Penyembuhan lesi periradikuler TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Penyembuhan lesi periradikuler

Regenerasi adalah suatu proses digantikannya jaringan periradikuler yang telah berubah dengan jaringan asli secara sempurna dan dengan arsitektur dan fungsi seperti semula. Sedangkan perbaikan atau reparasi adalah suatu proses digantikannya jaringan yang telah berubah tetapi tidak pulih kembali seperti struktur sediakala. Pemeriksaan histologi menunjukkan bahwa proses penyembuhan lesi periradikuler a b c d Gambar 1. a Pada lapangan pandang ini terlihat kumpulan leukosit polimorfonukleus. Sel-sel ini memiliki nukleous berlobus banyak. b. Limfosit panah merah, sel plasma panah kuning memiliki nukelus yang eksentris dan sitoplasma yang basofilik. c Makrofag tanda panah adalah sel yang lebih besar dan sering terlihat mengandung material, dikenal juga dengan istilah foamy cytoplasma. d Eosinofil tanda panah dengan granul eosinofilik yang jelas dan nukleus berlobus dua. Juga terlihat sel plasma dan limfosit 30 Universitas Sumatera Utara setelah perawatan saluran akar adalah suatu reparasi dan bukan suatu regenerasi jaringan periradikuler. Inflamasi dan penyembuhan membentuk suatu proses yang sebagai respon terhadap cedera. Inflamasi mendominasi tahap awal setelah cedera, yang kemudian beralih ke penyembuhan setelah respon awal mereda. 29 Urutan kejadian yang mengarah pada resolusi lesi periradikuler belum pernah dipelajari secara mendalam. Berdasarkan pada proses reparasi tempat bekas ekstraksi yang pada jaringan lain mungkin tidak persis sama, respons inflamasi akan menurun sedangkan sel-sel pembentuk jaringan fibroblas dan sel endotel akan meningkat setelah penyebabnya dihilangkan. Kemudian organisasi dan maturasi jaringan mulai aktif. Tulang yang telah di resorpsi mulai diisi oleh tulang baru, dentin dan sementum yang teresorpsi direparasi oleh sementum seluler. Pemeriksaan histologi dari lesi periradikuler yang sedang mengalami tahap penyembuhan, menunjukkan adanya deposisi sementum, peningkatan vaskularisasi, dan aktivitas fibroblas dan osteoblas. Pada beberapa lesi terlihat bahwa tidak semua struktur pulih kembali seperti sediakala. Terlihat adanya variasi dalam pola tulang atau serabut yang berbeda. Hal ini bisa terlihat dalam gambaran radiografi, terlihat melebarnya lamina dura atau berubahnya konfigurasi tulang. 29 Tahap terpenting dalam proses pemulihan jaringan yang mengalami inflamasi adalah pembentukan jaringan granulasi. Secara histologis jaringan granulasi ditandai dengan proliferasi pembuluh darah baru neovaskularisasi dan fibroblas. 15 Rekrutmen dan stimulasi fibroblas dikendalikan oleh banyak faktor pertumbuhan, meliputi platelet-derived growth factor PDGF, basic fibroblast growth factor bFGF, dan transforming growth factor-beta TGF- β, sitokin interleukin 1 dan Universitas Sumatera Utara tumor necrosis factor TNF yang disekresikan oleh leukosit dan fibroblas. Secara khusus makrofag merupakan unsur sel yang penting pada pembentukan jaringan granulasi. Selain membersihkan debris ekstraseluler dan fibrin pada tempat jejas, makrofag juga mengelaborasi suatu penjamu mediator yang menginduksi proliferasi fibroblas dan produksi matriks ekstraseluler ECM. Sintesis kolagen oleh fibroblas dimulai sejak awal proses penyembuhan hari ke-3 hingga ke-5 dan berlanjut selama beberapa minggu tergantung pada luas penyembuhan. Pada daerah radang juga terdapat sel mast, dan dengan lingkungan kemotaksis yang sesuai limfosit dapat muncul. Tiap-tiap sel ini dapat turut berperan langsung ataupun tidak langsung terhadap proliferasi dan aktivasi fibroblas. 24 Pembentukan pembuluh darah baru akan membantu mempercepat proses regenerasi sel dan normalisasi jaringan. Pembentukan neovaskularisasi berfungsi untuk menyuplai vitamin, mineral, glukosa, dan asam amino ke fibroblas untuk memaksimalkan pembentukan kolagen serta membebaskan jaringan dari nekrosis, benda asing, dan infeksi sehingga mempercepat penyembuhan radang. 21 Beberapa faktor yang menginduksi neovaskularisasi adalah basic epithelial growth factor bFGF dan vascular endothelial growth factor VEGF. 24 Universitas Sumatera Utara

2.4 Buah lerak Sapindus rarak DC