Profil Desa Wonocolo Pertambangan minyak rakyat pespektif hukum ekonomi Islam dan hukum positif (studi kasus di ds Wonocolo Kec. Kedewan Kab. Bojongoro Prov. Jawa Timur

BAB III PERTAMBANGAN MINYAK RAKYAT DESA WONOCOLO

A. Profil Desa Wonocolo

1- Profil Desa Wonocolo adalah salah satu desa dari kecamatan Kedewan. Secara geografis nyaris terletak di perbatasan antara profinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah, namun tercatat sebagai bagian dari wilayah Jawa Timur. Wilayah perbukitan yang mendominasi Wonocolo, tidak membuat desa ini mempunyai hawa dingin, seperti daerah Puncak, Bogor. Mungkin dikarenakan area hutan di sekelilingnya yang sudah hampir gundul, tinggal pepohon kecil-kecil yang belum lama direboisasi. Sebelah timur Wonocolo berbatasan dengan desa Banyu Urip, sebelah selatan berbatasan dengan desa Ngantru, sebelah barat berbatasan dengan desa Kedewan, dan sebelah utara berbatasan dengan desa Kali Gede. Luas wilayah desa Wonocolo ± 140,00 km 2 . Dihuni oleh 460 kepala keluarga, atau 1913 jiwa. 77 Wonocolo pernah menjadi pusat kegiatan penambangan minyak oleh Belanda, sehingga tidak heran jika di sekitar desa ini banyak sekali peninggalan bangunan-bangunan kuno yang digunakan oleh Belanda untuk mengatur kegiatan penambangan. Di sana kita akan menemui rumah-rumah tua 77 Wawancara pribadi dengan Bpk. Jasmin, Kepala desa Wonocolo pada 11 November 2010 di Wonocolo. yang sudah tidak dihuni, namun masih berdiri kokoh meskipun banyak kerusakan diatapnya, seperti gudang-gudang kosong, rumah-rumah pekerja, atau tempat persinggahan bagi menir-menir belanda, bahkan terdapat bekas kolam renang kuno yang konon sering digunakan oleh Para nyonya Belanda. Dan sekarang tempat-tempat tersebut dimiliki oleh PT. Pertamina. 2- Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Warga desa Wonocolo mayoritas beragama Islam. 90 warganya bekerja dibidang penambangan. Baik yang resmi bekerja pada PT. Pertamina maupun menambang sendiri sumur-sumur peninggalan Belanda secara bergotong royong. Seorang pekerja yang tidak memiliki sumur mampu mendapatkan upah sekitar Rp. 50.000,- dari hasil upah mengilang minyak atau menimba sumur, yang ia kerjakan dengan mesin bekas mobil yang didongkrakkan. Pada sumur-sumur yang masih besar cadangan minyaknya, seorang pekerja dapat memperoleh upah hingga Rp. 100.000 dari hasil mengilang minyak saja, terutama setelah tahun 2006. 78 Secara ekonomi, sejak 2006 warga desa Wonocolo mulai megalami peningkatan. Setelah PT. Pertamina membiarkan warga Wonocolo mengilang minyak hasil sumur-sumur mereka, warga setempat mendapatkan hasil yang begitu besar dari penambangan minyak ini. Bisa dibayangkan jika sebuah sumur yang dikelola oleh 11 orang seperti sumur W.06, dalam seminggu dapat 78 Ibid. menghasilkan 13 drum, setiap drum dapat dijual dengan Rp. 750.000, setelah disuling. Untuk ukuran orang desa, uang sejumlah itu sudah cukup besar. Sehingga tidak heran jika beberapa tahun terakhir ini gaya hidup warga Wonocolo, sudah berubah. Hampir setiap pemuda di desa tersebut dapat membeli sepeda motor dengan mudah, walaupun terkadang masih tinggal di rumah-rumah yang sangat sederhana. Namun yang disayangkan adalah gaya hidup yang lebih menonjolkan penampilan luar tersebut. Disamping itu banyak pemuda desa Wonocolo yang terjebak pada sikap hidup berfoya-foya. 79

B. Pertambangan Rakyat Desa Wonocolo