Pengertian Informasi Layanan Informasi Perpustakaan

26

B. Informasi

1. Pengertian Informasi

Definisi untuk informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini dan mendatang. Kosam Rimbarawa dalam bukunya Dasar-Dasar Organisasi Informasi. Mendefinisikan pengertian ilmu informasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari susunan atau kualitas informasi ilmiah dan mempelajari peraturan-peraturan atau kaidah teori, sejarah, metodologi, organisasi dokumentasi dan informasi ilmiah. Sedangkan informasi adalah sekumpulan pesan yang mengurangi ketidakpastian. 16

2. Jenis-Jenis Informasi

Pengguna informasi datang ke pusat-pusat informasi atau perpustakaan untuk mencari informasi yang dibutuhkannya. Adalah tugas para pustakawan untuk membantu mereka dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Pustakawan harus mengenal dengan baik sumber- sumber informasi, memahami jenis pengguna dan jenis-jenis informasi yang dibutuhkan dalam bidang tertentu. Adapun jenis sumber-sumber informasi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Informasi Primer Literatur Primer

Literatur Primer adalah hasil karya pengarang atau penulis yang Orisinil karangan asli. Pada waktu yang bersamaan penggunaan informasi membutuhkan pengetahuan yang luas mengenai suatu topik dengan menggunakan langsung sumber informasi primer. Contoh 16 Kosam Rimbarawa, Dasar-Dasar Organisasi Informasi Jakarta : Hakaeser, 2007, Cet. Ke-12. h. 1 27 literatur primer : laporan ekspedisi ilmiah laporan penelitian, majalah ilimiah, buku-buku lain untuk bidang khusus, skripsi, tesis, dan desertasi, artikel dalam majalah, makalah dalam seminar, Terbitan Pemerintah dan sebagainya. Semua Naskah tersebut sebenarnya ada yang diterbitkan dan ada juga yang tidak diterbitkan. Untuk naskah yang diterbitkan disebutkan Terbitan Primer. Ada juga naskah yang tidak diterbitkan, misalnya : catatan-catatan laboratorium, catatan harian, memorandum, laporan penelitian intern, notulen rapat, file dari perusahaan, dan file pribadi. 17

b. Informasi Sekunder Literatur Sekunder

Informasi ini disusun dari sumber-sumber informasi primer yang disusun dengan suatu cara tertentu. Beberapa contoh literatur sekunder dalam bentuk: 1 Majalah : yang mengulas literatur primer. 2 Indeks : mendaftarkan artikel atau buku atau karya lainnya. 3 Abstrak : memuat intisari dari suatu karya. 4 Review : tinjauan atau ulasan suatu karya. 5 Buku-buku referensi, seperti ensiklopedi, kamus, thesaurus, direktori, sumber biografi, katalog perpustakaan dan buku pegangan hand book . 6 Teksbook buku pelajaran. 17 Ibid, h. 4-5 28 7 Ada lagi tambahan yang baru saja diperkenalkan yaitu kemasan ulang informasi repackaging the information. Informasi ini campuran antara publikasi primer dan publikasi sekunder. 18

c. Informasi Tersier Literatur Tersier

Sumber informasi ke tiga tersier , dalam publikasi ini adalah untuk memudahkan peneliti atau pencari informasi baik informasi primer maupun informasi sekunder. Beberapa informasi tersier disini adalah dalam bentuk : direktori dan buku tahunan, daftar dari bibliografi, katalog induk majalah, daftar dari indeks, daftar dari majalah abstrak, petunjuk literature, daftar laporan penelitian, daftar perpustakaan dan sumber informasi. 19

