Hubungan Makna Sebab Hubungan Makna Akibat

kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu misalnya keterangan, subjek, atau objek dapat disebut sebagai kalimat luas bertingkat jika di antara kedua unsur itu digunakan konjungtor. Konjungtor inilah yang membedakan struktur kalimat luas bertingkat dari kalimat setara. Kalimat luas bertingkat dibentuk dari dua buah klausa, yang digabungkan menjadi satu. Biasanya dengan bantuan kata penghubung sebab, kalau, meskipun, dan sebagainya. dalam kalimat luas terdapat juga hubungan makna yang timbul sebagai pertemuan antara klausa yang satu dengan klausa yang lainnya, baik antara klausa inti dengan klausa inti, maupun antara klausa inti dengan klausa bawahan. Penggabungan dua buah klausa menjadi kalimat luas bertingkat ini memberikan makna yang, antara lain, menyatakan :

4.2.1 Hubungan Makna Sebab

Terdapat hubungan makna sebab apabila klausa bawahan menyatakan sebab atau alasan terjadinya peristiwa atau dilakukannya tindakan yang tersebut dalam klausa inti. hubungan makna ini secara jelas ditandai dengan kata penghubung sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara kaRna ’karena’ sebab ’sebab’ makE ’maka’ Klausa pertama klausa bebas sebagai induk kalimat menyatakan sesuatu peristiwa yang terjadi sebagai akibat dari terjadinya peristiwa pada klausa kedua klausa yang tidak bebas yang menjadi anak kalimat pada kalimat bertingkat itu. Contoh: 20 BanjiR seRing melanda kota kami kaRna got-got aiRnyE penoh dengan sampah dan kotoRan. ’Banjir sering melanda kota kami karena saluran- saluran airnya penuh dengan sampah dan kotoran.’ 21 HaRga jual baRang-baRang ni teRpaksE dinaikkan sebab biayE pRoduksi dan ongkos keJe jugE baEk. ’Harga jual barang-barang ini terpaksa dinaikkan sebab biaya produksi dan ongkos kerja juga baik.’ Anak kalimat dan induk kalimat pada kalimat bertingkat ini dapat dipertukarkan tempatnya. Kalau anak kalimat mendahului induk Universitas Sumatera Utara kalimat maka di muka induk kalimat dapat pula ditempatkan kata penghubung maka Contoh : 22 KaRna tak pande beRenang, make akhirnyE iE teRseret aRus. ’Karena tidak pandai berenang, maka akhirnya dia terseret arus.’

4.2.2 Hubungan Makna Akibat

Terdapat hubungan makna akibat apabila klausa bawahan menyatakan akibat dari apa yang dinyatakan pada klausa inti. secara jelas hubungan makna ini ditandai dengan kata penghubung sebagai berikut : hinggE ’hingga’ sehinggE ’sehingga’ sampE ’sampai’ sampE-sampE ’sampai-sampai’ Universitas Sumatera Utara Klausa pertama sebagai induk kalimat menyatakan terjadinya sesuatu peristiwa yang mengakibatkan terjadinya peristiwa pada klausa kedua. Contoh : 23 Tukang copet tu dipukuli oRang Ramai sampE mukEnyE babak beloR. ’Tukang copet itu dipukuli orang ramai sampai mukanya babak belur.’ 24 IE sukE sekali beRjudi hinggE haRta bendanyE abEs dan utangnyE menumpok. ’Dia suka sekali berjudi hingga harta bendanya habis dan hutangnya menumpuk.’ 25 Penumpang kRetE api tu sesak sehinggE ntok meletakkan sebelah kaki pun sukaR. ’Penumpang kereta api itu penuh sesak sehingga untuk meletakkan sebelah kaki pun sulit.’ Universitas Sumatera Utara 26 Engkou seperti Mira sajE, makan siket sampe-sampe kekasihnyE memintE bibi masak yang sedikEt sEdap nE. ’Engkau seperti Mira saja, makan sedikit sampai-sampai kekasihnya meminta bibi memasak yang sedikit enak.’

4.2.3 Hubungan Makna Syarat