Rasio Profitabilitas URAIAN TEORITIS

xxxviii 2. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 3. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

H. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas dipergunakan berhubungan dengan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri Sartono,2001:122. Kondisi kemampuan menghasilkan laba perusahaan merupakan informasi penting bagi berbagai pihak. Bagi para pekerja karyawan dan buruh merupakan gambaran besarnya kompensasi gaji-upah yang akan diterima. Sedangkan pihak pemegang saham berkepentingan guna mengetahui bagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Dengan demikian pemilik perusahaan selalu berusaha meningkatkan laba perusahaan karena disadari sangat pentingnya laba yang ingin dicapai demi kelangsungan atau masa depan perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis rasio yakni rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Dalam kaitannya dengan investasi, beberapa rasio yang dipergunakan sebagai alat ukurnya antara lain: xxxix 1. Return On Assets ROA Return On Assets ROA dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Perhitungan rasio ini menggunakan rumus Abdullah 2005:57: ROA = aktiva Total pajak dan bunga sesudah bersih Laba x 100 2. Return On Equity ROE Return On Equity ROE mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana. Hal itu juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar Walsh 2004:56. Perhitungan rasio ini menggunakan rumus: ROE = Sendiri Modal pajak dan bunga sesudah bersih Laba x 100 3. Earning per Share EPS Earning per Share EPS merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen xl yang diterima pemegang saham Darmadji 2006:195. EPS dihitung dengan rumus: EPS = beredar saham Jumlah bersih Laba 4. Basic Earning Power BEP Basic Earning Power BEP menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari aktiva perusahaan sebelum pengaruh pajak serta leverage. Hal ini sangat berguna untuk membandingkan perusahaan dengan situasi pajak yang berbeda dan tingkat leverage keuangan yang berbeda. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rasio ini hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan operating capital atau operating assets. Demikian pula laba yang diperhitungkan hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba uasah net operating income. Bagi perusahaan pada umumnya, masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah lab, karena laba yang besar saja belum menjadi ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau modal untuk menghasilkan laba tersebut. Perhitungan rasio ini menggunakan rumus Brigham Houston 2001:90: BEP = aktiva Total pajak dan bunga sebelum Laba x 100 xli

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PROPERTI

A. PT.CIPUTRA SURYA Tbk CTRS

PT.Ciputra Surya Tbk CTRS berdiri pada tanggal 1 Maret 1989 dan mulai menjadi perusahaan terbuka emiten sejak tanggal 15 Januari 1989 dengan jumlah saham yang beredar sebanyak 1.978.864.834 lembar. Ruang lingkup kegiatan perusahaan mencakup perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan penjualan kawasan perumahan real estate, perkantoran, pertokoan, pusat niaga beserta fasilitasnya. Perusahaan memulai kegiatan komersilnya sejak 1 Maret 1993. Pemegang saham terbesar dalam perusahaan ini adalah PT.Ciputra Development Tbk dengan 39,92 saham CTRS adalah milik mereka. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham, para pemegang saham menyetujui susunan dewan komisaris dan dewan direksi adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris : 1. Ciputra Cosmas Batubara Lanny Wiharjo 2. Sandra Hendharto 3. Sony Subrata Dewan Direksi : 1. Harun Hajadi 2. Budiarsa Sastrawinata 32