3. Bentuk Jenis Sumber Informasi

a. Print Resources Sumber-sumber Tercetak

1 BukuMonograf Buku didefinisikan sebagai kumpulan dari sebuah karya tulis yang paling tidak memiliki minimal lebih dari 48 halaman yang mempunyai judul khusus tersendiri yang diikat satu ikatan yang sama dalam sebuah jilidan. Buku bisa terdiri dari satu jilidan atau volume bahkan bisa juga lebih. Sebuah buku dalam format cetakan kadang disebut dengan istilah “Monograf”. Monograf yang ada kaitannya antara satu dengan lainnya mungkin memiliki set atau series. Copy-an atau eksemplar dari sebuah buku yang dicetak 18 Ibid, h. 6 19 Ibid, h. 6 29 dari naskah atau pelat cetakan yang sama mempunyai edisi yang sama. 20 2 Buku Refrensi Buku refrensi rujukan adalah buku yang isinya disusun dan diolah dengan metode tertentu misalnya menurut abjad. Jenis buku refrensi ini biasanya digunakan sebagai tempat merujuk informasi tertentu bagian dari isi keseluruhannya. Karena itu buku jenis refrensi ini tidak untuk dibaca secara keseluruhan dari awal hingga akhir. 21 Berikut jenis-jenis koleksi perpustakaan yang termasuk bahan refrensi rujukan: kamus, ensiklopedi, buku tahunan yearbook, buku panduan handbook atau pedoman manual, direktori, almanak, bibliografi, indeks, abstrak, atlas, dokumen pemerintah, dan laporan hasil penelitian. 3 Serial Serial adalah penerbitan yang terbit secara kronologis untuk periode waktu yang tidak terbatas. Serial mencakup periodikal, surat kabar, laporan tahunan. majalah, yearbooks dan jurnal ilmiah. 22 4 Grey Literature Grey literature biasanya merujuk kepada beberapa penerbitan yang diterbitkan oleh pihak-pihak tertentu seperti 20 Ida Farida [et al.], Information Literacy Skill : Dasar Pembelajaran Seumur Hidup Jakarta : UIN Press, 2005 h. 68 21 Ibid, h. 71 22 Ibid, h. 80 30 pemerintah, akademis, bisnis dan industri baik dalam bentuk cetakan print maupun dalam bentuk elektronik, tapi penerbitannya tersebut tujuan utamanya adalah bukan untuk aktifitas bisnis dari organisasi bersangkutan. 23 Scientific grey literature terdiri dari newsletters, laporan- laporan, kertas kerja, dokumen pemerintah, bulletin, lembaran fakta, skripsi, tesis, disertasi, proseding, konferensi dan segala publikasian yang didistribusikannya secara gratis. Jadi grey literature mencakup hampir setiap aspek dari sains, yang ditujukan bagi para ilmuwan dan orang umum juga dengan ringkasan penelitian, fakta-fakta, data statistik dan data lain yang menampilkan pandangan lebih komprehensif tentang sebuah topik yang diminati.

