1. Melakukan pelatihan secara berkala bagi karyawan. 2. Membuat peraturan tata cara dengan pengawasan yang baik dan memberi
sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin. 3. Membekali karyawan dengan keterampilan menggunakan peralatan secara
benar dan cara-cara mengatasi kecelakaan kerja.
Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai–nilai disiplin bagi para karyawan yaitu:
1. Mengikuti pedoman–pedoman yang sesuai dalam bertugas. 2. Mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang ada.
3. Memiliki keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan peralatan yang ada.
4. Melaporkan dengan segera setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan pada atasan.
5. Mengingatkan antara karyawan akan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya.
6. Mengontrol secara periodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas maintenance
.
6.2.2 Penanganan Kebocoran dan Tumpahan
Ketika kebocoran atau tumpahan bahan kimia terjadi, pekerja yang tidak memakai peralatan pengaman dijauhkan dari area. Langkah-langkah yang harus
dilakukan ketika terjadi kebocoran dan tumpahan adalah OSHA US Department of Labor, 2006 :
1. Memberitahukan kepada pekerja-pekerja yang lain mengenai kebocoran atau tumpahan yang terjadi.
2. Jauhkan semua sumber panas atau sumber api dari kebocoran atau tumpahan.
3. Apabila dalam bentuk gas, hentikan laju gas yang keluar di tempat. Lubang ventilasi dibuka untuk membiarkan gas yang bocor keluar ke
udara lepas.
Universitas Sumatera Utara
4. Apabila dalam bentuk cairan, gunakan debu pemadam dengan basis natrium hidrogen karbonat bertindak sebagai inhibitor dalam reaksi kimia.
5. Tidak menyentuh bahan kimia yang tumpah tersebut, dan coba hentikan kebocoran apabila memungkinkan.
6.2.3 Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Ledakan
A. Pencegahan Bahaya Kebakaran dan Ledakan
Untuk mencegah bahaya kebakaran dan ledakan dapat dilakukan hal-hal berikut :
1. Tangki larutan NaOH harus tidak tembus cahaya. 2. Tangki larutan NaOH disimpan ditempat khusus yang aman dan dikontrol
secara teratur. Tempat penyimpanan dilengkapi dengan monitor nozzles dan sprinkler untuk menghentikan api secara otomatis.
3. Alarm dipasang di tempat-tempat strategis tertentu yang memungkinkan terjadinya kebocoran gas NaOH yaitu area proses, area penyimpanan
tangki NaOH dan laboratorium. 4. Sistem perlengkapan pipa untuk saluran udara, air, dan gas-gascairan
proses dibedakan menurut warna pipa dan letaknya tidak mengganggu karyawan.
B. Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Ledakan
Apabila terjadi kebakaran di areal pabrik, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah OSHA US Department of Labor, 2006 :
1. Kebakaran kecil dapat ditangani secara langsung dengan menggunakan debu pemadam saja.
2. Api yang melibatkan NaOH harus ditangani dari jarak semaksimal mungkin.
3. Jauhkan karyawan dari areal kebakaran. Isolasi area yang berbahaya. 4. Isolasi area seluas ½ mil dari segala arah jika tangki, atau truk tangki n-
pentana terlibat dalam kebakaran. 5. Pakaian khusus yang menutupi seluruh tubuh dan alat bantu pernafasan
harus dipakai selama penanganan kebakaran. Bahan
Universitas Sumatera Utara
BAB VII UTILITAS
Utilitas merupakan unit penunjang kelancaran suatu proses produksi pabrik. Oleh karena itu, unit-unit harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
kelangsungan operasi suatu pabrik. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pabrik Susu Kedelai Bubuk diklasifikasikan
sebagai berikut : 1. Kebutuhan Air
Kebutuhan air ini terdiri dari: Kebutuhan air proses
Kebutuhan uap steam Kebutuhan air pendingin
Air untuk berbagai kebutuhan
2. Kebutuhan Bahan Kimia untuk utilitas 3. Kebutuhan Tenaga Listrik
4. Kebutuhan Bahan Bakar 5. Unit Pengolahan Limbah
7.1 Kebutuhan Air
Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik. Kebutuhan air suatu pabrik meliputi air proses,
uap steam, air pendingin, dan air untuk berbagai kebutuhan. Kebutuhan air pada pabrik susu bubuk kedelai adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara