Tabel 4.14 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. Regression
286.785 4
71.696 9.685
.000
a
Residual 407.148
55 7.403
1 Total
693.933 59
a. Predictors: Constant, PENDIDIKAN, PENGETAHUANPAJAK, KUALITASPELAYANAN, KETEGASANSANKSI
b. Dependent Variable: MOTIVASIWAJIIBPAJAK
Berdasakan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung diperoleh sebesar 9,685 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan tentang pajak, kualitaas pelayanan pajak, ketegasan sanksi
perpajakan dan tingkat pendidikan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap motivasin wajib pajak dalam membayar pajak.
3. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t Statistik
Uji signifikansi parameter individual bertujuan untuk menginterpretasikan koefisien variabel independen. Hasil uji t dari
pengujian statistik adalah sebagai berikut:
76
Tabel 4.15 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t Statistik
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
Constant .972
5.697 .171
.865 PENGETAHUANPAJAK
.423 .167
.311 2.531
.014 KUALITASPELAYANAN
.153 .071
.233 2.139
.037 KETEGASANSANKSI
.527 .165
.394 3.199
.002 1
PENDIDIKAN .281
.853 .037
.330 .743
a. Dependent Variable: MOTIVASIWAJIIBPAJAK
Berdasarkan uji t stastistik pada tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa: a. Variabel Pengetahuan Tentang Pajak
Variabel pengetahuan tentang pajak memiliki nilai signifikan sebesar 0,014 nilai ini lebih kecil dari 0,05 0,0140,05, ini berarti
Ha1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang pajak X
1
secara signifikan berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Qomaria 2008 dan Astuti 2009. Pengetahuan tentang pajak adalah informasi yang diketahui
oleh wajib pajak tentang aturan perpajakan sehingga wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik.
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, media dan keterpaparan informasi. Jadi, apabila
seseorang memiliki pengetahuan yang luas dan salah satunya adalah pengetahuan mengenai pentingnya pajak yang digunakan negara
77
untuk membiayai rumah tangganya dan untuk keperluan public investment, maka dengan demikian semakin luas pengetahuan
seseorang, maka semakin besar pula motivasi seseorang untuk membayar pajak.
b. Variabel Kualitas Pelayanan Pajak Variabel kualitas pelayanan pajak memiliki nilai signifikan
sebesar 0,037 nilai ini lebih kecil dari 0,05 0,0370,05, ini berarti Ha2 diterima. Dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pajak
X
2
secara signifikan berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak dalm membayar pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan Purwoko
2008. Kualitas pelayanan pajak merupakan kemampuan aparatur
pajak dalam menawarkan manfaat kepada wajib pajak yang pada dasarnya tidak berwujud untuk memenuhi pengharapan dan
kebutuhan dari wajib pajak tersebut. Jadi, apabila aparatur pajak memberikan pelayanan perpajakan secara optimal kepada wajib
pajak maka dengan sendirinya motivasi wajib pajak juga semakin tinggi dalam membayar pajak.
c. Variabel Ketegasan Sanksi Perpajakan Variabel ketegasan sanksi perpajakan memiliki nilai
signifikan sebesar 0,002 nilai ini lebih kecil dari 0,05 0,0020,05, ini berarti Ha3 diterima. Dapat disimpulkan bahwa ketegasan sanksi
perpajakan X
3
secara signifikan berpengaruh terhadap motivasi
78
wajib pajak dalam membayar pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan Sartika 2008.
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peratuaran perundang-undangan perpajakan norma perpajakan
akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah preventif agar wajib
pajak tidak melanggar norma perpajakan. Jika aparatur pajak konsisten dalam melakukan penegakkan peraturan perpajakan secara
adil kepada setiap wajib pajak, maka motivasi wajib pajak akan semakin meningkat.
d. Variabel Tingkat Pendidikan Variabel ketegasan sanksi perpajakan memiliki nilai
signifikan sebesar 0,743 nilai ini lebih besar dari 0,05 0,7430,05, ini berarti Ha4 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan
X
4
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan Purwoko 2008 dan Qomaria 2008. Hal ini berarti bahwa motivasi wajib pajak tidak terlalu
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan wajib pajak tetapi lebih dipengaruhi oleh pemahaman wajib pajak mengenai aturan
perpajakan, kualitas pelayanan pajak yang diberikan dan penegakkan aturan perpajakan oleh aparat pajak. Hal ini disebabkan materi
pelajaran yang diberikan khususnya mengenai perpajakan pada
79
80 lembaga pendidikan formal kecuali untuk tingkat dan jurusan
pendidikan tertentu masih dinilai kurang sehingga tingkat pendidikan wajib pajak kurang mempengaruhi motivasi wajib pajak
dalam membayar pajak. e. Variabel yang paling dominan mempengaruhi motivasi wajib pajak
dalam membayar pajak adalah ketegasan sanksi perpajakan. Hal itu dapat dilihat dari tabel di atas bahwa variabel ketegasan sanksi
perpajakan memiliki nilai beta yang paling tinggi yaitu sebesar 0,394. Hal ini berarti bahwa motivasi wajib pajak akan semakin
tinggi dalam membayar pajak dikarenakan wajib tidak ingin mendapatkan sanksi pajak apabila mereka lalai dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari pengetahuan tentang pajak, kualitas pelayanan pajak, ketegasan sanksi
perpajakan dan tingkat pendidikan terhadap motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa:
a. Hasil pengujian pertama menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pajak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi wajib pajak
dalam membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Qomaria 2008 dan Astuti 2009.
b. Hasil pengujian kedua menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam
membayar pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan Purwoko 2008. c. Hasil pengujian ketiga menunjukkan bahwa ketegasan sanksi
perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Sartika 2008. d. Hasil pengujian keempat menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi wajib pajak
81