Proses Terjadinya Kelelahan Kelelahan Kerja

Gejala-gejala yang termasuk kelompok 1 menunjukkan pelemahan kegiatan, kelompok 2 menunjukkan pelemahan motivasi dan kelompok 3 menunjukkan kelelahan fisik akibat psikologis. Untuk mengurangi tingkat kelelahan maka harus sikap kerja statis harus dihindari dan diupayakan sikap kerja yang lebih dinamis. Hal ini dapat dilakukan dengan merubah sikap kerja yang statis menjadi sikap kerja yang lebih bervariasi atau dinamis, sehingga sirkulasi darah dan oksigen dapat berjalan normal ke seluruh anggota tubuh. Sedangkan untuk menilai tingkat kelelahan seseorang dapat dilakukan pengukuran kelelahan secara tidak langsung baik secara objektif maupun subjektif.

3.6.1. Proses Terjadinya Kelelahan

Selama tubuh melakukan pekerjaan yang berat maka tubuh akan berkompetisi dengan melakukan proses yang berlangsung amat cepat, akibatnya tubuh dapat kekurangan oksigen. Pada saat inin glikogen akan dirombak atau dipergunakan sebagai energi melalui proses yang bersifat anaeorobicglikolisis yang berakhir dengan pembentukkan asam laktat. Akan tetapi bila telah cukup istirahat berarti juga tubuh mendapat cukup oksigen, maka hati dapat mengubah kembali asam laktat menjadi glikogen glikogen hati, peristiwa ini disebut proses glikoneogenesis dan selanjutnya bila perlu dapat terjdi proses glikogenolisis yaitu glikogen dapat diubah menjadi glukosa bebas yang beredar dalam darah. Keseluruhan proses yang sifatnya bolak-balik reversible tersebut disebut siklus Cori. Andaikan Universitas Sumatera Utara perubahan yang sifatnya reversible ini terhambat karena tubuh tidak menerima cukup oksigen, maka akan terjadi penumpukkan asam laktat dalam otot yang menyebabkan terjadinya kelelahan otot, keadaan ini disebut fatique rigor otot karena terjadinya proses aksidifikasi keasaman oleh asam laktat. 3.6.2. Langkah-langkah Mengatasi Kelelahan Adapun beberapa langkah untuk mengatasi kelelahan adalah sebagai berikut : 1. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh. 2. Bekerja dengan menggunakan metode kerja yang baik, misalnya bekerja dengan menggunakan prinsip ekonomi gerakan. 3. Memperhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga tidak melebihi pemasukannya dengan memperhatikan batasan-batasan. 4. Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus dilakukan pengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat dan sarana-sarananya, masa libur, rekreasi, dan lain-lain. 5. Mengatur lingkungan fisik sebaik-baiknya, seperti temperatur, kelembaban, warna, sirkulasi udara, kebisingan, dan lain-lain. 6. Berusaha mengurangi monotoni dan ketegangan akibat kerja, misalnya dengan menggunakan warna dan dekorasi ruangan kerja, menyediakan musik, olahraga, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Konsumsi Oksigen Jika 1 liter oksigen dikonsumsikan oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan energi dari oksigen sebesar 4,8 Kkal. Pengertian 1 Kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 liter air dari tubuh 14,5 C. Pada orang yang bekerja berat menurut Astrand yang dikutip Eko Nurmianto 1998 bahwa kerja berat akan menyebabkan kekurangan oksigen oxygen debt setelah 5 menit aktivitas berlangsung. Jika bekerja terus –menerus, maka terjadi akumulasi oxygen debt yang selanjutnya terjadi metabolisme aneorobik. Akumulasi kekurangan oksigen karena digunakan selama kerja akan diterima dipulihkan kembali ketika beristirahat yang selanjutnya tubuh akan menjadi segar kembali. Selain denyut nadi dan kebutuhan energi dalam perancangan sistem kerja juga perlu diperkirakan jumlah kebutuhan oksigen yang dapat dihitung dengan rumus: Konsumsi Oksigen =     +       − 5 , 1 , 5 75 x X Dimana : X = Kecepatan denyut nadi Total Metabolisme Total Metabolism Salah satu proses yang paling penting dalam badan manusia ialah berubahnya energi kimia dari makanan menjadi panas dan tenaga mekanik. Makanan dipecah di dalam usus menjadi senyawa kimia sederhana sehingga dapat Universitas Sumatera Utara diserap oleh dinding alat pencerna sampai ke aliran darah. Bagian besar dari pecahan makanan lalu diangkut ke hati untuk disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen, dan jika dibutuhkan lalu dilepaskan ke dalam aliran darah sebagian besar dalam bentuk senyawa gula. Gambar 3.2 Proses Metabolisme Tubuh Segenap perubahan yang menyangkut bahan makanan itu disebut ” metabolisme ”. Oleh proses metabolik itulah energi dihasilkan dan dipakai untuk kerja mekanis melalui sarana kimiawi di dalam otot. Sedangkan yang dimaksud metabolisme basal adalah konsumsi energi secara konstan pada saat istirahat dengan perut dalam keadaan kosong, yang mana tergantung pada ukuran berat badan dan jenis kelamin. Universitas Sumatera Utara

3.9. Energi