2. Latar Belakang Sejarah Sinetron
Pada dasarnya manusia dibagi kedalam tiga golongan dalam masalah membuat karya yaitu plagiative, innovative dan creative. Plagiative
adalah suatu tingkatan dimana manusia akan belajar meniru karya orang lain. Keduua innovative, dimana proses peniruan tersebut berubah menjadi
seuatu yang lebih berguna dan inovativ, tetapi masih berdasar dari karya orang lain, sedangkam creative adalah tingkatan dimana orang tersebut akan
membuat sesuatu yang benar-benar baru, belum ada yang membuat. Sejarah sinetron pertama kali di indonesia dimulai sejak orde baru,
kertiak Soeharto masih menguasi Indonesia. Saat itu banyak beredar dibioskop film-film yang mengusung tema erotis, dalam bahasa sekarang
B.F, namanya. Banyak penonton yang mayoritas laki-laki rela mengantri berjam-jam untuk menonton film tersebut. Saat itu ceritanya masih berbobot
untuk mengimbangi adegan sensual didalamnya, Namun makin kehari plot seakan tidak penting, sehingga yang diperlihatkan hanya dengan maksiat.
Insan-insan perfilman yang mengkhawatirkan efek lebih lanjut dari film-film tersebut berinisiatif untuk membuat opera sabun dan kemudian dokenal
dengan sebagai sinetron. Sinetron yang pertama dikenal adalah sinetron ’Si Doel Anak Sekolahan’ yang muncul era ’90 an. Orang-orang yang menyukai
ceritanya sehingga berangsur-angsur berpindah kepada sinteron. Era film erotis berakhir seiring waktu, Sutradara mulai kehabisan ide sehingga
mereka mulai melirik ide cerita pada gaya hidup anak-anak muda yang sedang tren saat ini. Pada akhirnya sekitar pertengahan tahun 2004, mereka
memiliki ide untuk meniru dari sinetron-sinetron luar seperti Taiwan dan
Jepang yang dianggap sebagai tambang emas baru dalam dunia persinetronan.
Selama ini sinetron adalah komoditas utama bagi acara TV swasta, kalau dulu namanya opeera sabun, lalu berubah menjadi seperti apa yang
suadah kita dengar. Sementara pernah diplesetkan menjadi setantron. Sebagaimanapun nama yang disodorkan, beberapa puluh persen dunia
persinetronan pernah mendapat angin buruk dari kenerja buruk yang mereka hasilkan, misalnya saja kasus plagiatisme yang mentang -mentang tidak
mendapat pengawasan khusus dari komisi penyiaran Indonesia, langsung meniru beberapa judul drama buatan negara lain. Khalayaknya manusia gila
harta, pastinya mereka hanya mau mencari keuntungan sementara dari apa yang mereka kerjakan. Tidak perlu sejelek apapun sinetron yang mereka
buat, ujung-ujungnya duit, hal ini pernah terefleksi secara nyata ketika sebuah sinetron yang hanya dibuat untuk mengejar rekor MURI secara tidak
langsung ini adalah penghinaan untuk dunia seni.
3. Unsur- unsur dan Jenis-jenis Sinetron