasional. 2. Penemuan kasus TB dengan pemeriksaan BTA mikroskopis, utamanya dilakukan pada mereka yang datang ke fasilitas kesehatan karena keluhan paru dan pernapasan. 3. Pemberian obat jangka pendek yang diawasi secara langsung, dikenal dengan istilah DOT Directly Observed Therapy. Pasien diawasi secara langsung ketika menelan obatnya, obat yang diberikan harus sesuai dengan standar. Seperti diketahui, pengobatan TB memakan waktu 6 bulan. Setelah makan obat 2 atau 3 bulan tidak jarang keluhan pasien telah menghilang, ia merasa dirinya telah sehat, dan menghentikan pengobatannya. Karena itu, harus ada suatu sistem yang menjamin pasien mau menyelesaikan seluruh masa pengobatannya sampai selesai. Orang yang melakukan pengawasan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, keluarga, ataupun kader disebut PMO. 4. Pengadaan OAT secara berkesinambungan tersedia. Masalah uatama dalam hal ini adalah perencanaan dan pemeliharaan stok obat pada berbagai tingkat daerah. 5. Monitoring serta pencatatan dan pelaporan yang baku stándar. Setiap pasien TB yang diobati harus mempunyai satu kartu identitas pasien yang kemudian tercatat di catatan TB yang ada di fasilitas kesehatan tersebut.

2.2.3. Pelaksanaan DOTS