Penularan HIV ODHA ORANG DENGAN HIVAIDS 1. Pengertian ODHA dan HIVAIDS

2. Penularan HIV

Para ahli mengatakan bahwa HIV dapat ditularkan melalui Kalichman dalam Santrock, 2002: a. Hubungan seksual b. Pertukaran jarum suntik c. Transfusi darah d. Kontak lain secara langsung dari luka atau selaput lender dengan darah dan cairan seksual. Peneliti memasukkan teori tentang penularan HIVAIDS dikarenakan hal ini memberikan informasi kepada peneliti tentang penyebab ODHA yang merupakan pasangan dari subjek penelitian terkena HIVAIDS. 3. Reaksi Psikologis SuamiIstri yang Pasangannya ODHA Kubler-Ross dalam Santrock, 2002 mengemukakan lima tahapan reaksi psikologis dalam menghadapi kematian pada pasien-pasien terminal illness penyakit yang mengakibatkan kematian. AIDS termasuk salah satu penyakit yang mengakibatkan kematian. Tahapan reaksi psikologis tersebut, yaitu: a. Penyangkalan dan isolasi denial and isolation Seseorang menyangkal bahwa kematian benar-benar terjadi. Seseorang berkata, “Tidak, bukan saya. Ini tidak mungkin.” Ini adalah reaksi pada penyakit kematian terminal illness. Penyangkalan biasanya hanya pertahanan sementara dan akhirnya digantikan dengan meningkatnya kesadaran ketika seseorang dihadapkan dengan beberapa masalah seperti Stefani Anastasia : Kepuasan Perkawinan Pada SuamiIstri Yang Pasangannya Odha, 2008 USU Repository © 2008 pertimbangan keuangan, urusan yang belum selesai dan khawatir mengenai anggota keluarga yang masih hidup. b. Marah anger Seseorang menyadari bahwa penyangkalan tidak dapat lagi dipertahankan. Penyangkalan sering memunculkan kemarahan, kebencian, kegusaran, iri hati. Pertanyaan yang biasanya muncul pada orang yang menghadapi kematian adalah, “Mengapa saya?” pada tahap ini seseorang menjadi semakin sulit untuk dirawat karena kemarahan seringkali salah sasaran dan diproyeksikan terhadap dokter, perawat, anggota keluarga dan Tuhan. c. Tawar-menawar bargaining Seseorang mengembangkan harapan bahwa kematian dapat ditunda. Beberapa orang masuk ke dalam tawar-menawar atau negosiasi – seringkali dengan Tuhan– sambil mencoba untuk menunda kematian. Secara psikologis seseorang berkata, “Ya, saya, tetapi ….” Dalam usaha mendapatkan perpanjangan waktu untuk beberapa hari, minggu atau bulan dari kehidupan, seseorang berjanji untuk merubah kehidupan dan mendedikasikannya pada Tuhan atau melayani orang lain. d. Depresi depression Pada tahap ini, periode depresi dan kesedihan muncul. Seseorang yang menghadapi kematian menjadi pendiam, menolak pengunjung dan meluangkan banyak waktu untuk menangis atau bersedih. Perilaku ini normal pada keadaan ini dan sebenarnya adalah usaha unutk memisahkan diri dari semua objek yang disayangi. Usaha untuk menggembirakan orang Stefani Anastasia : Kepuasan Perkawinan Pada SuamiIstri Yang Pasangannya Odha, 2008 USU Repository © 2008 yang menghadapi kematian ini mengecilkan hati karena mereka butuh untuk merenungkan kematian yang akan datang. e. Penerimaan acceptance Seseorang mengembangkan rasa damai, menerima takdir. Pada tahap ini, perasaan dan rasa sakit dan fisik hilang. Kubler-Ross menjelaskan tahap kelima ini sebagai akhir dari pergumulan kematian, istirahat terakhir sebelum meninggal. Tetapi tidak semua individu mengikuti urutan yang sama. Beberapa individu berjuang hingga akhir, mencoba mati-matian untuk tetap berpegang pada hidup mereka. Mereka tidak pernah menerima datangnya kematian tersebut Santrock, 2002. Sebuah pandangan menunjukkan fakta dari beberapa pasien kematian yang mengikuti rangkaian penyesuaian dengan rapi dan terprediksi, tetapi sebagian besar emosi, dan koping seseorang seseorang berubah-ubah, dapat kembali ketahapan sebelumnya dan berlanjut ke tahapan selanjutnya. Beberapa orang melewati tahap spesifik seperti marah lebih dari masa penyesuain mereka; yang lain menjalani lebih dari satu reaksi emosi secara bersamaan dan beberapa tampaknya melewati tahapan yang melompat-lompat Reed et all, dalam Sarafino, 2006. Peneliti memasukkan teori mengenai reaksi psikologis ODHA untuk mengetahui bagaimana dampak psikologis pada ODHA dan pasangannya serta bagaimana perilaku-perilaku mereka. Gejala psikologis yang ada pada ODHA dan pasangannya juga dapat mempengaruhi kepuasan perkawinan mereka. Stefani Anastasia : Kepuasan Perkawinan Pada SuamiIstri Yang Pasangannya Odha, 2008 USU Repository © 2008

C. PARADIGMA