b. Non Print Resources Sumber-sumber Non Tercetak

1 Microform Microform adalah istilah yang biasa digunakan untuk menunjukkan bahan media sumber informasi yang berisi imej data yang diperkecil. Microform yang umumnya yang diproduksi adalah dalam bentuk rol dan lembaran film. Rol film yang berukuran antara 35 mm atau 70 mm film adalah disebut Microfilm. Microfilm tersebut berisi halaman-halaman data imej foto berukuran kecil yang diturunkan ukurannya sampai dua puluh 23 Ibid, h. 81 31 kali dari ukuran aslinya. Banyak majalah dan surat kabar telah dirubah bentuk kapada film dalam microfilm karena satu rol microfilm biasanya dapat berisi satu tahun penerbitan dari majalah bulanan enam bulan penerbitan. 24 2 CD-ROM Optical discs ,khususnya dalam bentuk CD-ROMs, telah menjadi semakin penting sebagai medium untuk penyimpanan dan pendesiminasian informasi selama tahun 1990-an. CD-ROM dapat dibeli oleh pemakai dan dapat digunakan pada workstation mereka sendiri. Karena harganya yang relatif mahal maka umumnya orang umum tidak membeli secara pribadi. Karena harganya yang relatif mahal maka umumnya orang umum tidak membeli secara pribadi. Namun banyak organisasi dan perpustakaan membeli disc atau nama end-users bukan atas nama organisasi atau perpustakaan. CD-ROM yang merupakan singkatan dari “Compact Disc Read-Only Mem ory” adalah medium penyimpanan data optic yang tidak mudah hilang, menggunakan format fisik yang sama sebagaimana audio CDs. CD-ROM ini dapat dibaca pada komputer dengan menggunakan CD-ROM drive. 25 24 Ibid, h. 82 25 Ibid, h. 83 32 3 E-BOOK Electronic book e-book atau disebut buku elektronik dalam bahasa Indonesia adalah bentuk digital dari buku biasa tercetak yang membutuhkan personal computers, mobile phones, atau alat khusus untuk membacanya yang disebut ebook reader atau ebook devices. E-book adalah representasi elektronik dari sebuah buku yang biasanya diterbitkan dalam bentuk tercetak namun kali ini berbentuk digital Lee, 2004:50. Berdasarkan definisi ini dapat kita simpulkan bahwa ebook memiliki dua sifat penting, yaitu: pertama, ebook berbentuk digital. Kedua, ebook membutuhkan alat baca khusus. 4 E-JOURNAL Elektronic journal E-journal atau disebut jurnal elektronik dalam bahasa Indonesia adalah bentuk digital dari jurnal biasa. E- Journal secara sederhana dapat diartikan sebagai penyampaian informasi dan komunikasi atau jurnal secara online. E-Journal menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai suatu jurnal konvensional terbitan dan kajian secara mendalam sehingga dapat menjawab tantangan globalisasi. E-journal tidak berarti menggantikan model jurnal konvensional, tetapi memperkuat jurnal tersebut melalui pengelolaan penulis, karya tulis dan tanggapan atas karya tersebut, bahkan sampai pada tingkat mendiskusikan secara tak terbatas. 33

c. Audio Visual

1 Bagan Lembaran kertas, cardboard, atau bahan sejenisnya dimana informasi digambarkan dalam bentuk tabel, diagram, skema atau berupa gambar. 2 Peta Gambaran letak geografis dari bagian dunia serta gambaran keadaan pertanian di dunia atau dapat juga merupakan peta potensi sumber alam. 3 Realia Istilah yang diggunakan untuk objek yang sebenarnya misalnya fosil tengkorak manusia purba. 4 Foto Gambar hasil pemotretan suatu objek. 5 Film Bahan yang berbentuk lembaran tipis dan transparan, dilapisi dengan emulsi yang sangat peka terhadap cahaya. Film ada dua macam yaitu yang berwarna ada yang hitam putih. 6 Piringan Hitam Plat bundar yang permukaannya dilapisi dengan asetat yang bila diputar dengan alat pemutar player dapat menghasilkan suara. 34 7 Slide Merupakan bahan atau gambar grafis dari hasil pemotretan dengan film 35 mm yang diberi bingkai pada keempat sisinya dan dapat diproyeksikan pada layar dengan menggunakan proyektor slide. 8 Transparansi Bahan tembus cahaya yang diisi dengan gambar atau tulisan, terbuat dari asetat atau sejenisnya. 9 Rekaman video Rekaman gambar pita video yang kemudian diperlihatkan pada layar televisi. Pita video ini adalah berupa pita magnet. Suara dan gambar direkam bersama-sama dalam pita video tersebut. Gulungan pita video ditempatkan dalam kotak cassette. 10 Pita Suara Kaset Pita magnetik tempat merekam suara. Pita ini dapat berbentuk gulungan real-to-reel dan ada pula yang berbentuk kaset. Untuk mendengarkan suara yang terekam pada pita ini diperlukan alat player atau casette player. 26

