34
Ketentuan pembayaran pada isthisna’ adalah sebagai berikut: 1
Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau manfaat.
2 Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan.
3 Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang.
32
c. Jual Beli Mata Uang Sharf
Menurut bahasa, ash-sharf memiliki beberapa arti, yaitu kelebihan, tambahan, menolak. Adapun menurut terminologis, sharf
adalah pertukaran dua jenis barang berharga atau jual beli uang dengan uang atau disebut juga Valas. Atau jual beli antara barang sejenis
secara tunai. Atau jual beli atau pertukaran antara mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Misalnya rupiah dengan
dolar atau sebaliknya.
33
Dalam praktiknya, ada berbagai macam bentuk jual beli mata uang terutama jual beli valuta asing. Akan tetapi tidak semua bentuk
yang ada tersebut diperbolehkan menurut hukum Islam. Landasan operasional jual beli valuta asing yaitu berdasarkan keputusan Fatwa
Dewan Syari’ah Nasional MUI No.28DSN-MUIIII2002 Tentang Jual Beli Mata Uang Al-Sharf antara lain:
Pertama: Ketentuan Umum: Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:
1 Tidak untuk spekulasi untung-untungan
32
Ahmad Ifham Solihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, h. 359
33
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2010, h.94
35
2 Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga simpanan
3 Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka
nilainya harus sama dan secara tunai at-taqbudh. 4
Apabila berlainan jenis maka dilakukan dengan nilai tukar kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.
Kedua: Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing 1
Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing valas untuk penyerahan pada saat itu over the counter atau
penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu
dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional.
2 Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas
yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan
satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan
muwa’adah dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan
tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward aggreement untuk kebutuhan
yang tidak dapat dihindari lil hajah. 3
Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian
antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram karena mengandung unsur maisir spekulasi.
36
4 Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam
rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka
waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir spekulasi.
Ketiga: Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya. Ciri-ciri option adalah sebagai berikut:
1 Transaksi terjadi pada hak untuk memilih menjual atau membeli
sekuritas sehingga objeknya bukan sekuritas itu sendiri. Eksistensi objek jual beli yang sebenarnya tidak ada, karena begitu batas
waktunya jatuh tempo maka option-nya otomatis tidak ada. Islam melarang jual beli dengan adanya batas waktu yang otomatis
berakhir dengan jatuh temponya batas waktu itu. 2
Kenyataannya, transaksi jual beli ini jarang terlaksana, melainkan diselesaikan dengan perolehan pembeli atas option atau perjual atas
perbedaan harga. Jika terjadi perbedaan sehingga keuntungan diperoleh, itu bukan karena kemanfaatan barang yang dimiliki.
Islam membolehkan jual beli barang karena barang itu memang memiliki manfaat bagi pemiliknya.
3 Jenis perdagangan ini saat spekulasi dengan naiknya harga bagi
pembeli dan turunnya harga bagi penjual, sehingga apabila keuntungan terjadi, maka dapat dipastikan ada pihak yang
mengalami kerugian.
37
Berdasarkan karakteristik itu maka memperdagangkannya adalah haram. Sebab, syarat dan rukun jual beli tidak terpenuhi. Ini
dapat menjurus pada perdagangan yang taghrir, gharar, dan maysir perjudian. Namun, pemberian hak opsi atau dalam fikih disebut
syuf’ah kepada pemegang sekuritas lama diperbolehkan, bahkan wajib. Apabila opsi itu tidak digunakan oleh pemiliknya, sebaiknya
opsi itu diberikan atau dialihkan kepada orang lain atas persetujuan pemiliknya. Opsi itu boleh dialihkan untuk menghindari perbuatan
menyia-nyiakan sesuatu yang bermafaat menjadi tidak bermanfaat.
d. Jual Beli Murabahah