Sejarah Berdirinya Bumiputera Syariah
Yogyakarta. Pada tahun 1921 dan pada tahun 1958 kantor pusatnya dipindahkan ke Jakarta.
Dari Wisma Bumiputera yang berlantai 21 di JL. Jend. Sudirman Jakarta, manajemen perusahaan mengatur usaha perusahaan diseluruh Indonesia dan
melakukan hubungan Internasional dengan mitra usaha di Negara lain seperti Jepang, Swiss, dan Fhilipina.
3
Sekitar 2900 karyawan dan 22.400 agen tersebar di 605 kantor yang strategis terdapat diseluruh tanah air yang melayani 9 juta lebih pemegang polis
atau peserta AJB Bumiputera 1912 dan masyarakat umum. Berdirinya Asuransi ini, pada mulanya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan para anggota Persatoean Goeroe-Goeroe Hindia Belanda PGHB, yang diprakarsai tiga orang guru anggota PGHB, yaitu Ngabei Dwidjosemojo, Mas Karto
Hadi Soebroto, dan Mas Adimidjojo, didirikan perkumpulan asuransi jiwa dengan nama Onderlinge Levensverzekering Maatscappij Persatoean Goeroe-Goeroe Hindia
Belanda yang disingkat OLMIJ PGHB pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang, dengan Akta Notaris De Hondt. Namanya kemudian berubah menjadi Olmij Boemi
Poetera yang dalam perkembangannya kemudian berganti menjadi Asuransi Jiwa Bersama BUMIPUTERA 1912.
3
Ibid, h. 4
Filosofis berdirinya Bumiputera adalah untuk menanggulangi resiko kerugian financial yang dihadapi oleh para anggota. Unit bisnis asuransi syariah Bumiputera
secara resmi terbentuk sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 268KM.62002 tanggal 7 November 2002 dalam bentuk Divisi usaha Asuransi
Jiwa Syariah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21DSN-MUIX2001, tanggal 17 0ktober 2001.
Dalam rangka menjaga kemurnian pelaksanaan prinsip-prinsip syariah, maka berdasarkan Keputusan Direksi No. SK 14DIR2002, tanggal 11 November 2002
dibentuk Divisi Asuransi Syariah dan Kantor Divisi Asuransi Syariah Jakarta. Pada awal pembentukan, Divisi Asuransi Syariah memiliki sarana dan
prasarana sumber daya manusia, perkantoran dan sistem yang sangat terbatas. Namun demikian Divisi Asuransi Syariah telah memulai operasinya, ditandai dengan
dilimpahkannya pengelolaan Asuransi Kumpulan Perjalanan Haji dari Divisi Askum pada bulan Januari 2003, dan selanjutnya diluncurkannya Produk Asuransi
Perorangan Syariah Mitra Mabrur dan Mitra Iqra pada pertengahan April 2003, dan Mitra Sakinah pada awal tahun 2004.
Sampai saat ini perkembangan Divisi Syariah Bumiputera begitu pesat, sehingga pada tahun ini berani menargetkan meraih premi pertama berkisar 237
Miliar. Hal itu diungkapkan Munawir Hasbullah, Kepala Divisi Syariah Award 2006. Penghargaan sebagai asuransi jiwa syariah terbaik yang diterima Bumiputera ini
diserahkan langsung oleh Ketua Asosiasi Asuransi Syariah M. Syakir Sula kepada Munawir. Syariah Award 2006, merupakan penganugerahan penghargaan kepada
asuransi syariah terbaik di Indonesia yang pertama kali diselenggarakan oleh majalah Investor. Acara berlangsung pada 9 Oktober 2006 di Four Seasons Hotel Jakarta.
Latar Belakang Berdirinya Divisi Syariah, antara lain: 1.
Potensi pasar yang relatif cukup besar. 2.
Jaringan distribusi AJB Bumiputera 1912 yang luas diseluruh wilayah Indonesia.
3. Jumlah Penduduk Indonesia yang sebagian besar beragama Islam.
4. Penerapan prinsip ekonomi yang berbasis syariah saat ini dijadikan alternatif
sistem bisnis, karena diharapkan lebih adil dan lebih tahan terhadap krisis. 5.
Asuransi syariah bersifat universal, melampaui batas-batas Negara, kultur, dan agama.
6. Pasar asuransi syariah yang berhasil digarap saat ini relatif masih sangat
sedikit dibandingkan potensi pasarnya, begitu juga dengan perusahaan pesaingnya.