4. Layanan Informasi Perpustakaan

Layanan informasi merupakan pekerjaan membantu seseorang untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Layanan harus dapat dilakukan dengan cepat, tepat waktu dan benar, sehingga aktivitas dan kreativitas petugas sangat diperlukan. 27 26 Abdul Rahman Saleh dan Janti G. Sujana, Pengantar Kepustakaan Jakarta : Agung Seto, 2009, h. 51 27 Soeatminah, Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan, Yogyakarta : Kanisius, 1992, h. 52 35 Kemajuan perpustakaan saat ini dan kedepan adalah terjadinya pergeseran atau perubahan paradigma. Paradigma lama, orang yang bertugas di perpustakaan terkesan sebagai “ penjaga buku “. Paradigma baru sekarang ini petugas atau pengelola pustakawan adalah penyedia jasa informasi. Tujuan suatu layanan adalah memuaskan peminatnya. Paling sedikit perpustakaan harus berusaha sebaik-baiknya untuk menyediakan semua koleksinya kepada mereka yang berminat untuk menggunakannya, dengan cara mengatur koleksi sebaik-baiknya, sehingga dapat dengan cepat ditemukan kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Adapun fungsi suatu layanan adalah mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang mereka minati. 28 Layanan informasi yang ada diperpustakaan adalah : a Layanan informasi referensi, yaitu layanan yang diberikan perpustakaan pada pemakai, lazimnya berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pemakai. Jawaban ini lazimnya diberikan oleh bagian rujukan atau refrens. b Layanan informasi referral, yaitu layanan perpustakaan yang diberikan kepada pengunjung, dengan menunjukkan atau merefer kepada lembaga lain. Hal ini dikerjakan karena perpustakaan tidak memiliki sarana untuk menjawab pertanyaan tersebut. c Layanan Selective Dissemination of Information SDI, yaitu penyebaran informasi kepada orang yang sudah terpilih oleh perpustakaan, karena bidang yang diminta sudah jelas. d Layanan informasi Current Awarness Services CAS, yaitu layanan perpustakaan kepada pembaca mengenai informasi yang baru datang ke perpustakaan. e Layanan informasi Current Contents CC, yaitu layanan informasi dari daftar isi majalah terbaru yang datang di perpustakaan, diseleksi berdasarkan kepentingan kelompok atau individu tertentu. 29 28 Karmidi Martoatmodjo, Pelayanan Bahan Pustaka Jakarta : Universitas Terbuka, 1999, h. 6 29 Ibid, h. 146 36 Oleh karena itu, perpustakaan harus berusaha dalam menyelenggarakan kegiatan yang membuat para pembaca merasa senang untuk datang ke perpustakaan. Perpustakaan harus berani bersusah payah mencarikan informasi yang dikehendaki oleh pembacanya walaupun harus meminjam ke perpustakaan lain. 37

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BADAN KEPEGAWAIAN

NEGARA BKN

A. Sejarah Singkat Perpustakaan Badan Kepegawaian Negara BKN

Kebutuhan akan informasi, merupakan kebutuhan utama instansi dewasa ini. Tiap instansi baik negeri maupun swasta dirasa perlu untuk membentuk suatu bagiansub bagian yang mampu mengumpulkan, mengolah, dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk kepentingan lembaga maupun perorangan di instansi terkait. Badan Kepegawaian Negara berupaya mewujudkan kebutuhan tersebut dengan membentuk sebuah sub bagian bernama Perpustakaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara atau umumnya disebut Perpustakaan BKN. Perpustakaan BKN merupakan salah satu sub bagian dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pusdiklat Kepegawaian BKN, yang merupakan salah satu unit dari Kedeputian Pembinaan Pegawai BKN. Perpustakaan BKN, diperkirakan, dibentuk sebelum bulan Mei 1991. Informasi ini diperoleh berdasarkan catatan Buku Induk Koleksi Perpustakaan yang memulai kegiatannya pada tanggal 1 Mei 1991. Semenjak tahun 1991 hingga sekarang sudah terjadi 5 kali perubahan kepemimpina di sub bagian tersebut. Berikut susunan kepemimpinan di perpustakaan BKN dari tahun 1991 sampai sekarang: