11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi dan Ruang Lingkup Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah
Dalam Ensiklopedia H ukum Islam disebutkan bahwa : “Asuransi adalah
transaksi perjanjian antara dua belah pihak, pihak pertama berkewajiban membayar iuran dan pihak lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada
pembayar iuran, jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.
1
Pengertian asuransi syariah dalam pengertian mu’amalah adalah saling memikul resiko di antara sesama manusia sehingga antara satu dengan yang lain
menjadi penanggung atas resiko yang lainnya, saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing
mengeluarkan dana yang dtujukan untuk menanggung resiko tersebut.
2
Para ulama juga mengatakan bahwa sistem asuransi adalah sebuah sistem ta’awun dan tadhamun yang bertujuan untuk menutupi kerugian, peristiwa-peristiwa
atau musibah. Tugas ini dibagikan kepada sekelompok tertanggung dengan cara
1
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta, lehtiar baru Van Hoeve, 1996, h. 138
2
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1997, cet ke-1, h. 99
memberikan santunan kepada orang yang tertimpa musibah. Santunan tersebut diambil dari kumpulan dana kebajikan.
Asuransi syariah bertujuan agar suatu masyarakat hidup berdasarkan asas saling tolong menolong dan menjamin dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.
Dengan demikian asuransi dilihat dari segi teori dan sistem tanpa melihat sarana atau cara-cara kerja dalam merealisasikan sistem dan mempraktekkan teorinya
sangat relevan dengan tujuan umum syariah dan diserukan oleh dalil-dalil. Dikatakan demikian karena asuransi dalam arti tersebut adalah sebuah gabungan menghilangkan
atau meringankan kerugian yang tertimpa sebagian mereka.
3
Dewan Syariah Nasional MUI dalam fatwa DSN No.21DSNMUIIII2002 tentang pedoman umum asuransi syariah mendefinisikan usaha saling tolong
menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk tabarru ’
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
4
Oleh sebab itu premi pada asuransi syariah adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas biaya, tabungan dan
tabarru’. Akad yang sesuai dengan syariah adalah akad yang tidak mengandung unsur
gharar, maisir, dan riba. Dalam asuransi syariah dikenal dua jenis akad, yakni : yang pertama adalah akad tijarah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan
3
Muhammad Syakir Sula, FIIS, Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta, Gema Insani, 2004, h. 29
4
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 21 DSN-MUIX2001, Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, Dewan Syariah Nasional MUI,2001